9. Pengakuan Aurora

1.3K 134 1
                                    

"Jangan kau jadi seperti batang bunga mawar, karena batang itu akan melukai semua orang."

'Aurora Putri G'

"Bilang aja lu iri sama Rora, dia baik, ramah ke semua orang. gak kaya kamu sombong." cibir Safira.

"Gue tau lu itu anak dari keluarga grayson dan lu juga adik dari kak Adit sama kak Raja! jadi jangan seenaknya lu selalu ganggu gue. Selalu ambil kebahagiaan gue dan jangan egois!!" Seru Aurora dengan nada tinggi.

"Iya! kenapa? lu takut sama keluarga gue?" Bentak Friska sambil menatap tajam.

"Gue? takut sama lu? tunjukkin ulah lu kalau di rumah dan kakak -kakak lu juga. Mana orang yang kejam mana? mana orang yang suka bully gue mana?" teriak Aurora sambil mengeluarkan air mata nya.

"Dan lu kak! jangan diem aja mana sifat asli lu manaaaa ...!!" Teriak Aurora sambil mengeluarkan unek uneknya.

Bila, Safira, Friska, Raja, Adit, Diki, Rafa dan lain lain hanya menundukkan kepala dan yang lain membulatkan mata asaat Aurora berbicara di rumah
Lalu Diki membawa Aurora ke rooftrop.

Saat di rooftrop Diki memeluk Aurora, entah kenapa dia merasa kasian dan hangat saat memeluk Aurora.

"Lu bisa jelasin ini semua ke gue?" tannya Diki sambil memegang kepala Aurora.

"Gue adalah adik dari kak Raja dan kak Adit." Lirih Aurora sambil menahan isakannya.

"Kenapa lu baru bilang sekarang!!" emosi Diki.

"Gue gak mau ada orang yang tau kolo gue dari keluarga Grayson!" bentak Aurora.

"Kenapa lu gak bilang? bukanya enak ya selalu di manja dan lain lain?" Ujar Diki lalu membuat Aurora dukuk di sebelahnya.

Aurora tersenyum kecut. "banyak orang yang bilang begitu. Namun berbeda dengan kenyataan. Gue selalu di banggain keluarga gue, semua orang kira hidup di keluarga grayson itu enak, rukun , namun kenyataannya berbeda. Rumah yang sangat megah namun dalamnya seperti neraka!" ucap Aurora lalu meninggalkan Diki yang masih menatap Aurora jalan menuruni anak tangga.

"Gue masih bingung," bingung Diki lalu menatap lapangan dari arah atas.

Aurora duduk dibangku taman belakang sekolah, lalu meminum pil agar tenang. Tanpa terasa Raja datang lalu duduk di samping Aurora dan Aurora menatap datar lalu kembali menatap ke arah depan.

"De? maafin kakak ya?" Lirih Raja sambil menatap Aurora.

"Buat apa kakak minta maaf?" Bingung Aurora masih menatap kearah depan.

"Masal---" ucap Raja terpotong.

"Gak perlu kakak minta maaf, itu salah Rora sendiri dan itu udah biasa Rora Alamin dari kecil. Jadi kakak gak perlu kasian ke Rora." ucap Aurora sambil tersenyum manis.

"De, hati lu terbuat dari apa sih de, segampang itu lu maafin semua orang?" batin Raja.

"Kolo gitu aku pergi dulu ya Kak, Kakak hati hati, jaga diri juga." Ungkap Rora lalu tersenyum dan meninggal Raja.

Aurora sangat sakit saat Raja berbicara seperti itu, tapi Aurora akui, saat ini Aurora butuh penenang. Namun setelah pikir-pikir percuma saja.

TBC

Jangan lupa vote dan komen

BROKEN (OPEN ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang