Ungkapan yang sejujurnya

139 19 2
                                    

Hati Wonwoo semakin tidak karuan setelah sadar kalau Mingyu mengundang jun untuk ikut belajar bersama.

Bagaimana kalau mata mereka bertemu?, bagaimana kalau Wonwoo melakukan hal konyol? bagaimana kalau... 

Semua pertanyaan dan kemungkinan membuat Wonwoo terus merasa gelisah, dia membolak balikkan buku, matanya sudah  tak fokus dan kakinya terus mnghentakkan diri kelantai dengan cepat.

Hingga, itu semua berhenti ketika sebuah rombongan memasukki cafe.

Seungkwan, Dokeyom, bahkan Hansol ada disana.

"Wehh, siapa ini?" Kak Sejeong menatap seorang bule disana.

"Ini namanya Hansol kak, temen sekelas seungkwan, katanya dia pengen ikut belajar bareng" Seungkwan berbicara kepada grup tersebut disambut senyuman dari setiap orang kecuali Wonwoo tentunya. dia masih merasa gelisah karena ternyata Mingyu dan Jun tidak berada disana.

SEbenarnya sungguh aneh, Wonwoo tahu dia gugup karena mungkin Jun akan ikut belajar bersama, tapi ketika dia tidak melihat keberadaan Jun, dia justru semakin gugup dan gelisah.

"Si Kiming kemana?" Seorang laki laki berwajah lembut bak malaikat dan berambut pirang panjang yang diikat bertanya.

"Hmmmm... inget kak Jun kan?" Seungkwan menjelaskan.

"Yang anak baru disekolah kalian itu? kenapa?" Seorang lagi yang lebih tua bertanya sembari menyeruput minuman milik Hoshi.

"Iya, kan tadi, kak Jun tuh mau ikutan belajar bareng gitu kan... tapi ternyata dia bilang mau balik aja, katanya ada keperluan mendadak gitu, jadi kak Mingyu nganterin kak Jun dulu dehh" Seungkwan menjelaskan kejadian apa yang terjadi sebelumnya, hal tersebuttentunya didengar oleh Wonwoo, bahkan dia saat ini menatap Seungkwan dengan intens.

"Ohhh, yaudah lain kali aja ketemu sama Junnya" Sejeong membuka menu dan bersiap memesan.

"Yahh, padahal gue penasaran sama si Jun ini" sekali lagi Seungcheol merasa tidak semangat karena tidak dapat bertemu dengan anak bernama Junhui tersebut.

Pada saat itu Wonwoo merasakan kegelisahan yang tadi pagi sempat hilang, dia merasa cemas dan takut akan terjadi sesuatu. Wonwoo bahkan saat ini tidak bisa fokus dengan 1 huruf pun dibukunya, tiba tiba buku tersebut jadi sulit diterjemahkan dan dibaca oleh Wonwoo..

Dia sudah lama berusaha fokus dan membuang semua pikiran yang mengganggunya, tapi semakin dia berusaha semakin gelisah hatinya.

Sejeong yang melihatnya merasa ada yang salah dengan adiknya yang satu itu, tak biasanya Wonwoo yang datar kesulitan dengan sebuah buku, dia bahkan terlihat seperti orang bodoh dengan membolak balikkan buku tanpa makna.

"Won, lagi sakit?" dia menempelkan tangannya dikening Wonwoo, hal tersebut mengejutkan Wonwoo yang tengah fokus terhadap ketidak fokusannya.

Mata Wonwoo membelalak, dia baru sadar kalau orang orang memperhatikannya. hal tersebut membuat Wonwoo semakin resah. 

Hati Wonwoo terasa enuh dengan sebuah hal yang menurutnya sebuah omong kosong, kenapa dia harus peduli? kenapa dia bisa terpengaruh? entahlah!, yang jelas hatinya yang penuh mempengaruhi kerja otaknya menjadi lambat.

Woozi dan Hoshi tau betul alasan yang mendasari tingkah Wonwoo yang aneh itu, mereka menatap Wonwoo dengan intens untuk memberikan arahan kepadanya lewat tatapan mata. Namun, sayang meskipun mata Wonwoo menangkap kode itu, dia tak dapat menerjemahkan tatapan mereka, karena saat ini Wonwoo benar benar dalam keadaan pusing dan gelisah.

"Eungg hmmm... Wonwoo pulang duluan, takutnya bunda nyariin" Wonwoo tak tahu harus bagaimana, jadi dia memutuskan untuk pergi, daripada masalahnya diketahui oleh yang lain, dia bisa malu! seorang remaja laki laki menyukainya! bagaimana itu bukan sebuah masalah bagi Wonwoo?!

Alasan konyol itu hanya terlintas sekali, dan itu terlontar karena Wonwoo bodoh sekali lagi tidak daat berpikir 100%

Woozi mengusap wajahnya kasar ketika Wonwoo mengatakan alasan yang tak pernah dia katakan sebelumnya, menurut Woozi alasan tersebut akan meimbulkan tanda tanya yang besar... tapi....

"Ohh belom izin?"

"Tumbenan!"

"Yaudah sono lu pulang!, nanti disemprot bapak lu"

SEMUA ORANG PERCAYA DENGAN ALASAN ITU.....

Saat itulah Woozi semakin yakin kenaa teman temannya masih jomblo! tidak ada yang peka sama sekali, sekali lagi Woozi mengusap wajahnya kasar.

"Won!, ungkapin yang sejujurnya!" hoshi berteriak kepada Wonwoo membuat yang lainnya menata Hoshi terkejut, begitupula dengan Woozi yang langsung menatap sang kekasih dengan mata yang membulat sempurna.

Kembali lagi kepada Wonwoo yang mengendarai mobilnya penuh tanya dan gelisah, kesempatan kesempatan kosong dikepalanya dipenuhi dengan kata 'Jun suka Wonwoo' Wonwoo benar benar tak bisa menafsirkannya.

Wonwoo berjalan cukup ragu, mengambil setiap langkah maju, kemudian kembali lagi, lalu melangkah maju, lalu kembali hingga beberapa kali. Pada akhirnya dia memilih mengetuk layar ponselnya, menemukan sebuah nama kemudian memanggilnya..

"....." Bunyi dering handhpone membuatnya semakin merasa aneh.

"Halo?"  Sebuah suara lembut dari lawan bicara membuat Wonwoo menghembuskan napas dalamnya.

"Halo? aku mau tanya..." Suara berat Wonwoo membelah sebuah tempat sepi.

"Apa yang harus aku lakuin?" Hanya suara Wonwoo yang terdengar, layarspeaker tak diaktifkan oleh Wonwoo, dia tak ingin ada yang mengupingnya.

"Ohh.. ga bisa?" Lagi, suara Wonwoo kini menurun terdengar kecewa. Dia terdiam sangat lama mendengar lawan bicaranya selesai hingga mencaai titik di kalimatnya.

"Oke.. maaf udah ganggu"Wonwoo semakin lesu dan terdiam cukup lama, kini dia merasa sangat tertekan, dia merasa harinya benar benar hancur.

Wonwoo tahu perjodohan akan sangat sulit ditolak, toh sekali lagi harus aku ingatkan kalau Wonwoo benar benar menyayangi orang tuanya dengan caranya sendiri. dia tak bisa menolak, tapi hatinya terus menampik perasaan kepada orang lain.

Setelah menutup telpon genggamnya, dia langsung bergegas untuk melanjutkan langkahnya memasuki sebuah bangunan, dia yakin setelah mendapatkan sebuah jawaban...

Tokk... Tokk tokkkk

Cklekkk....

"Wonn...??" suara itu,... suara yang sangat Wonwoo sukai, suara lembut dan ringan yang bisa membuat Wonwoo tersenyum cukup lebar.

"Jun..." Wonwoo terengah engah dengan wajah datarnya yang seperti bias.

Perlu diingatkan Wonwoo pergi menuju apartemen Jun dengan mengebut...

"Kamu ngapain kesini?" Jun dengan suara yang menurun selaras dengan bibirnya yang ragu untuk naik menampilkan pesonanya.

"Aku mau mengungkapkan yang sejujurnya......" Wonwoo mendekati Jun, semakin dekat Wonwoo, semakin memerah wajah Jun dibuatnya...

Hingga akhirnya tubuh mereka hanya berjarak sekitar beberapa inchi.....

Dan.....

.....




"..."





"Eh..?" 

The Last Chance I Wonwoo Side ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang