Lelah.

791 43 0
                                    

Reva menyenggol lengan James, suaminya.

Mereka berdua melongo, melihat sepasang kekasih itu.

Saat ini, Eira sedang berada di atas punggung Prince.

Iya, tepat sekali.

Kaki Eira keseleo, jadi Prince harus menggendong istrinya di punggung.

Eira memeluk leher Prince, kakinya di pegang oleh Prince agar seimbang.

Mereka benar benar kelihatan seperti pasangan yang ada di drama.

"Duduk dulu, aku ambilin minum." Ucap Prince, sambil menurunkan Eira di sebuah kursi kayu.

Prince sedikit berjongkok, berusaha menjajarkan badan Eira dengan kursi kayu itu.

"Aku gapapa kok... Kamu duduk disini aja, istirahat." Ucap Eira dengan muka sendu, ia benar benar tak enak kepada suaminya.

"Gapapa, aku ga capek kok." Ucap Prince, sambil menuangkan air minum dari teko bening itu.

Prince berjalan ke arah Eira, yang sedang duduk diam melihat segala perlakuan Prince kepadanya.

"Makasih..." Ucap Eira, sambil menggenggam air putih itu. Dari tangan Prince.

Prince tak bersuara, ia hanya membelai rambut istrinya lembut.

Ia tak berbicara, tapi dari wajahnya saja sudah nampak sekali. Bahwa laki laki itu benar benar lelah saat ini.

"Kamu juga minum." Ucap Eira, sambil menyerahkan gelas bening yang berisi air putih itu kepada Prince.

Prince minum seteguk, ia berusaha menuruti perintah istrinya.

"Lagi." Ucap Eira khawatir, dengan muka sendu.

James dan Reva hanya melihat dari kejauhan, di tengah tengah pantai.

James yang tadinya ingin meledek adik laki lakinya, mengurungkan niatnya.

Ia menelan ludahnya, melihat Prince yang begitu kelelelahan.

"Kamu istirahat dulu gih..." Ucap Eira dengan wajah khawatir.

"Aku gapapa." Ucap Prince, sambil menatap istrinya.

Laki laki tampan itu berusaha, menyembunyikan wajah kelelahannya dari istrinya.

Ia menyisir rambutnya kebelakang, membuat ketampanan nya makin terpancar.

"Kamu mau tidur..?" Tanya Prince, perhatian kepada Eira.

"Iya, tapi kamu ikut ya.." balas Eira, sambil menarik tangan suaminya menuju kamar.

Di kamar

Eira menarik tangan suaminya dengan pelan, ia menuntun dirinya dan Prince ke kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eira menarik tangan suaminya dengan pelan, ia menuntun dirinya dan Prince ke kamar.

Eira duduk di kasur itu, lalu menatap suaminya.

"Tidur ya..." Ucap Eira menatap suaminya.

Mau sekuat apapun Prince, menyembunyikan wajah kelelahannya.

Tetap saja, Eira akan tau seberapa lelah suaminya itu.

Eira menepuk nepuk kasur di sampingnya pelan, mengkode Prince tidur di sebelahnya.

"Kamu mau ice cream...?" Tanya Prince, dengan wajah kelelahan.

Eira menggeleng pelan.

"Kalau mau aku beli--" ucapan Prince terpotong, karena istrinya.

"Aku maunya kamu..." Ucap Eira pelan, dengan wajah bersalah.

Prince tersenyum tipis, mendengar perkataan istrinya.

Ia menaikkan dirinya di kasur, sebelah Eira.

Prince menidurkan tubuhnya di kasur empuk berwarna putih mulus itu.

Ia menidurkan kepalanya, di paha Eira.

"Capek ya...?" Ucap Eira, tersenyum kecil. Sambil mengelus rambut Prince.

Prince menatap istrinya, lalu menggeleng pelan.

"Engga, soalnya ada kamu.." Ucap Prince, sambil tersenyum kecil.

Eira terdiam, kali ini ia tak tersipu dengan ucapan suaminya.

Eira sadar, ini semua kesalahannya.

"M---" ucapan Eira terpotong.

"Tidur yuk." Ucap Prince, sambil mencium tangan Eira berulang kali.

Eira menghela nafasnya, ia mengurungkan niatnya untuk meminta maaf.

Eira mengubah posisinya, ia menidurkan badannya di sebelah Prince.

Eira memeluk pinggang Prince yang ramping, ia menyenderkan kepalanya di sebelah kepala Prince.

Jarak mereka berdua tak
Sampai 20cm.

Lagi,lagi Prince tersenyum kecil.

Ia terlihat benar benar manis saat tersenyum.

Prince menggenggam tangan istrinya erat.

Ia membelai rambut istrinya lembut.

"Mimpiin aku ya..." Pinta Prince, sambil menatap istrinya dalam.

Eira tak bersuara, ia hanya menatap suaminya.

Perlahan, pandangannya hilang. Matanya tertutup rapat, serapat rapat nya.

Prince tersenyum kecil, melihat istrinya mulai tertidur.

Ia menyelimuti tubuh Eira dan dirinya.

Ia mengecup pipi Eira dengan sangat hati hati.

Matanya perlahan tertutup.

Sekarang...

Eira sudah tau..

Seberapa besar cinta Prince untuk dirinya...

Mungkin terimakasih pun..

Tak cukup untuk membalas semua kebaikannya.

---

--

-

To be continued

My Cold Prince! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang