20. Pelukan hangat

1.2K 117 0
                                    

Aurora masih diam di dalam gudang, tanpa terasa air matanya keluar, dan Aurora menghapus kasar lalu tidak lupa dengan senyumnya yang keluar dari bibirnya.

Aurora berjalan menuju kelas, saat Aurora ingin memasukki kelas tangan Aurora di tarik oleh Raja, membuat semua orang menatapnya. Raja membawa Aurora ke belakang sekolah.

"Lepasin! kak! Ngapain sih, bawa Rora ke sini?" kepo Aurora sambil menahan rasa sakit di tangannya.

Raja hannya menatap Aurora dalam diam, dan Aurora mendengus kesal.

"Ihh kalo gak mau ngomong. Rora pergi aja ya?!" Kesal Aurora lalu memajukan bibirnya.

Namun Raja tetap diam dan tanpa di duga Raja memeluk erat Aurora, membuat Aurora shock dan diam di tempat.

Aurora bisa merasakan derupan nafas yang mendengus pelan, ini yang Aurora mau tapi Aurora tidak menyangka jika Raja memeluknya dan akhirnya Raja melepaskan pelukannya.

"Ma-affin kakak Ra? kak Raja gak bisa jaga Rora, Rora baik-baik terus ya?" ucap Raja dengan nada pelan.

"Gak. kakak gak boleh minta maaf, kakak gak ada salah. Jadi kak Raja gak usah minta maaf ke Rora, liat Rora baik baik saja kan?" Aurora memegang tangan Raja dan tak lupa senyum manisnya.

"Kakak gak usah salahin diri sendiri, jadi kakak gak boleh gitu lagi oke." Ujar Aurora sambil menatap mata dalam Raja.

"Ya sudah. Tapi. Apa boleh kakak minta satu permintaan?" ucap Raja.

Aurora menggerutkan keningnya lalu akhrinya menganggukkan kepalanya. "Apa aja boleh. Asal kakak bahagia," ucap Aurora lalu tersenyum.

"Boleh kakak peluk kamu lagi?" Ucap Raja lalu di angguki oleh Aurora.

Aurora membalas pelukan raja, tanpa terasa Friska melihatnya lalu mengepalkan kedua tangannya.

"Awas lu Aurora, gua akan bales ini!" Benci Friska lalu pergi dari tempat itu.

Aurora melepaskan pelukannya, karena sebentar lagi bel berbunyi.

"Kak? aku ke kelas dulu ya kak?" ucap Aurora lalu di angguki oleh Raja.

Aurora menuju kelasnya dan saat Aurora ingin mendudukki kursinya, bannyak sampah berserakan dan akhirnya Aurora mengambilnya.

"Ra sabar ya," ucap Safira sambil mengelus punggung Aurora.

"Iya Saf, tenang aja. Ini bisa di bersihin kok." ucap Aurora lalu mengambil sapu yang ada di pojok kelas.

Saat Aurora membersihkan mejanya, Aghata menyiram lantainya menggunakan air selokan yang ada di depan Kelas, dan yang lain menatap tak percaya .

"Eh sorry ya. Gak sengaja," remeh Aghata lalu tertawa .

Aurora hannya pasrah, dan membersihkan semua kelasnya. Saat Aurora mulai mengepel lantai. Friska, Zemira, Shinta dan Aghata datang lalu menumpahkan air selokan yang di bawa menggunakan ember.

"Nih bersihin semuannya," suruh Zemira sambil menaruh kedua tangannya di depan dada.

"Iyuh jiji banget dah. Pantes nih buat lu yang dekil," cibir Shinta lalu memainkan kukunya.

Aurora hannya bisa menatapnya dan percuma di lawan mereka gak bakalan mau kalah.

"He lu! bukannya di bantuin malah ngotorin doang!" Celetuk Safira .

"Tau nih. Bisannya ngotorin sama bikin rusuh doang," bela Bila yang berdiri di depan pintu.

"Apa lu? mau ikut-ikutan lu?" Seru Friska sambil melangkah mendekat ke arah Bila.

Dan yang lain hannya bisa menonton dari luar, bannyak yang berbisik bisik dan Aurora masih tetep melanjutkan mengepelnya.

"Heh lu?! gue mau bilang ke lu semua nih ya? kenapa sih hidup lu itu selalu bikin orang susah mulu. Gak cape apa lu?" Seru Safira dan yang lain hannya diam.

BROKEN (OPEN ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang