Halo?

206 21 2
                                    

TIDAK SEMUDAH ITU UNTUK TAMAT.....

Hari hari terus berlanjut, semuanya tampak begitu sepi bagi Wonwoo, dia kini terdaftar sebagai mahasiswa Kedokteran dikampus ternama.

Dia masuk kesana, karena orang tua jun mengatakan kalau Jun juga masuk keuniversitas yang sama.

Bisa saja Wonwoo mendapatkan yang lebih tinggi atau yang lebih terkenal. Tapi Wonwoo memilih untuk tetap bersama bahagianya, mengikuti hatinya.......

"Nomor 17" Wonwoo melihat kecatatan dalam Handphonenya. dan menggusur sebuah Koper dilengkapi dengan ransel dipundaknya.

"13, 14, 15" Wonwoo membaca setiap pintu yang bertuliskan angka tersebut setiap kali dia melewatinya. Dia naik kelantai 2 untuk melanjutkan menghitungnya. 

Kawasan lorong sangat ramai dengan orang orang yang mencari letak kamarnya, tempat itu menjadi sangat berisik dan tidak teratur. dan tentunya Wonwoo benci hal yang berisik.

"16 dan 17" Akhirnya Wonwoo beserta kopernya berhenti tepat didepan kamar bernomor 17, sebuah kamar asrama yang akan dia tinggali selama 4 tahun kedepan. Wonwoo mengetuk terlebih dahulu, memastikan apakah sudah ada orang atau belum.

"Masuk!" sebuah suara menyuruhnya untuk masuk, pintu tidak dikunci..

Wonwoo membukanya dan mendapati seseorang yang tinggi membelakanginya, tempat itu cukup sempit, hanya ada 2 tempat tidur yang berdampingan dan 2 buah meja belajar ditengah, disampingnya terdapat pintu kamar mandi juga lemari disetiap kasur. 

Kasurnya ukuran single bed yang kecil, ditengah tengah antara single bed adalah jalan kecil untuk menuju jendela dan meja belajar. keadannya benar benar berbeda dengan kamar pribadi Wonwoo dirumahnya.

Wonwoo tidak ingin berada di asrama, tapi rumah sudah terlalu muak!

"Halo?" pria tadi berbalik badan dan memiringkan kepalanya mendapati senyum cerah Wonwoo.

Pria tersebut sangat terkejut melihatnya, dia bahkan membelalakkan matanya tak percaya.

"Wonwon?" suaranya menatap Wonwoo keatas dan kebawah.

"Kamu.. kenapa ada disini?" laki laki itu masih memasang wajah tidak percaya. dia ragu jika itu adalah sebuah takdir.

Wonwoo kemudian menunjukkan kunci kamar nomor 17 yang sama dengan miliknya.

wajahnya yang asam pahit namun terlihat secercah manis disana, seperti permen cupacup lemon yang asam namun menyisakan manis diakhir.

"Kita satu kamar Jun" Senyum smirk Wonwoo berhasil membuat Jun memalingkan wajah dengan wajahnya yang memerah.

"Gimana bisaa" Jun bertanya tanya, toh memang seharusnya Wonwoo ahh bahkan Jun kehabisan kata kata.

Sudah sangat lama sekali Wonwoo tak bertemu dengan Jun, hampir 1 tahun, rasanya kembali canggung. Bukan tanpa alasan kenapa mereka tidak bertemu, toh Wonwoo sangat ingin bertemu dengan Jun, tapi orang tua Jun melarangnya untuk bertemu dengan Jun dahulu, karena Jun benar benar ingin fokus dengan universitas impiannya.

Dan mereka berpikir kalau Wonwoo hadir, itu akan merusak segalanya, dan mereka akhirnya membayar kesabaran Wonwoo dengan menjadi teman satu kamar Jun.

"Aku tau kamu masuk kesini" Wonwoo tersenyum lagi sembari melangkah menuju kasurnya yang bersebrangan dengan Jun. Dia meletakkan barang barangnya dan membukanya untuk dibereskan.

Jun masih membeku ditempatnya, dia masih tak percaya Wonwoo berada disini, bersamanya, satu kamar. Perlu digaris bawahi JUN DAN WONWOO BERBAGI KAMAR.

Apa yang mungkin dipikirkan oleh Jun? tentunya Wonwoo bertanya tanya, namun memilih diam dan membereskan barang barangnya meski kadang matanya menatap Jun yang masih membeku.

The Last Chance I Wonwoo Side ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang