17.09
Sore hari, setelah siang yang indah itu.
Eira menonton tv di sofa yang empuk itu.
Tangannya menjadi penopang dagu, agar tak jatuh.
Tidak---
Lebih tepatnya, tv yang menonton Eira.
Eira menghela nafas panjang, lalu bersuara.
"Bosennnn...:(" Ucap Eira sambil manyun.
Eira mengintip di balik pintu ruangan kerja Prince yang berwarna bening itu.
Ia melihat ada laki laki tampan yang duduk di kursi kerjanya, menatap komputer yang cekung itu.
Aku pengen ketemu Prince...
Tapi...
Dia lagi kerja...
Masa aku ganggu terus sih?
Nanti kalau risih gimana...?
:(
Eira manyun memikirkan hal itu.
Ia beranjak dari duduknya, lalu pergi ke kamar.
🌸
Di kamarEira masuk ke kamar itu dengan tubuh yang lesu.
Ia jalan layaknya nenek nenek yang sudah peot.
Eira berjalan ke arah kasur lalu menatap kasur itu sebentar....
Ia menarik selimut lalu mulai melipat selimut itu.
15 menit berlalu.
Eira dengan semangat nya yang sangat kecil, masih membereskan tempat tidur yang sangat besar itu.
'Click' suara pintu terbuka, membuat Eira menghentikan aktivitasnya.
Prince, laki laki itu datang.
Berbeda dari biasanya, aura Prince kali ini benar benar hangat.
Eira menatap laki laki itu dalam.
Tak seperti biasanya, kali ini Prince membalas tatapan Eira tanpa mengalihkannya sedikitpun.
Prince mendekat ke arah Eira.
Saat ini...
Mereka berdua sedang berhadapan.
Prince berdiri tepat di depan Eira.
Eira mengerutkan alisnya bingung.
Dia ken---
Suatu kejadian tak terduga, terjadi.
Prince, laki laki dingin itu mencium Eira.
Ia memegang leher Eira lalu, memperdalam ciumannya.
Eira memukul dada Prince yang bidang dengan kencang.
Ia tak terima, di perlakukan seperti itu.
Untungnya, laki laki polos itu.
melepaskan ciumannya setelah dipukul agak kencang.
Eira menatap Prince dengan tajam.
"maksud kamu apa!?" Ucap Eira dengan tatapan tajam, layaknya elang.
Prince menunduk, mukanya mulai memerah.
"Maaf... Saya cuman mau jadi suami kamu, seutuhnya..." Ucap Prince sambil menunduk, tak berani menatap mata istrinya.
Eira menelan ludah mendengar penjelasan suaminya.
Wajahnya memerah menahan amarah, malu dan kaget yang datang secara bersamaan.
Bahkan sampai sekarang, Prince tak berani menatap mata Eira, istrinya.
Eira tak tau harus merespon apa terhadap suaminya.
"Maaf..." Ucap Eira sambil menunduk.
Prince reflek mengarahkan pandangannya ke Eira.
"Maaf kenapa...?" Ucap Prince sambil menatap Eira.
"Maaf udah pukul kamu....
Sakit ya..?" Ucap Eira sambil menatap suaminya balik.Prince tersenyum kecil, dengan pipi merah di wajahnya.
"Eira...?" Ucap Prince sambil menatap istrinya dalam.
"Ya...?" Ucap Eira, dengan pipi merah merona.
"Kalau kamu gasuka... Bilang ya." Ucap Prince, memastikan.
Tepat sekali.
Prince mencium Eira sekali lagi,
Ia memegang leher Eira.Berbeda dengan tadi, kali ini Eira tak menolak ciuman Prince.
Eira diam, ia membiarkan Prince melakukan apapun padanya...
🌸
17.21
Saat ini, tubuh Eira dan Prince sudah terbaring di kasur king size itu.Prince menyelimuti Eira, yang sedang memeluk erat pinggang nya.
Ia tersenyum kecil melihat tingkah istrinya, yang masih malu malu.
Muka Eira memanas, ia menempelkan pipinya di dada Prince yang berotot.
Eira tersenyum kecil, ia bisa merasakan jantung Price saat ini berdegup dengan kencang.
"Eira...?" Ucap Prince sambil menyelimuti badan istrinya.
Eira tak menjawab apapun, ia memeramkan matanya malu.
Ia memeluk erat pinggang Prince yang kecil itu.
Ia tak membiarkan jarak sedikit pun memisahkan dirinya dengan Prince.
"Kamu kenapa...?" Ucap Prince, memastikan keadaan istrinya.
"Ak-aku malu..." Ucap Eira sambil menutup matanya rapat.
Prince tertawa kecil, pipinya merah merona.
Tapi--
Tawa Prince berhenti seketika, setelah Eira melepaskan pelukannya.
Eira menatap mata Prince, sesekali ia memeramkan matanya dan menunduk karena malu.
Prince menatap Eira dalam.
Ia mengangkat dagu Eira, agar tak menunduk ke bawah.
"Mmm...?" Ucap Prince dengan nada manja.
"Ak-ak... Mulai sekarang kita suami istri beneran kan!" Ucap Eira sambil menutup matanya rapat rapat, tak berani menatap suaminya.
"Iya, kita suami istri beneran!" Ucap Prince sambil memeluk badan istrinya yang hangat.
Prince tersenyum lebar.
Ini pertama kalinya,ia bisa tersenyum selebar itu.
Saat ini, Eira berada di dalam dekapan Prince,suaminya.
Ia tersenyum manis, sangat manis. Pipinya masih merah.
Akhirnya...
Antartika itu bisa leleh karena matahari...
Mulai Dari sinilah...
Kisah cinta Eira dan Prince.
Akan dimulai!
---
--
-
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince! [COMPLETED]
Teen Fiction~Sun For The Antarctica~ Yo! Aku Eira. Umurku 21 tahun. Masih muda kan? Dan di usia ku yang sangat muda ini, aku disuruh nikah. Haha, orang tuaku memang jago ngelawak. Ku kira perjodohan itu sudah expired. Tapi ternyata belum. Tampan, Mapan, Tinggi...