"aku gamau! Aku gamau nikah pokoknya. Jangan paksa aku." Ucap Eira dengan marah.
"Aku masih punya masa depan yang panjang, aku masih mau capai cita cita aku." Ucap Eira menahan air matanya, mukanya sangat merah.....
Bagaimana tak merah?
Siapa yang tak kaget jika tiba tiba seorang laki laki tampan dan keluarganya datang untuk melamar.
Dan Eira mengalami hal itu.
Mukanya merah karena tak bisa mengungkapkan betapa kesal, marah, dan kecewanya ia.
"Sayang... Mama tau kok, kamu masih punya cita cita. Tapi kamu kejar cita cita itu bareng sama prince ya?" Ucap mama prince.
"Aku gamau pokoknya." Ucap Eira sambil meneteskan air mata.
"Tuh, mama liat kan? Betapa manjanya anak ini. Dipaksa sedikit langsung nangis, mana mungkin dia bisa ngerawat aku di Jakarta." Ucap Prince, laki laki tampan itu.
"Udah lah ma... Aku gamau di jodoh jodohin segala. Aku bisa kok ngurusin hidup ku sendiri." Ucap Prince sekali lagi.
Eira ingin mengeluarkan semua yang ada di hatinya, tapi tak bisa.
Mulutnya terlalu berat untuk dibuka.
Ia tak sanggup membuka mulut dan mengeluarkan suaranya, jadi ia hanya meneteskan air matanya.
"Ck, Prince! Kamu tuh jangan gitu. Kalo kamu gamau nikah sama Eira, pokoknya mama gaakan izinin kamu buat balik ke Jakarta." Ucap mama Prince sambil menyenggol lengan anaknya.
"Lho!? Kenapa malah jadi aku yang jadi korbannya? Kan Eira yang gamau." Ucap Prince membantah mamanya.
"Oh? Berarti kamu mau ya. Kalo gitu besok kalian nikah, gaperlu takut soal gedung, properti,dll,
Mama udah siapin yang terbaik buat kalian." Ucap mama Prince.Tak usah dibayangkan bagaimana reaksi Eira dan Prince, saat itu.
🌸
Keesokan harinya,Iya, tentu saja.
Mereka menikah di gedung yang sangat amat besar.
Dengan gaun dan satu set kemeja yang harganya sangat sangat mahal.
Aku tak suka pernikahan ini.
Tapi aku suka gaunnya.
Padahal cuman kedua pihak orang tua yang setuju.
Tapi kenapa anaknya yang jadi korban?
Kenapa ga mereka aja yang nikah?
Kenapa aku sama anaknya yang jadi korban.
Eira menghela nafas.
Ia melihat lihat atap dan dinding ruangan itu.
Jujur, sebenarnya ia masih terpesona dengan ruangan itu.
Betapa mewah dan besar.
Mereka itu sekaya apa sih...?
Aku rasa kalau aku jual ginjal pun gabakal bisa buat pernikahan Sebesar ini deh...
"Eira...?" Panggil ibu, memutus kan lamunan anaknya.
Eira melihat ibunya sekilas, lalu memalingkan pandangannya.
Mau bagaimana pun juga, Eira tetap kecewa pada ibunya.
Setidaknya walaupun, ia dijodohkan. Kan bisa kasih tau dulu...
"Kamu masih marah ya...? Maafin ibu ya..." Ucap ibu sambil memeluk Eira.
Gadis cantik itu tak membalas pelukan ibunya, muka nya hanya cemberut.
"Dikit...." Ucap Eira sambil mengalihkan pandangannya.
Ibu Eira sedikit tersenyum.
"Ibu tau... Prince itu laki laki baik... Makanya ibu serahkan kamu sama dia." Ucap ibu kepada Eira dengan lembut.
"Baik sama ibu belum tentu baik sama aku." Ucap Eira ketus.
"Eira.... Jangan gitu... Kamu buat ibu sedih tau."ucap ibu sambil mengelus gadis kecilnya.
Eira diam, ia tak menjawab sepatah katapun...
Ia terlanjur kecewa dengan semuanya...
🌸
"Mempelai wanita memasuki ruangan..." Kira kira begitulah kata yang diucapkan oleh MC, pembawa acara.
Eira berjalan dengan gaunnya yang mewah dan berat.
Ia terlihat sangat sangat cantik.
Sedangkan Prince...?
Laki laki itu menatap perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Gabisa dipungkiri lagi... Dia emang cantik.
Tapi sayang...
Aku gasuka perempuan manja.
--
--
-
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince! [COMPLETED]
Teen Fiction~Sun For The Antarctica~ Yo! Aku Eira. Umurku 21 tahun. Masih muda kan? Dan di usia ku yang sangat muda ini, aku disuruh nikah. Haha, orang tuaku memang jago ngelawak. Ku kira perjodohan itu sudah expired. Tapi ternyata belum. Tampan, Mapan, Tinggi...