"Pa! ga mungkin kita dijodohkan, apalagi kita udah menikah dengan pria dan wanita yang kita cintai! ga mungkin kita harus dijodohkan!" Seorang Pria muda bermarga Jeon itu menggebrak meja tepat didepan ayah serta teman dari ayahnya.
Hal tersebut cukup membuat kelima orang lainnya terkejut.
"Tapi ini sudah menjadi perjanjian, ini adalah sebuah hutang besar bagi keluarga Jeon, perjanjian orang tua kami, kakek kalian!" Pria paruh baya yang diserang pria tadi angkat suara dengan meninggikan suaranya.
"Tapi ga bisa gitu juga pa!" Pria itu mengepal sembari menatap tajam kepada ayahnya.
"Kenapa ga papa yang dijodohkan?!" Lanjutnya emosi penuh amarah.
"Ada alasan lain yang ga bisa kita jelaskan" Papanya tersebut mengatakannya tanpa ekspresi.
"Iya Ayah, kita ga mungkin bisa dijodohkan" Suara lembut si wanita ikut mendukung si Pria tadi, dengan memegang tangan suaminya yang duduk menunduk merasa bersalah.
"Lalu, apa kalian punya jalan keluar lain?" Ayah sang wanita dengan tenang, sembari menyeruput secangkir kopi bertanya, berbeda sekali dengan Ayah si orang Korea tersebut.
Keempat orang dihadapan mereka terdiam, tak ada yang bisa keempat orang itu pikirkan selain membantah dengan ucapan.
Kemudian, Istri dari pria yang berteriak tadi mulai menatap sang suami yang dilahap emosi.
"Bagaimana kalau begini saja pa, paman" Suara lembutnya membuat semua orang menoleh menatapnya.
"Perjodohan akan tetap berlangsung, tapi bukan kami yang akan melakukannya" Perkataannya membuat yang lainnya mengernyitkan halis, tak luput pasangan China disampingnya juga ikut bingung dengan ucapan lembutnya.
"Suatu saat nanti, kita akan punya anak dan ketika mereka sudah dewasa kita bisa menjodohkannya" usul tersebut membuat suami serta pasangan China disebelahnya tersenyum penuh makna bahagia.
"Ya ayah!, itu bisa terjadi, bukankah dalam sebuah perjanjian perjodohan bisa kita turunkan hingga generasi ketiga?, kalau ayah generasi pertama, maka anak anak kita akan menjadi keputusan terakhir!" sekarang seorang pria China diantara wanitanya dan pria emosi tadi angkat bicara yang sedari awal pergemuan menunduk, mulai berbicara membela sang teman dan istrinya.
Kedua pasangan tersebut saling tersenyum bahagia, mereka tidak jadi dijodohkan pikirnya, namun senyuman tersebut tak sampai kepada kedua pria paruh baya dihadapan keempatnya.
Dengan datar mereka saling menatap anak anak mereka.
"Apa kalian bisa melakukannya? ini persoalan hutang yang besar, kalau kalian gagal menjodohkannya, ada hal lain yang harus kalian bayar..." Papa Jeon menatap keempatnya yang mulai gugup.
"Kami yakin pa" Pria China itu berdiri menghampiri lelaki yang duduk bersama istrinya disamping kanannya.
"Kami akan melunasi hutangnya dengan perjodohan anak anak kami apapun yang terjadi" pria China itu dan pria Jeon saling berjabatan tangan disambut senyum lega masing masing istri mereka dan anggukan ayah dan papa mereka yang tampaknya terpaksa menyetujui perjanjian baru tersebut.
HAI GUYSS!! HEPI BANGET JEN MEMPUBLISH PROLOG AHAHAHAH, INI BARU PROLOG LOH YA, KEDEPANNYA MOHON DUKUNGAN DAN SUPPORTNYA YA!
JANGAN LUPA!!!! LIKE & KOMENNYA BIAR JEN MAKIN RAJIN NULIS DAN UPDATE OKEY?!
TBH, JEN GREGET BANGET NULISNYA AHAHAH PENGEN LANGSUNG KONFLIK.
100 VIEWER = LANGSUNG UPDATE DEHH
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance I Wonwoo Side I
Romance"GA! Kenapa Ibu sama Ayah jadi ngatur hidup Wonwoo sih?" -Wonwoo Tentang seorang Jeon Wonwoo yang menolak Perjodohan secara mati matian, dia tidak ingin orang tuanya ikut andil mengambil alih hak atas hati Wonwoo... Alert! BXB