10

631 124 13
                                    

"Kau menemukan sesuatu?"

Chanhee menghentikan langkahnya. Memberi tatapan penuh tanya kepada Younghoon yang sudah menunggunya entah untuk berapa lama sembari sedikit merokok. Pria dengan topi baret bermotif kotak-kotak tersebut kemudian menaruh batang rokok yang tadi ia apit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas asbak yang ada di atas meja.

Pemandangan beberapa anggota polisi yang berlalu-lalang disekitar mereka terabaikan. Atensi Chanhee sepenuhnya teralihkan kepada sosok Younghoon yang hanya tersenyum seakan menyembunyikan sesuatu dibaliknya.

"Kenapa diam saja?" protes Chanhee dengan bibir yang mencebik ke bawah. "Jika kau tidak punya hal penting untuk diobrolkan denganku, setidaknya jangan memanggilku pukul dua pagi. Kau benar-benar mengganggu!" ungkapnya dengan perasaan kesal.

Perhatian Chanhee teralihkan ke sebuah ponsel milik Younghoon yang diarahkan tepat di depan wajahnya, "Dia yang menculik Hyunjae," ujar Younghoon, yakin.

Salah satu alisnya perlahan terangkat ke atas, "Lalu? Apa dengan kita tau wajahnya, lokasi Hyunjae bisa ditemukan?" tanyanya menelisik.

"Setidaknya kita bisa memecahkan satu kepingan puzzle diantara kepingan lainnya."

Younghoon membenarkan letak kacamata bulat yang turun dari hidungnya. Lantas kembali menatap penuh atensi ke arah sosok Chanhee yang sepertinya berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan menghela nafas berat.

"Aku sudah memerintahkan kepolisian agar melacak lokasi keberadaan Lee Juyeon sekarang," ungkap Younghoon sembari menopang tangannya di atas bahu sempit kepunyaan Chanhee. "Kita hanya menunggu waktu sampai lokasi ditemukan dan kau akan kembali bertemu dengan Hyunjae."

Tawa kecil terdengar oleh Chanhee. Younghoon nampak mengulas senyum miring, begitu mencurigakan di mata Chanhee.

"Dengan begitu kita bisa memberlangsungkan perjanjian yang telah kita sepakati."

Chanhee lupa tentang hal itu. Entah bagaimana caranya menyampaikan tentang hal itu kepada Hyunjae nanti. Sedangkan orang yang terlibat perjanjian yang menyangkut dirinya tersebut sama sekali tidak terlibat dalam kesepakatan yang mereka berdua sepakati. Tanpa adanya persetujuan Hyunjae sama sekali.

.
[Enigma]
.

Ruangan kosong dengan penerangan minim adalah satu-satunya objek yang menemani Hyunjae saat ini. Juyeon memutuskan untuk pergi dan menguncinya di ruangan berbau khas semen yang sekarang bisa disebut sebagai tempat tinggal barunya.

Pikiran untuk melarikan diri sama sekali tidak terlintas di kepalanya. Meskipun ada banyak sekali peluang yang bisa ia manfaatkan untuk melarikan diri, tetapi Hyunjae jujur dia lebih betah berada disini ketimbang menghadapi sorotan cahaya dari flash kamera yang kerap mengganggunya dimanapun ia berada.

Dari cerita Juyeon, Hyunjae bisa simpulkan jika Juyeon ternyata hanyalah anak yang sejak kecil mendapat perlakuan tidak adil dari orang tuanya karena tidak sama dengan sang Kakak.

Dia adalah wujud dari keegoisan orang tuanya sendiri. Mereka menghendaki Juyeon menjadi sempurna, sesempurna seorang Lee Jaehyun yang kini ikut menemaninya di ruangan sempit nan pengap ini.

"Seharusnya dia membunuh orang tuanya, bukan saudaranya sendiri," gumam Hyunjae sembari menyentuh dinding tempat Jaehyun di semen hidup-hidup oleh adiknya sendiri. "Apa orang tua kalian tau jika kesempurnaan itu tidak ada?"

Seakan saling berhadapan dengan sosok Jaehyun yang tak kasat mata. Hyunjae memasang wajah mencemoohnya. Mengasihani seorang Lee Jaehyun yang ikut menatap tajam ke arahnya.

"Kesempurnaan yang kau miliki  tidak dapat menyelamatkanmu dari maut, bukan? Betapa sia-sianya hidupmu sekarang. Orang tua yang dulu membanggakanmu pun tidak tau sama sekali tentang kematianmu yang disebabkan oleh adikmu sendiri. Mereka tidak peduli. Di mata mereka, kau hanya boneka hidup yang hadir sebagai alat untuk berbangga diri. Kau sama sekali tidak berarti bagi mereka."

Kedua obsidian gelap tersebut saling beradu. Seakan ingin menunjukkan siapa yang paling unggul diantara mereka berdua. Satu-satunya hal yang membedakannya hanyalah bagaimana gerak bibir mereka sekarang. Hyunjae terlalu sinis untuk Jaehyun yang hanya menggunakan matanya sebagai alat untuk merespon segala bentuk penghinaan yang Hyunjae lontarkan kepadanya.

"Juyeon benar, kau tidak pantas untuk hidup."

.
[Tbc]
.

Enigma +Milju  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang