DUA BELAS

696 44 1
                                    

Pukul 18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 18.00

Mereka berdua telah selesai melaksanakan sholat maghrib, Nayra langsung beranjak ke dapur dan memasak makanan. Dia memasak hanya seadanya bahan-bahan yang ada di dapur, daripada gak makan sama sekali.

//Dikamar

Pak Rangga sedang mengecek nilai-nilai murid, karena besok sudah masuk kembali. Mereka berdua memutuskan untuk masuk besok, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan Nayra berdiri di tengah pintu menyuruh pak Rangga untuk makan malam.

Beruntungnya Nayra bisa memasak dan tidak perlu khawatir tentang masakannya itu, mereka berdua memutuskan untuk makan malam karena kedua nya sudah sangat lapar.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah menghabiskan makanan itu, Rangga akui masakan Nayra sangat enak dan gurihnya pas.

"Alhamdulillah, Nay kamu bener besok mau langsung masuk sekolah?" tanya Rangga sambil menatap Nayra yang tengah meneguk segelas air.

"Iya pak, saya gak mau ketinggalan pelajaran. Bapak juga besok mulai kerja lagi kan?" kini Nayra berbalik tanya dan diangguki Rangga.

"Besok kamu berangkat bareng saya," ucap Rangga santai dan tiba-tiba Nayra menyemburkan air.

"Lho kok saya disembur?!"

"Maaf pak saya reflek, gak bisa gitu dong pak masa saya berangkat bareng bapak. Nanti yang ada ketauan,"  cerocos Nayra dan Rangga memutar bola matanya malas sambil mengelap baju nya dengan tisu.

"Udah nyerocosnya? Nay, kamu itu udah tanggung jawab saya. Jadi besok kamu harus berangkat bareng saya, tidak ada penolakan!" ucap Rangga tegas dan melenggang pergi ke kamar.

"Gue kan takut ketauan sama yang lain, gak peka banget sih! bodo ah daripada gue jalan kaki ke sekolah nya."

Nayra memasuki kamarnya dan menutup pintu dengan kencang, Rangga yang sedang meebahkan tubuhnya pun langsung terlonjak kaget dan menatap dengan wajah datar, sedangkan Nayra hanya nyengir dan merebahkan tubuhnya disampuing pak Rangga.

"Kamu ini, nanti kalo pintu nya rusak gimana?!" ucap Rangga sambil memejamkan matanya.

"Gak tau," ketus Nayra.

Pak Rangga menghembuskan nafasnya pelan tetapi masih memejamkan matanya, tak lama kemudian, pak Rangga mendengar ringisan Nayra. Dia pun membuka matanya dan melihat Nayra sedang meringis dan memegang perutnya.

"Nay kamu kenapa?!" pak Rangga panik.

"Sakit pak..." Nayra terus meringis dan membuat pak Rangga makin panik.

"Iya, iya kamu kenapa? saya panik lho, atau kita ke rumah sakit ya?" 

"Gak usah pak, saya sakit perut karena lagi haid," ucapan Nayra membuat pak Rangga melongo.

"Ternyata haid toh," batin pak Rangga dan menghela nafasnya.

"Saya kira kamu kenapa," pak Rangga merebahkan tubuhnya kembali.

MY TEACHER IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang