BAB 16

7.6K 1K 37
                                    

Carissa berjalan di setiap koridor istana. Sangat sepi. Ia tidak tahu mngapa tidak ada satu dayang pun yang berlalu lalang?

Carissa mncoba menghiraukannya. Akhirnya setelah menempuh 15 menit perjalanan, seorang bertender istana sampai mengantar Carissa diruang makan.

"Hah?" Carissa kaget saat melihat ruang makan yang begitu sepi. Hanya ada Kaisar Theo yang setia di tempat duduknya dengan Loyd yang berdiri dibelakangnya.

"Yang lain mana?" tanya Carissa.

"Tidak ada."

Sial! Katanya makan bersama, apaan? Yang ada cuman berdua.

"Duuklah, aku ingin makan berdua dengan mu."

Carissa tidak tahu apakah Kaisar memang begini sikapnya. Tapi tak mau ambil pusing, ia langsung mengambil tempat duduk yang paling jauh dari tempat duduk Kaisar.

Kaisar berdecak, "Kenapa jauh sekali?"

Ya karena gue gak mau duduk di dekat lo, lah!

"Loyd, pindahkan putriku disampingku." Loyd mengangguk, lalu ia menggunakan sihirnya untuk memindahkan Carissa.

Carissa yang merasakan tubuhnya melayang, melotot kaget. "Dasar Ayah sinting!"

"Tapi sayang, kan?" tanya Kaisar dengan senyum miring.

Argh! Sungguh, Carissa tidak tahu apa yang dimakan Kaisar kemarin. Kenapa sikapnya jadi narsis begini?

"Saya tahu anda salah makan, haruskah saya memanggil dokter istana agar anda sembuh?" ujar Carissa lalu hendak turun dari kursinya.

"Tidak usah. Ada kau disampingku saja, membuat rasa sakitku langsung hilang." langkah Carissa terhenti mendengar penuturan Kaisar.

Ia memicingkan matanya ke arah Kaisar Theo, "Lama-lama gue botakin juga kepala lo saking kesalnya! "

"Jangan, nanti stok pria tertampan akan berkurang." Kaisar tertawa renyah.

Carissa mendadak frustrasi. Bisa-bisa ia stress mendadak. Diliriknya Loyd yang ada dibelakang Kaisar dengan pandangan meminta pertolongan.

Bukannya menolong, Loyd malah menahan tawanya mengabaikan tatapan melas dari Carissa.

"Huaa! Kenapa gue harus punya bapak kayak dia sih, Author?!!" teriak Carissa frustasi sambil memaki penulis yang membuat karakter Kaisar kejam, dingin, dan bengis.

Tapi kenapa dimatanya, Kaisar malah terlihat Sinting? Ya tuhan, tolong kuatkan Carissa untuk menghadapi bapak satu ini.

☆☆☆

Saat hendak menuju taman, ia tak sengaja berpapasan dengan Carlezien dan seseoramg disampingnya. Carissa mendengus, kenapa sangat kebetulan sekali dirinya bertemu dengan Carlezien? Sungguh, Carissa pikir penulisnya benar-benar ingin dia sengsara di dunia ini.

Fakta tentang jiwanya yang murni dari sini, Carissa masih belum percaya. ia tidak boleh langsung mempercayai ucapan Kaisar sinting itu.

"Ris?" langkah Carissa terhenti. Sepertinya ia salah dengar, barusan Carlezien memanggil namanya?

"Apa begini sikapmu menyapa Putra mahkota?" sahut suara lain yang Carissa kenal.

sial! Tuan menyebalkan, si brengsek itu?!

"Dan sejak kapan kau begitu akrab denganku?" tanya Carissa menuding. Ia menatap tajam orang yang ada di samping Carlezien.

"Hem... sejak insiden es krimmu jatuh di balai kota?" jawabnya tersenyum penuh arti. Bahkan matanya sampai menyipit, dan memperlihatkan beberapa deretan gigi putihnya.

Carissa memalingkan wajahnya. Ia malas jika membahas kejadian beberapa hari lalu. "It-"

"Tuan Putri." ucapan Carissa terpotong kala suara lain memotong ucapannya. Carissa menoleh, ia mendapati seorang gadis kini tengah membungkukkan badannya dihadannya.

"Ya?"

"S-saya m-minta maaf k-karena te-telah men-ampar hiks, anda." ujarnya terbata-bata akibat suara tangisnya.

Carissa bingung, namun Carlezien tiba-tiba menyahut. "Anda bisa menjelaskan itu di sidang nanti, putri Rolia."

"T-tapi, pangeran! Itu benar-benar bukan perbuatan saya!"

"Dasar pembangkang, kalau dibilang sidang ya sidang. Ck, dasar manusia keras kepala."

Carissa menoleh, dia menatap tajam tuan menyebalkan. Apa dia tidak salah dengar? Pembangkang?

Rasanya, Carissa ingin mensledingnya sekarang juga!

Tahan, tahan. Stok kesabaran gue masih banyak.

"Bukan saya! Ada seseorang yang-"

Carissa kaget saat 5 orang memakai pakaian serba putih melintasinya.

Ituu... ksatria bayangan. Dan, mereka baru saja muncul dari belakang Carlezien.

Anjir lah. Apa semua keluarga kaisar ada ksatria bayangan? Lah, gue kok nggak ada??

Carissa menggerutu. Dia tidak terima, dia jadi iri kan!

Pokoknya, dia harus meminta ksatria bayangan pada ayah sintingnya itu!

"Pangeran!! S-saya tidak bersalah!" Rolia memberontak saat 5 orang pengawal itu menyeretnya.

Carissa memandang prihatin ke arah Rolia. Inilah akibatnya, jika ada seseorang yang berani menampar putri kaisar.

Yang Carissa tahu, pangkat Kaisar lebih tinggi daripada raja. Mungkin, nyawa Rolia sudah tidak ada saat di persidangan nanti.

"Aku penasaran. Kenapa kau ada disini?" tanya Carissa ke orang yang berambut pirang.

"Nama saya Ashton Slasca William Reinhardt." Ujarnya tersenyum.

Carissa membeku. Diaa....

Sialan, si pemeran utama?!

☆☆☆

(Ashton Slasca William Reinhardt)
Putra Mahkota kerajaan Slasca

(Ashton Slasca William Reinhardt)Putra Mahkota kerajaan Slasca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I Become an Evil Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang