BAB 2

19.6K 2.2K 78
                                    

Carissa POV.

Aku keluar dari kamarku. Kamarku terletak di ujung lorong istana yang tidak ada orang-orang berlalu lalang.

Aku bersyukur karena kamarku terletak di tempat yang tidak ada orangnya. Dengan ini tidak ada yang mengawasiku.

Aku bebas beraktivitas sesukaku. Karena kalau aku membuat kekacauan pun Kaisar tidak peduli.

Kakiku mulai membawaku menelusuri lorong-lorong yang sepi. Benar-benar sepi. Aku tidak tau bagaimana suasana di sini saat malam hari, pasti sangat menyeramkan.

Kali ini, di mana tempat tujuanku? Awalnya aku ingin melihat situasi yang sedang terjadi selama aku mendekam di kamar berhari-hari. Tapi sepertinya tidak ada yang perlu ku khawatirkan.

Ah, tapi aku juga tidak ingin bertemu dengan Kaisar apalagi anak-anaknya yang super menyebalkan itu.

Setelah aku menelusuri lorong-lorong yang sepi itu, tibalah aku di taman yang banyak bunga mawarnya. Bunga mawar merah yang terdapat beberapa duri di tangkainya.

Jujur saja, aku masih belum bisa menyesuaikan diriku yang tiba-tiba menjadi kecil ini. Padahal aku baru keluar kamar dan berjalan melewati lorong-lorong yang panjang itu saja sudah membuatku kelelahan.

Padahal di kehidupan sebelumnya, aku bisa berjalan lebih dari jarak panjang lorong istana ini. Sepertinya aku harus melatih tubuhku lebih giat.

Sedikit lama memandang bunga mawar indah itu, kakiku mulai melangkah kembali menelusuri koridor istana.

Mataku berpendar ke segala arah, mengamati setiap sudut istana. Dan saat diperjalanan, aku tak sengaja melihat Kaisar dan keluarganya yang sedang meminum teh bersama di taman tanpa diriku.

Cih, sudah kuduga, kehadiranku tidak diinginkan di sini.

Di sana duduk banyak wanita serta anak-anak. Mereka pasti Ratu, Permaisuri, para selir dan anak-anaknya. Tapi, yang paling lebih mencolok adalah pria berambut pirang dengan iris mata merah jambu yang sedang menyesap teh dengan anggunnya.

Sekali lihat, aku pasti tahu kalau dia adalah Kaisar.

Di novel yang kutahu, diceritakan kalau Yang Mulia Ratu sangat menyayangi Carissa, tapi Carissa tidak menyukai Ratu, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Pasti itu perbuatan selir Kaisar.

Lagi, di novel disebutkan kalau Carissa tidak tau ibunya yang asli, dia dibawa ke istana saat dia masih bayi. Dan saat itu Selir Kaisar yang tidak bisa beranak pun diberikan tugas oleh Kaisar untuk membesarkan Carissa.

Dan berakhirlah Carissa menganggap selir Kaisar sebagai ibu kandungnya.

Kaisar menyuruh semua orang untuk menutup mulut kalau Carissa adalah anak di luar nikah dan ibunya yang sudah meninggal. Sangat aneh. Kenapa pria itu harus merahasiakannya?

Tapi anehnya, setiap omongan Kaisar, pasti tidak ada yang berani membantahnya. Semua orang pun menutup mulutnya. Karena itu Carissa tidak tau kenapa ia dibenci.

Selir Kaisar yang menginginkan posisi Ratu pun menggunakan Carissa sebagai alat.

Padahal permaisuri dan Ratu terlihat bersahabat, tapi kenapa selir Kaisar tidak bersahabat dengan siapapun? Terlebih, para wanita haus akan kekuasaan itu berpura-pura dekat dengan Permaisuri dan Ratu jika ada Kaisar, kalau tidak ia akan memprovokasi Permaisuri dan Ratu.

Ck, Sungguh keserakahan yang menjijikkan. Hanya karena harta ia membenci semua orang dan melakukan segala cara untuk merebut posisi Ratu dan Permaisuri.

Aku kasihan kepada Carissa yang asli. Dia tidak tau perbuatan orang yang dia anggap ibunya ini. Tapi, sekarang aku bukan Carissa asli, karena itu tidak ada seorang pun yang bisa menghasutku untuk menuju ke jalan akhir yang tragis.

I Become an Evil Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang