26. BK dan kejujuran Aurora

1.4K 117 0
                                    

Aurora di bawa ke ruang BK saat sampai di ruang BK terdapat kepala sekolah dan guru lainnya. Seluruh badan Aurora bergetar dan Aurora menundukkan kepalanya.

Banyak pasang mata menatap tajam namun Aurora hanya bisa menunduk.

"Baik. Apa bisa di jelaskan Aurora?" Ucap pak Bambang selaku kepala sekolah.

"Tadi. Saya emang berangkat pagi pak. Setelah sama masuk ke kelas, saya melihat tas Zehan dan tas lainnya pak. Saat saya ingin mencari keberadaan Zehan. Tapi tidak ada. Cuma adanya tasnya doang. Akhirnya saya memutuskan ke kantin. Saya beneran tidak mengambil hp Zehan pak. Saya kira hp Zehan di bawa ternyata di tinggal. Tapi beneran pak saya tidak ambil hp Zehan." Jelas Aurora sambil menunduk kan kepalnya.

"Saya tidak percaya pak!! Orang kenyataan hp saya di dia kok pak!! " Zehan pun tak terima akhirnya menatap tajam Aurora.

"Udah- udah. Aurora suruh besok orang tua kamu ke sekolah dan ini suratnya." Ucap pak Bambang tegas.

"Loh kok gitu pak? Saya mau Aurora di keluarin di sekolah ini!" tak terima Friska.

"Sudah. Ini udah keputusan saya!!" Tegas pak Bambang.

Akhirnya Aurora keluar dari ruang BK dan banyak murid lain mentap tajam Aurora dan sorakan yang di lontarkan begitu menyakiti hati Aurora. Namun Aurora harus menguatkan hatinya untuk mengadeppi semua masalah ini.

Aurora berjalan menuju kelas dan banyak murid melempar Aurora menggunakan kertas dan ada juga yang menggunakan batu kerikil. Aurora hanya bisa menunduk dan berlari ajar tidak terkena batu .

Akhirnya Aurora sampai di dalam kelas dan menatap Aurora tidak suka ada juga yang mencibir ri Aurora.

"Dasar anak tukang curi. Udah di baik kin sama Zehan eh ternyata malah nyuri hpnya." Celetuk anak berambut se bahu yang terkenal bar-bar.

"Gue sih ya. Kalau jadi dia malu. Terus gue juga pasti langsung keluar dari sekolahan." Ucap teman gadis tersebut sambil memainkan kukunya.

"Kaga mampu kali dia. Sampai nyuri hp Zehan. Kan Zehan kaya jadi dia pasti iri sama Zehan ya gak?" Cibir cowok tersebut dan yang lain mengangguk kan kepala.

Aurora hanya bisa menunduk dan menahan tangisan yang sebentar lagi turun. Lalu tak lupa mengepalkan kedua tangannya. Disisi lain Friska Tersenyum kemenangan.

Akhirnya Aurora pun ngelawan semua yang ada di depan kelas dan tak lupa menatap tajam semua murid.

"Asal kalian tau ya! Emang keluarga Zehan kaya. Tapi gue gak pernah iri sama Zehan! Dan apa kalain tau kalau gue yang ambil hp Zehan? Enggak kan ? Emang kalian ada bukti! Kalau ada bukti tunjukkin! Bukan malah asal nuduh kaya gini!" Gertak Aurora lalu mengatur nafas yang tersengal-sengal.

"Dan kamu Bila, Safira. Kita udah teman nan dari lama. Tapi kamu percaya gitu? Kalau aku yang ambil? Aku kira kamu gak percaya Zan, Saf, Bil. Tapi apa!! Nyatanya kalian percaya dengan omongan Friska cs. Gak nyangka aku." Ucap Aurora sambil menggelengkan kepalanya.

Friska akhirnya menampar pipi mulus Aurora sambil berpaling ke sebelah.

Plak

" Jaga ya mulut mu Aurora! Gue liat lu ambil hp Zehan!!" Bentak Friska sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Mana buktinya?! Tunjukkin ke gue sama semua orang ada di sini!! Kalau emang bener gue yang ambil pasti lu punya bukti. Kan kata lu liat gue ambil hp Zehan? Tunjukkin dong Friska." Ucap Aurora lalu tersenyum manis.

Namun Friska menatap tak percaya kalau Aurora akan bilang seperti ini dan Friska pun malu sendiri.

"Gak ada kan? Makanya kalau ngomong itu di mikir dulu. Gue ingetin ke lu." Tegas Aurora lalu menunjukkan tangannya ke depan muka Friska.

"Asal kalian tau ya? Friska itu sodara kembar gue! Dan lu tega suka bully gue di depan umum. Apa gue balas perbuatan lu yang licik itu? Enggak kan! Terus apa gue selalu ngerebut kebahagiaan lu? Apa gue selalu minta di perhatiin oleh bunda sama ayah?Enggak kan? Tapi apa lu balas gue kaya gini! Lu gak tau kan! NKalau gue setiap malam itu tretekan karena lu selalu bilang kalau gue itu kaya gini lah gitu lah, dan lu gak tau kan kalau gue itu pingin hidup bahagia kaya lu ! Gue sempat mikir. Gue salah apa selama ini dan se enaknya lu bilang yang gak gak sama bunda dan ayah. Lu gak pernah kan rasanya sakit saat di pukul bunda di tampar, di Jambak lah, sampai kadang bibir gue sobek lu gak pernah kan ngerasaain sesakit gue? Dan lu sekarang nuduh gue seenak nya?! gak nyangka gue sama lu." Ucap Aurora lalu menghapus airmata yang sudah mengalir begitu deras.

Tanpa di sadari Raja dan Adit menatap tak percaya omongan Aurora dan Raja pun berfikir apa dia terlalu jahat dan akhirnya Raja meninggalkan kerumunan tersebut.

Halo gaes gimana Chapter ini ?

Ouh iya ada yang mau di sampaikan tidak ke Aurora, Raja ,Adit, Friska, dan yang lain?

Jangan lupa ya vote sama komen 🥰

Next cerita selanjutnya

BROKEN (OPEN ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang