Kali kedua bangun dari pingsannya, Juyeon merasa tubuhnya sedikit terasa lebih baik. Tak ada lagi kesan perih maupun sakit dan hanya sedikit yang tersisa. Perlahan dibukanya keseluruhan matanya. Mencari tahu akan apa yang segera dilihatnya, akan tetapi justru yang ia temukan hanya sosok Younghoon yang sedang berdiri di samping pintu dengan kepala yang ia sandarkan di sana.
"Berterima kasihlah kepada sanderamu," ucap Younghoon. "Dia yang mengobati lukamu."
Juyeon tak lantas merespon itu. Sejujurnya, ia tidaklah peduli akan siapa dan mengapa. Tak begitu penting baginya untuk tahu. Satu-satunya yang dia pikirkan sekarang adalah apa yang selanjutnya akan terjadi kepada dirinya kelak.
Pilihannya hanya dua, antara dibunuh oleh Hyunjae atau di bui atas perintah Younghoon. Tak ada yang bisa dikatakan sebagai pilihan terbaik. Pada dasarnya, dia sudah dipermalukan oleh keduanya. Juyeon tak tahu lagi akan ke mana takdir membawa nasibnya.
Younghoon mengernyitkan keningnya, melihat Juyeon yang hanya diam sambil tertunduk lesu seperti itu adalah hal yang cukup asing dipenglihatannya. Selain fakta jika Hyunjae sudah berhasil memutarbalikkan posisi pelaku menjadi korban, dia juga keheranan akan perilaku Juyeon yang sepertinya lelah mengikuti skenario.
Pria tersebut perlahan mengubah posisi awalnya menjadi berjalan mendekati Juyeon. Sembari mendengus pelan, ia kemudian memposisikan dirinya untuk berjongkok di depan Juyeon.
"Apa yang kau inginkan sekarang?"
Pertanyaan itu tentu saja mengejutkan Juyeon. Entah apa yang Younghoon rencanakan, Juyeon tak tahu. Dia sudah cukup letih menjalani ini dan mulai putus asa hingga tanpa sadar menggantungkan harapan kepada Younghoon.
"Kumohon ... sudahi ini," pintanya lemah.
Sekujur tubuhnya nampak bergetar sekarang. Tidak tahu itu adalah wujud ketakutannya atau justru ia sedang menunjukkan kesedihannya. Younghoon tak begitu mengerti tentang apa yang sebenarnya sedang Juyeon tunjukkan kepadanya.
"Kau ingin ikut bersamaku? Lalu, bagaimana dengan dendammu?" Younghoon kembali memberikan pertanyaan sulit. Sementara Juyeon, ia meresponnya dengan anggukkan kepala. Ia ingin segera mengakhiri ini semua dan agaknya Younghoon satu-satunya orang yang bisa membantunya.
Tapi, Younghoon dengan cepat menggelengkan kepalanya. Menolak permintaan Juyeon dengan seringai tipisnya. "Aku rasa kau lupa akan intinya."
"Hyunjae adalah Jaehyun, ingat?"
.
[Enigma]
.Hyunjae baru saja kembali dari minimarket. Ia berniat ingin memberikan Juyeon makanan lantaran lelaki itu sedari kemarin tak makan sama sekali akibat terlalu lama pingsan. Younghoon agaknya sudah pergi karena hanya Juyeon yang berada sendirian di sini. Untunglah, sudah sejak lama dia menginginkan pria tersebut agar pergi.
"Juyeon, lihat! Aku membelikanmu minuman dan juga makanan. Kau pasti lapar, ayo, kita makan bersama," ajaknya dengan tangan yang naik ke atas, memamerkan sekantung penuh makanan yang tadi dibelinya.
Tapi, entah apa alasannya, Juyeon tak juga memberikan respon apa-apa dan hanya menundukkan kepala hingga Hyunjae tak dapat menatap langsung ke arah matanya akibat poni Juyeon yang sudah sangat panjang itu.
Hyunjae semakin mengambil langkah mendekat. Ingin memastikan jika Juyeon masih pingsan atau tidaknya. Matanya memicing sesaat ketika mendengar suara aneh yang tiba-tiba terdengar setiap ia memangkas jarak di antara mereka.
Agaknya kepekaannya berkurang hari ini. Hyunjae langsung memuntahkan darah sedemikian banyak dari mulutnya ketika sebilah belati sudah terhunus ke arah perutnya. Pikirannya berkecamuk tentang sosok yang menikamnya, kini tengah tersenyum miring ke arahnya.
Bagaimana bisa Juyeon melepaskan diri dari jerat tali yang membelenggunya selama ini?
"Titip salamku untuk Jaehyun," bisiknya, sebelum pada akhirnya Hyunjae jatuh bersimbah darah di depan kakinya.
"Aku ingin membatalkan kesepakatan itu."
Chanhee menatapnya begitu tajam kali ini. Seakan ingin menyelidiki akan maksud dari pernyataan Younghoon yang sangat tiba-tiba tersebut. "Apa?"
"Aku akan mengembalikan Hyunjae secepatnya," ujarnya lagi. Kemudian, memutuskan berdiri guna mengambil langkah untuk pergi. Tetapi, tertahan oleh Chanhee yang meraih salah satu lengannya.
"Katakan apa maksud ucapanmu tadi, sialan!"
Younghoon kembali menebar senyum tipis kepadanya. Matanya bergulir dan terarah kepada seekor kucing yang tengah menjilati badannya.
"Aku lebih suka mainanku yang baru."
.
[Tbc]
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma +Milju
Fanfiction#1 - juyeon (29/8/2024) The safest place is the most dangerous place. [Lee Hyunjae - Lee Juyeon]