Mereka memperhatikan Queen yang becucuran keringat dengan beberapa helai rambut menempel di wajah cantiknya tanpa polesan make up sedikitpun membuat Queen sangat cantik.
"Queen!!" panggil seseorang dengan suara keras membuat Queen menoleh ke arah suara tersebut.
"Dia pucat?" tanya Rion atau lebih tepatnya pernyataan karena Queen menoleh ke arah mobil yang di tumpanginya.
'Apakah dia baik-baik saja?' tanya Papa dalam hati yang tanpa disadari mulai timbul rasa perhatian.
"Dito!!" ucap Queen dengan senyum mengembang ketika melihat Dito yang berlari ke arahnya.
"Kenapa lo di luar?! Lo itu ga boleh kena sinar matahari terlalu lama!! Lo juga ga boleh kecapekan!! Itu bisa fatal akibatnya!!" ucap Dito dengan nada tegas membuat Queen menundukkan kepalanya.
"T-tapi itu tugas Queen," cicit Queen takut-takut dengan kepala menunduk.
"Hah!!"
Dito membuang napas dengan kasar kemudian memejamkan matanya guna meredakan rasa kesal, marah bercampur khawatir agar tak menyakiti Queen.
"Queen angkat kepala lo!!" perintah Dito membuat Queen pelan-pelan mengangkat kepalanya.
Ketika mata Queen bertemu dengan mata Dito dalam sekejap mata Dito membelak seakan siap keluar dari tempatnya ketika melihat wajah Queen.
"ASTAGA QUEEN!!" pekik Dito.
"Ada apa?" tanya Queen polos.
Queen tiba-tiba merasakan ada yang keluar dari lubang hidungnya dan seketika mengelapnya karena ia pikir itu adalah ingus namun keluar lagi bahkan lebih banyak membuat Queen mengelapnya dan menatapnya.
Queen memandang polos tangannya yang berlumur dengan cairan berwarna merah. Dito dengan sigap langsung menggendong Queen ala bridal style dan memasuki toko bunga tersebut.
"Ada apa Dit?" tanya Bunda Riya.
"Astaga Queen!!" pekik Bunda Riya kemudian dengan sigap mengambil tisu untuk menghapus dan menyumpal darah yang keluar dari kedua lubang hidung Queen.
"Bunda, Dito ga perlu panik, Queen gapapa kok beneran!!" ucap Queen sembari tersenyum manis membuat Bunda Riya dan Dito tersenyum miris.
Leo, Rion, Dista, dan Adrian kepo dengan apa yang terjadi apalagi melihat Queen yang tiba-tiba di gendong oleh Dito. Tiba-tiba saja Rion membuka pintu mobil dan keluar menuju toko bunga tersebut.
"Apa yang Bang Rion lakukan?" tanya Leo.
"Ikuti Abangmu!!" ucap Dista dan Adrian bersamaan.
Tanpa perlu di minta atau di perintah kedua kalinya segera Leo turun dan mengikuti Rion dari belakang. Melihat Rion yang membeku di pintu masuk toko bunga membuat Leo menaikkan satu alisnya tanda bertanya dan bingung.
"Lo kenapa Bang?" tanya Leo dengan suara yang memelan di akhir kalimatnya kala ia mengikuti arah pandangan Rion.
Di sana Leo dan Rion memandang Queen yang di kedua lubang hidungnya terdapat tisu yang sudah bewarna merah karena darah yang keluar. Tanpa sadar kedua tangan pemuda lelaku tersebut mengepal dan memasuki toko tersebut.
"Queen!!" panggil Rion untuk pertama kalinya membuat Queen, Dito, dan Bunda Riya membeku.
"D-dalem Bang kenapa?" cicit Queen takut-takut jika Abangnya akan menyiksanya dengan kata-kata pedasnya.
"Mau apa lagi lo di sini?!" tanya Dito dengan aura permusuhan membuat Sara menghela napas.
"Gue mau bawa adek gue pergi," jawab Rion membuat Dito, Leo, Bunda Riya, dan Queen terkejut.
"Hm t-tapi Leo s-sudah ada sama B-Bang Rion," ucap Queen dengan takut dan menatap Rion.
"Bukan Leo tapi lo," ucap Rion kemudian tanpa basa-basi menggendong Queen membuat Queen memekik tekerjut.
SEMARANG, 24 MARET 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Me [END] ✔
Novela JuvenilBisakah kalian melihatku? Bisakah kalian menganggapku ada? Bisakah kalian memperlakukanku adil? Bisakah kalian menyayangi diriku? Hanya satu permintaanku tolong sayangi aku itu saja!! Aku mohon!! • Queen Princessa • Cerita ini bukanlah cerita roman...