08.19
Pagi hari, kali ini tak seperti biasanya.
Eira bangun dari kasurnya yang empuk dan mahal itu, ia menggeser selimut tebal yang menyelimutinya.
Ia celingak celinguk, mencari keberadaan Prince, suaminya.
Mukanya mulai cemberut dengan kesal, saat mendapati suaminya tak berada di sisinya.
Ia mencekek guling yang ada di sebelahnya.
Eira benar benar sebal dengan suaminya saat ini.
Ia langsung buru buru beranjak dari kasurnya, lalu pergi ke tempat biasanya Prince berada, yaitu Ruang kerjanya.
🌸
Di ruang kerjaPrince duduk di kursi kerjanya yang mahal itu.
Ia menatap layar komputer cekung itu dengan fokus.
Beberapa tumpukan file, berada di sebelah komputer nya.
Prince mengerjakan beberapa pekerjaan, yang memang harus dikerjakan sebagai kewajibannya.
Tumpukan file itu benar benar banyak.
Wajar saja sih, secara dia itu anak konglo---
"PRINCE!" teriak Eira, setelah memasuki ruangan kerja suaminya.
Eira benar benar kesal dengan suaminya saat ini.
Bahkan, sangking kesalnya.
Ia langsung memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu sedikitpun.Prince yang tadinya fokus menatap layar komputer yang ditaksir harga puluhan juta itu, reflek menengok ke sumber suara.
"Kamu udah bangun...?" Ucap Prince, lembut ke Eira.
Prince tersenyum manis ke arah istrinya.
Muka Eira makin cemberut sekarang.
Ia sadar sesuatu.
Ia tak akan bisa marah dengan suaminya yang sangat manis itu.
Dan, kenyataan itu membuat Eira makin kesal.
Eira cemberut menatap suaminya yang sedang duduk dan tersenyum manis kepadanya.
"Kenapa cemberut? Sini, sini
Aku peluk." Ucap Prince sambil berjalan ke arah istrinya.Eira tak bisa menolak pelukan suaminya yang sangat hangat itu.
Ia manyun sambil menatap suaminya.
"Kok manyun? Kenapa..?" Ucap Prince sambil mengangkat dagu Eira.
"Kenapa ninggalin aku." Ucap Eira sambil manyun menatap suaminya.
"Ooh, jadi gara gara itu ya?" Ucap Prince sambil memeluk istrinya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince! [COMPLETED]
Teen Fiction~Sun For The Antarctica~ Yo! Aku Eira. Umurku 21 tahun. Masih muda kan? Dan di usia ku yang sangat muda ini, aku disuruh nikah. Haha, orang tuaku memang jago ngelawak. Ku kira perjodohan itu sudah expired. Tapi ternyata belum. Tampan, Mapan, Tinggi...