Pagi itu merupakan pagi terberat bagi Wonwoo, sebuah pagi yang berkecamuk dan emosional, dia merasa bodoh dan sakit secara bersamaan. sebuah tembok ego pecah menjadi tembok kebodohan.
Pagi itu......
Wonwoo terbangun dari tidurnya, mengecheck handphonenya dan menatap sebuah kontak yang sepi, bahkan chat terakhir dikirim sekitar 4 bulan yang lalu.....
Wonwoo membuang handphonenya kesamping, lalu dirinya menjatuhkan diri keatas kasur dan menutup matanya merasa sangat tidak damai..
Bzzttttt bzztttt
Suara dari getaran ponsel membuatnya semakin lelah dan berdecak kesal.
~Joshua Hong~
Sebuah nama muncul dilayarnya, membuat dia semakin berkecamuk dan bahkan ragu untuk mengangkatnya.
"Halo?" Suara Wonwoo untuk orang yang berada disebrang.
"Jadi gimana semalem?" Suara dari Kak Shua menanyakan sesuatu mengenai tadi malam?
"Gagal.." Wonwoo mengatakannya dengan kesal dan malas.
"Dia nolak kamu?" Joshua menanyakannya dengan sedikit berteriak memekakkan telinga Wonwoo.
"No, tapi semuanya ga berjalan baik dari awal..." Wonwoo menceritakan kejadian tadi malam kepada Kakaknya yang tercinta.
"Ahhhh, coba kamu tanya dia hari ini, atau setidaknya bicara dulu ke cewek itu. Ungkapin kalau kamu juga ga ingin perjodohan itu, dan akhirnya kalian akan berkompetisi secara adil tanpa beban buat ngedapetin dia" Lagi lagi Joshua memberikan jalan keluar seperti kemarin.....
Wonwoo merasa hal tersebut merupakan sebuah hal yang berat. Toh dia masih sulit menerima hatinya, bahkan dia belum mengungkapkannya kepada orang itu, kini dia harus mengaku kepada orang lain? yang benar saja!
Wonwoo hanya bergumam tak ingin memperpanjang perdebatan seperti biasa. Hingga akhirnya panggilan berakhir, Wonwoo hanya memberikan gumaman sebagai sebuah respon.
Kembali lagi, dia kini masih berbaring diatas kasurnya. Wonwoo tidak ingin beranjak dari kasur, dia ingin membolos dan menghindari segalanya yang menyudutkan dirinya.
Dia kembali berpikir bagaimana bisa seorang Jun membuat dia uring uringan tidak dapat fokus selama ini.
Tokkk tokk tokk
Pintu kamar Wonwoo bersuara.
"Kak! Ayah nyuruh kakak buat turun" suara Bohyuk terdengar setelah Wonwoo mendiamkannya cukup lama.
Bagus, Wonwoo sudah merasakan sesuatu yang tidak benar saat ini, dia merasakan sesuatu paksaan dan amarah dari luar kamarnya. Dia bahkan bisa mengetahuinya hanya dengan suara Bohyuk yang sedikit bergetar.
Wonwoo tak ingin membuat orang tuanya menunggu, dia hanya beranjak lalu turun mengikuti langkah boohyuk yang sudah berada dibawah bersama kedua orang tuanya yang memasang wajah tidak enak menatapnya.
Wonwoo menghampiri mereka dengan merangkul tas ranselnya dibelakang tubuhnya itu.
Plak!
Sebuah tamparan yang panas dan menyakitkan melayang kerah wajah Wonwoo, membuat sebuah tanda bekas merah dipipinya.
"Kamu ga akan bisa membatalkan perjodohan ini. jadi, kamu buat dia yang melakukannya! dasar anak berengsek!" Suara ayah dengan intonasi kesal setelah menapar Wonwoo yang masih terdiam dihadapannya.
Wonwoo tak mengerti apa yang terjadi, dia bahkan tidak pernah mengatakan apaun kepada gadis itu, atau dia bahkan tidak pernah berbicara..... Ahhh sekarang Wonwoo mengerti, dia tidak akan mundur untuk Jun, jadi dia memilih maju..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Chance I Wonwoo Side I
Romance"GA! Kenapa Ibu sama Ayah jadi ngatur hidup Wonwoo sih?" -Wonwoo Tentang seorang Jeon Wonwoo yang menolak Perjodohan secara mati matian, dia tidak ingin orang tuanya ikut andil mengambil alih hak atas hati Wonwoo... Alert! BXB