17

317 32 5
                                    

Kondisi Chanhee memburuk setiap harinya. Wajahnya tak lagi terawat serta pakaiannya pun juga hanya seadanya saja. Tidak ada lagi kehidupan mewah, penculikan Hyunjae ternyata sangat berdampak pada kehidupan Chanhee yang dilanda stress nyaris tiap memikirkan keadaan sang musisi.

Setiap pasang kamera kini tak lepas menyorotinya hingga mengepung kediamannya bersama Hyunjae. Untung saja Chanhee mempunyai sahabat yang meskipun bersekutu dengan mereka, ia justru tetap memihaknya dengan membiarkan lelaki itu untuk tinggal sementara waktu bersamanya hingga para wartawan mulai bosan dan memutuskan untuk menyudahi pengintaian mereka.

Secangkir kopi dijulurkan ke hadapan wajahnya yang tengah semerawut. Chanhee hanya melirik sekilas dan tak memberikan respon apa-apa sehingga Changmin berangsur menaruhnya ke atas meja sesudah menghembuskan nafas pelan.

"Kau tidak tahu jika mengonsumsi kopi secara terus-menerus akan berdampak buruk pada kesehatan?" sungut Chanhee tanpa menolehkan kepalanya. "Sial, sejak tinggal di sini membuatku sangat membenci kopi."

Changmin bergidik. "Kupikir kau cukup mengerti jika tugasku hanya menulis artikel tentang gosip selebriti. Bukan ranahku untuk mencari tahu perihal tumbuh-tumbuhan."

"Kau tidak akan menanyaiku soal Hyunjae demi kepentingan karirmu sebagai jurnalis, bukan?" Chanhee mendelik sesaat melihat Changmin yang hanya bergumam sembari mengulum bibirnya cukup lama. "Sempat ingin, tapi kurasa aku masih punya hati nurani dan melihatmu kacau seperti ini membuatku urung melakukannya. Memangnya kau mau?"

Chanhee hanya meresponnya dengan gelengan singkat. Dia tak ingin karena dia tidak tahu. Hyunjae sama sekali tak memberinya kabar lagi usai hari itu, maka tak heran Chanhee jadi ragu. Andai dia memberitahu ke media ramai jika Hyunjae baik-baik saja, bukankah itu sama saja Chanhee membunuh karir lelaki itu begitu saja?

Hyunjae mungkin tak keberatan, namun Chanhee, ia masih menginginkan lelaki itu agar tetap melanjutkan passion-nya dibidang musik. Chanhee sungguh tak ingin membuat Hyunjae mendapat cemoohan akibat peristiwa yang dikira mereka sebagai tragedi, justru tak lain adalah kelalaian Chanhee itu sendiri hingga membuat Hyunjae melarikan diri seperti ini.

"Kau tahu? Ini semua kesalahanku." Changmin mengangkat kedua alisnya kala mendengar suara lemah Chanhee. "Seandainya aku memberikan Hyunjae istirahat, dia tak akan kabur.  Aku terlalu keras padanya dan lupa jika Hyunjae juga butuh rehat sejenak dari rutinitasnya sebagai violinist. Dia sering mengeluh lelah, tapi yang kulakukan hanya menutup telinga dan memaksanya untuk melanjutkan semua agenda."

Keheningan melanda sesaat di antara mereka berdua. Changmin tak ingin langsung mengiyakan pengakuan Chanhee tersebut. Dia tak tahu perihal kehidupan keduanya dan tentu saja itu yang membuatnya terhambat ketika ingin memberikan pendapat.

"Hanya itu yang kau pikirkan sekarang?" Changmin lantas kembali mendengus. "Lebih baik kau memikirkan tentang alasan apa yang akan kau berikan dihadapan para wartawan ketika Hyunjae pulang nanti. Bukannya justru menyalahkan tentang apa yang terjadi di masa lalu. Kau pikir dengan itu akan membuatmu bisa memperbaiki keadaan?"

"Hyunjae mungkin akan lebih senang mendengarmu cukup lancar berbicara dihadapan para wartawan nanti ketika ia sudah kembali dan dengan kau yang berusaha mengkonfirmasi tentang berita penculikan palsu itu. Atau mungkin kau akan dengan gamblang menyebutkan jika Hyunjae bukan korban dan membuatnya menjadi bahan gunjingan karena berhasil membohongi publik? Secara tidak langsung, kau juga akan membuatnya masuk penjara."

"Percayalah, ini semua bukan kesalahanmu. Jadilah seperti Choi Chanhee yang kukenal dan berhenti bertingkah seperti pecundang yang hanya bisa berputus asa saja. Seperti Lee Hyunjae, aku juga benci mendengarmu berkeluh-kesah tanpa melakukan apa-apa. Hyunjae membutuhkan manajernya untuk menolongnya, bukan bertingkah seperti fans yang hanya bisa menangisinya."

.
[Tbc]
.

Enigma +Milju  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang