Tamu tak Diundang

140 20 1
                                    

19.30

Shua, Bohyuk dan Wonwoo berjalan jalan dijalanan setelah pergi dari restoran dan tempat perbelanjaan, mereka tampak menikmati waktu yang sangat berharga itu. Diluar itu semua, hanya Bohyuk dan Shua yang merasa waktunya benar benar sempurna.

Sedangkan satu penumpang lainnya tampak tak sesenang dan sebahagia yang lainnya.

"Hahahahaha, iya kaan?? kata aku juga temen temen aku tuh aneh aneh" Suara tawa yang memenuhi mobil tersebut keluar dari mulut Bohyuk yang tak habis bercerita dari A sampai AZ

Wonwoo yang seharusnya terusik terus sibuk dengan ponsel dan lamunannya, dia bahkan tak memberikan respon meski dengan senyuman atau tatapan.

"Wahhh parahh, berarti temen kamu itu suka? dan terus ngasih roti itu? meskipun ditolak berkali kali?" dengan mata yang masih terpajang untuk jalanan Shua berusaha menanggapinya

"Iya, ga tau siapa yang mulai trend aneh ini, tapi hampir semua orang ngelakuin itu. awalnya sih gara gara si cewek China itu" Bohyuk menambahkan, menghiraukan kakaknya yang masih asik sendiri, jadi dia menghabiskan waktunya yang sempurna dengan kakaknya yang lain.

Bohyuk tau, jika kakak Tsunderenya tidak akan bisa diajak berdiskusi atau tertawa jika wajahnya sudah menjadi kusut seperti benang layangan itu.

Mobil berhenti tepat didepan rumah mereka. 

Wonwoo, Shua dan Bohyuk terkejut melihat seseorang duduk ditangga balkon rumah, dia bersender pada tiang rumah sembari menutup mata, dia bahkan masih mengenakan seragam sekolah. 

"Loh? itu bukannya temen kamu yang tadi?" suara Shua membuat Wonwoo berpaling dari jendela, dia melihat kearah rumah hanya karena Shua mengatakan kata temen kamu yang tadi.

Disana ada seorang laki laki dengan seragam yang sama dengan Bohyuk dan Wonwoo, duduk bersender kepada tiang rumah dengan mata yang tertutup damai, dilihat dari posisi yang seperti itu sudah jelas kalau tidurnya tidak nyenyak.

"Jun? Jun?" Wonwoo mengguncang lembut tubuh pria ramping dihadapannya, tubuhnya terguncang membuat dirinya membuka mata untuk mencari tahu apa yang terjadi.

"Ehh Wonwoo, maaf aku harusnya pulang aja" Kenaifannya membuat semua orang disana terlihat cemas, bahkan Wonwoo kini merasa bersalah. SEorang Wonwoo merasa bersalah..... kapan dia belajar dengan perasaan seperti itu?

"Jun, kamu ada disini sejak kapan?" raut wajah sang penanya tak luput dengan wajah khhawatir, toh pasti dia menunggu sedari pulang sekolah.

"Kenapa kalian ada diluar? kalian baru pulang?" sebuah suara menyela Wonwoo dan membuat semua yang ada disana terdiam menelan ludah.

"Ayah.." Gumaman kecil adik Wonwoo melihat kedua orang tuanya pulang.

Sekedar informasi, ayah dan ibu Wonwoo pergi sejak 3 hari yang lalu, entah kemana tapi mereka yakin kalau Ayah dan ibu akan pulang besok atau lusa jadi itulah kenapa mereka pergi keluar rumah tanpa izin.

"Kak Shua yang ngajak!" tanpa basa basi dan alasan Bohyuk langsung membebankan tanggung jawab kepada yang tertua, bahkan yang dituduh pun masih dengan wajah Shocknya langsung menatap Bohyuk.

"Ahh gini om, tante emmm gimana ya" Penjelasan yang berusaha keluar dari mulut Shua tertahan karena tatapan mengintimidasi dari tante dan omnya, membuat nyalinya ciut.

"Ehh ada tamu?" Ibu Jeon tiba tiba bersuara lembut dan hangat ketika melihat Jun yang membeku dihadapan Wonwoo.

Ayah Jeon menatap Jun yang terlihat masih mengenakan seragam sekolah juga.

"Ahh iya om, tante, kalau gitu saya pamit pulang dulu" Jun hendak pamit dan meninggalkan kediaman keluarga Jeon.

"Jun, maaf udah buat kamu nunggu" Suara Wonwoo lirih namun terdengar oleh ibu dan ayah Wonwoo.

The Last Chance I Wonwoo Side ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang