45 menit setelah Eira menutup matanya rapat.
Eira terus berguling guling di kasur itu.
mencoba mencari posisi paling nyaman, agar ia bisa tidur dengan nyenyak.
Tapi, sudahlah.
Sepertinya memang belum waktunya untuk ia tidur.
Eira bangun dari tidurnya.
Ia duduk dengan rambut berantakan, lalu melihat sekelilingnya.
Eira tersenyum kecil saat melihat Prince, suami nya tidur.
Wajar kalau mama nya kasih nama dia Prince.
Bahkan, lagi tidur aja mukanya tetap ganteng.
Eira menghela nafasnya panjang.
Ia memberanikan diri untuk memanggil suaminya.
"Prince" Panggil Eira ke arah Prince yang sedang tertidur.
Tak ada jawaban.
"Prince....?" Panggil Eira sekali lagi.
Tak ada jawaban lagi.
Eira menghela nafas panjang..
Bosen....
Aku ga bisa tidur...
Mau makan, tapi ini bukan rumah sendiri...
Eira, keluar ke balkon rumah.
Ia membuka jendela dan gorden yang menutupi balkon itu.
Ia melihat ke arah luar...
Bagus ya...?
Gadis cantik itu memberanikan dirinya untuk duduk di balkon rumah itu.
Ia menatap langit langit yang dipenuhi bintang itu.
Untuk sesaat...
Rasanya...
Segala penat yang ada di hati dan pikirannya hilang sejenak.
Eira menutup matanya.
Ia merasakan hembusan angin malam yang begitu kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince! [COMPLETED]
Teen Fiction~Sun For The Antarctica~ Yo! Aku Eira. Umurku 21 tahun. Masih muda kan? Dan di usia ku yang sangat muda ini, aku disuruh nikah. Haha, orang tuaku memang jago ngelawak. Ku kira perjodohan itu sudah expired. Tapi ternyata belum. Tampan, Mapan, Tinggi...