Bisakah kalian melihatku?
Bisakah kalian menganggapku ada?
Bisakah kalian memperlakukanku adil?
Bisakah kalian menyayangi diriku?
Hanya satu permintaanku tolong sayangi aku itu saja!! Aku mohon!!
• Queen Princessa •
Cerita ini bukanlah cerita roman...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika sudah ayo Papa antar Leo, Rion!!" lanjut Papa membuat Queen menundukkan kepalanya.
"Iya Pa!!" ucap Leo dan Rion bersamaan.
Leo, Rion dan Papa bangkit dari kursi dan berjalan menuju garasi yang sudah ada sebuah mobil yang terparkir rapi. Tak lama Mama juga menyusul meninggalkan Queen sendirian disana.
"Non," panggil Bik Tya membuat Queen menatap ke arah Bik Tya.
"Iya Bik kenapa?" tanya Queen dengan suara serak menahan tangis.
"Mau Bibik buatkan bekal untuk disekolah?" tanya Bik Tya.
"Iya Bik boleh," jawab Queen dengan senyum manis.
"Sebentar ya Non," ucap Bik Tya yang di jawab anggukan oleh Queen.
Queen meminum segelas susu hangat dan menatap ke arah sayur sop yang sudah habis. Entah kenapa rasa hangat menjalar di hatinya. Walaupun mereka tidak menyadari jika itu masakannya namun Queen tetap bersyukur mereka memakan dengan lahap.
"Ini Non bekalnya," ucap Bik Tya membuyarkan lamunan Queen.
"Ah iya Bik xiexie," ucap Queen.
"Sama-sama Non," balas Bik Tya.
Queen beranjak dari sana menuju ke depan rumah. Ia melihat Rion dan Leo yang di antarkan Papanya menuju ke sekolah membuat dirinya iri ingin di perlakukan seperti mereka. Queen menatap mobil itu hingga tak terlihat. Mama membalikkan badannya dan langsung berhadapan dengan Queen yang memang berada di belakangnya.
"Ngapain kamu masih disini?! Sana pergi!!" ucap Mama sinis kemudian masuk ke dalam rumah.
Queen menghela napas melihat Mamanya yang seperti itu. Ia tersenyum dan berjalan menuju sepeda butut yang menjadi transportasi Queen untuk kemana-mana. Tanpa rasa malu atau gengsi Queen mengayuh pedal sepeda tersebut dengan riang dan gembira.
"Pagi Pak Man!!" sapa Queen kepada satpam yang menjaga daerah perumahan milik Queen.
"Pagi Non!! Mau sekolah ya!! Tadi Bapak liat Papa Non baru aja keluar pake mobil kok Non Queen ga ikut?" tanya Pak Man.
"Ah ga Pak, arahnya beda terus juga Papa, Bang Leo, sama Rion ada urusan mendesak jadi berangkat duluan," jawab Queen.
Walaupun tak percaya dengan alasan itu Pak Man tetap menganggukkan kepalanya tanda mengerti walau sebenarnya di benaknya timbul banyak sekali pertanyaan karena Queen selalu menjawab dengan jawaban yang sama setiap ditanya.
"Yauda Pak, Queen berangkat dulu ya!!" ucap Queen dengan senyum manis.
"Ah iya Non mangga!!" ucap Pak Man.
Queen kembali mengayuh sepedanya itu. Mulai dari keluar daerah perumahannya kemudian di jalan yang utama lalu ke jalan raya yang sudah ramai di padati oleh motor dan mobil yang berlalu lalang bahkan untuk sepeda saja Queen tidak menemukannya.
Seperti biasa ia mengayuh tanpa memperdulikan orang-orang atau anak kecil yang menatap Queen dengan tatapan rendah. Queen mengayuh sepeda hingga memberhentikan kayuhannya ketika lampu lalu lintas berwarna merah yang berarti berhenti.
Queen tidak menyadari jika ia berhenti menunggu lampu hijau diseblah mobil yang dinaiki oleh Papa, Rion, dan Leo didalamnya karena tengah asik menikmati udara pagi yang segar.
"Ah segarnya!!" ucap Queen sembari merasakan hembusan angin yang mengenai wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambut.
Leo yang mengalihkan pandangannya ke kiri terkejut mendapati Queen yang di sebelahnya. Apalagi dengan wajah polos cantik membuat Leo beberapa saat tertegun.
"Bang dipanggil kagak nyaut-nyaut kenapa?" tanya Rion membuat Leo seketika menatap adiknya.
Rion memandang Leo dengan menyelidik sedangkan Leo memandang Rion meyakinkan membuat Rion menggedikkan bahunya acuh sedangkan Papanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya.
"Ga lama cuma kita nunggu dari awal merah," ucap Papa.
"Tuh bibir napa dimaju-majuin? Minta ditabok?" tanya Leo dengan mengangkat telapak tangannya membuat Rion mendegus.
"Kagak elah!!" jawab Leo.
Karena motor maju kedepan membuat Queen juga maju sedangkan mobil tidak dan saat ini benar-benar berada di depan mobil yang ditumpangi oleh Papa, Leo, dan Rion namun hanya tampak belakang.
"QUEEN PRINCESSA!!!" teriak seseorang dengan sangat kencang membuat beberapa pengendara yang lain menatap ke arahnya dan beberapa penumpang yang naik mobil juga menatap ke arah orang tersebut karena suaranya terdengar.
Papa, Rion, dan Leo mereka seketika terdiam mendengar suara seseorang yang menyebutkan salah satu seorang anggota keluarganya atau yang lebih tepat tidak dianggap keluarganya.
"Pagi Queen!!" sapanya dengan cengengesan.
"Ah Pagi Dito!!" sapa Queen balik dengan senyum manis miliknya.
Dito atau seseorang yang memanggil Queen tadi menghentikan skeetboard miliknya dan menentengnya dengan santai.
"Berangkat sendiri lagi?" tanya Dito dibalas dengan senyum manis oleh Queen.
Dito yang melihat Queen tetap tersenyum menghela napas karena gadis dihadapannya benar-benar kuat dan tak ingin siapapun melihat kesedihan yang dialaminya namun tidak dengan Dito yang tahu karena ia sudah berteman dengan Queen selama dua tahun dan pasti sudah tau seluk beluk tentang Queen begitu juga Queen yang tahu seluk beluk tentang Dito.
"Turun gih," ucap Dito.
"Mau apa? Mau maling sepada Queen? Jangan dong!! Kalau sepeda ini kamu maling terus Queen berangkat ke sekolah pakai apa?" tanya Queen beruntun membuat Dito memutar kedua bola matanya.
SEMARANG, 18 MARET 2021
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.