Prince menggenggam tangan Eira, menuntunnya ke belakang Villa pribadinya yang ada di dekat pantai.
Ia membawa istrinya berjalan menelusuri sebuah tempat yang kelihatannya rahasia.
"Kita mau kem----" ucapan Eira terputus, saat matanya di beri pemandangan tak terduga.
"Waaa:3.." Gumam Eira, terpesona.
Prince tersenyum kecil, dengan tangan kanan yang membelai rambut istrinya perlahan.
"Mau makan?" Tanya Prince, yang langsung dijawab Eira dengan cepat.
"MAUUU:3" balas Eira, dengan gembira.
"Yuk, mau makan apa?" Ucap Prince, sambil menggenggam tangan Eira menelelusuri tempat itu.
"Ituuu, keliatannya enak bangett." Ucap Eira, sambil menunjuk sesuatu.
"Tunggu sini bentar ya, aku beliin." Ucap Prince, sambil berlari kecil menuju tempat yang ditunjuk Eira.
Eira tersenyum manis melihat punggung suaminya yang sedang berlari kecil.
Ia berterima kasih kepada Tuhan, sudah memberikan suami yang sesempurna ini.
Eira tersenyum lebar, layaknya anak kecil hilang yang bahagia.
Ia berdiri tegap di kerumunan orang orang.
Jujur, dia takut.
Kalau hilang bagaimana?
Kalau di dorong, lalu mental bagaimana?
Kalau---
"Hai?" Sapa pemuda tampan yang sedang memegang minuman Starbak.
"???" Eira diam, ia melangkah mundur sedikit.
Hatinya berdegup kencang, ketakutan.
Secara, disitu tak ada Prince.
Pria itu tersenyum manis ke arah Eira.
"Sendirian aja?" Tanya laki laki itu,sambil mendekatkan dirinya ke Eira.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince! [COMPLETED]
Teen Fiction~Sun For The Antarctica~ Yo! Aku Eira. Umurku 21 tahun. Masih muda kan? Dan di usia ku yang sangat muda ini, aku disuruh nikah. Haha, orang tuaku memang jago ngelawak. Ku kira perjodohan itu sudah expired. Tapi ternyata belum. Tampan, Mapan, Tinggi...