Pukulan serta injakan kaki pada tubuhnya sudah menjadi sebuah hal yang biasa terjadi, bahkan ketika ia tidak melakukan kesalahan. Lee Juyeon kerap kali mendapatkan perlakuan tidak adil dari sang Ayah dan menjadi tontonan gratis bagi Ibu dan saudaranya yang dengan santainya menikmati acara makan malam mereka sembari memberi seluruh atensinya pada sosok Juyeon yang kini hampir tidak bisa lagi berdiri.
Tubuh ringkihnya terjatuh begitu saja. Hampir tidak kuasa menahan banyaknya penganiayaan oleh sang Ayah yang sepertinya sedang dibawah pengaruh minuman alkohol. Rokok yang sedari tadi ada di dalam mulutnya, ia arahkan ke bahu telanjang Juyeon. Empunya sontak meringis merasakan luka bakar baru tercipta ketika luka bakar yang lama mulai memudar.
Sama sekali tidak ada yang peduli dengan bagaimana rasa sakit itu menjelma menjadi sebuah tangisan tak bersua. Juyeon jelas mengharapkan belas kasihan untuk kali ini saja, namun ketiga orang gila yang menyangga status sebagai keluarganya itu tentunya sudah kehilangan rasa belas kasih.
Mereka bahkan tersenyum melihat Juyeon yang tersiksa. Perlahan semua itu menjadi hal yang lumrah terjadi. Juyeon dijadikan objek untuk dianiaya ketika mereka punya masalah di luar.
Apa mereka tidak cukup membuat Juyeon kehilangan masa depannya sekarang?
Sudah hampir seumur hidupnya Juyeon mendapati perlakukan tidak sepantasnya seperti ini. Bahkan jika ditelisik lebih jauh, sang asisten rumah tangga yang bahkan sudah bekerja jauh sebelum saudaranya dan ia lahir ke dunia, Juyeon yang baru lahir pernah ingin ditenggelamkan di dalam air, tetapi berhasil diselamatkan oleh sang asisten rumah tangga tersebut.
Juyeon tidak tau ingin bersyukur atau malah menyalahkan takdir yang menolak untuk membuatnya mati disaat itu juga. Bukan kemauan Juyeon untuk lahir dari rahim seorang wanita tanpa hati seperti Ibunya ini.
Surai hitam legamnya kemudian ditarik hingga kepalanya langsung mendongak. Juyeon memberi ekspresi datar sementara air mata terus mengalir membanjiri pipi gembilnya.
Kali ini sasaran tangan kasar itu mengarah pada dagunya. Pria itu memaksa agar Juyeon menatap ke arahnya dengan menekan kuat ujung dagunya.
Derai air mata kembali turun lebih banyak ketimbang sebelumnya. Juyeon tau kemana hal ini akan mengarah.
Ia berusaha menepis tangan itu menjauh dari dagunya sendiri namun yang ia dapat adalah sebuah tamparan yang melesat kencang di pipi kanannya. Telinganya sontak mengeluarkan dengungan sementara pipinya terasa panas dan perlahan bau anyir memasuki rongga hidungnya akibat darah yang keluar dari ujung bibirnya yang pecah.
Pria itu menatapnya penuh benci. Kemudian, tanpa menunggu waktu yang lama, lantas membawa Juyeon ikut bersamanya ke dalam kamar ia dan istrinya.
Juyeon berteriak histeris. Berupaya meminta belas kasih kepada sang Ibu dan sang Kakak, namun nihil. Keduanya enggan untuk beranjak menolongnya. Bahkan sang Ibu nampak tidak begitu peduli padahal ia tau suaminya akan melecehkan anaknya sendiri setelah ini.
Titik perhatiannya tertuju kepada sosok Lee Jaehyun yang sedari tadi masih menatapnya dalam kebisuan. Lagi-lagi wajah memohonnya diacuhkan.
Jaehyun juga tidak ragu untuk mengeluarkan sebuah senyuman ke arahnya. Seakan memberikan sebuah ucapan berupa, "Kau memang pantas diperlakukan seperti itu oleh Ayah."
Detik itu juga, bersamaan dengan masuknya ia ke dalam kamar bersama Ayahnya, hati kecilnya tertoreh sebuah luka mendalam yang perlahan berubah menjadi amarah. Menjelma menjadi sebuah dendam yang sulit untuk dihindarkan keberadaannya.
Mengapa bukan Jaehyun yang mendapat perlakuan seperti ini? Mengapa harus Juyeon? Apa hanya karena tidak tumbuh menjadi sosok yang diharapkan, Juyeon harus mendapat berbagai macam bentuk siksaan sejak ia kecil dari kedua orang tuanya sendiri?
Apa memang takdir sengaja membuatnya hidup lebih lama agar bisa memberi balasan kepada mereka sebelum mereka mendapat balasan yang jauh lebih setimpal nanti setelah ketiganya mati?
"Lee Jaehyun."
Bukan kedua orang tuanya. Juyeon memilih untuk menargetkan Jaehyun agar ia tau bagaimana rasanya menjadi dirinya selama ini.
.
[Tbc]
.kalau judul pake [.] berarti flashback, ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma +Milju
Fanfiction#1 - juyeon (29/8/2024) The safest place is the most dangerous place. [Lee Hyunjae ✗ Lee Juyeon]