BAB 22

4.8K 740 8
                                    

Tidak terlalu berharap sih, mohon dukungannya dengan vote, koment, dan share cerita ini ^_^

☆☆☆

Carissa kembali bersekolah di Akademi setelah libur 10 hari. Umurnya saat ini menginjak 17 tahun, dan umur yang cukup untuk menikah bagi para kaum bangsawan, terutama anggota kekaisaran.

Namun, Carissa tidak menginginkan itu. Dia ingin berada di Akademi lebih lama sampai dia berumur 19 tahun.

"Bagus, Carissa. Kemampuanmu tidak diragukan lagi," puji prof. Hart.

Carissa tersenyum senang, seperti yang diharapkannya, hidupnya sudah tidak ada kaitannya lagi dengan novel sialan itu. Di novel, dikatakan bahwa kemampuannya tidak seperti anggota kekaisaran yang selalu unggul dalam hal apapun termasuk sihir.

Sedangkan Liona yang ada di samping Carissa bersorak kegirangan. "Selamat, Carissa! Kau memang yang terbaik!" teriak Liona bertepuk tangan heboh.

"Benar, seperti yang dikirakan, kau selalu menempati urutan pertama di pertandingan sihir," puji Rolia juga.

Carissa membusungkan dadanya bangga. "Iyalah! Siapa dulu dong, Carissa!" sombongnya.

"Ah, tahu gini seharusnya kita tidak memujinya," ujar Rolia. Liona mengangguk menyetujui.

"Sikapnya yang narsis tidak pernah hilang dalam dirinya," sahut Liona mendukung Rolia.

Carissa berdecak kesal. "Hey, teman kalian ini sedang dalam suasana baik, jangan membicarakanku di belakang," protes Carissa.

"Haha, iya. Lebih baik kita makan siang," ajak Rolia dan Liona. Carissa menganguk semangat.

☆☆☆

Seperti biasa, Carissa selalu mendapatkan sorotan kekaguman saat memasuki area kantin Akademi.

Rolia dan Liona juga sudah terbiasa, mereka memang mengakui bahwa Carissa itu cantik dan baik hati.

Dan lagi, entah sejak kapan mereka bertiga berteman. Waktu itu berawal dari Liona dan Carissa yang dekat, namun bertambah satu dengan Rolia. Karena dia sering ditindas, Carissa merasa kasihan dan dengan sukarela membawa Rolia di dekatnya.

Yah, Carissa tidak peduli. Baginya, Rolia dan Liona bukan bahaya baginya lagi. Lagian, cerita juga sudah melenceng dari aslinya.

"Caca!"

"Carissa!"

Ketiga orang itu menoleh. Rolia dan Liona melototkan matanya kaget.

"Astaga, Carissa! Sepertinya dua pangeran sudah menjemputmu, tuh! Selamat bersenang-senang, Tuan Putri yang malang! Hahaha!" teriak Liona dan Rolia berlari menjauhi Carissa yang wajahnya sudah tertekuk masam.

"DASAR TEMAN LAKNAT! SENANG DI ATAS PENDERITAANKU, SUNGGUH KEJAM!" teriak Carissa mendramatis.

"Eh, dia siapa? Aku siapa? Ini dimana?" tanya Leon pura-pura lewat di hadapan Carissa.

"Tidak tahu, dan tidak mau tahu," balas Ashton memalingkan wajahnya ke arah lain, pura-pura tidak mengenali Carissa.

"Dasar dedemit sialan!" teriak Carissa emosi.

I Become an Evil Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang