MY TEACHER IS MY HUSBAND

TUJUH BELAS

Nayra merasakan kepalanya terasa berat dan kaki serta tangannya tidak bisa digerakan. Mulutnya pun disumpal oleh kain.

Dia melihat kesamping ternyata Diva masih belum sadar juga, Nayra berusaha melepaskan tapi nihil dia tidak bisa melepaskan tali itu. Mau teriak pun tidak bisa karena mulutnya disumpal oleh kain.

Nayra menghela nafas dan terus berdo'a agar cepat dapat pertolongan, dia tidak tahu siapa orang-orang yang menghadang dia dan Diva bahkan sampai tega mengikatnya seperti ini.

***

S

udah lama Rangga menunggu Nayra pulang, tapi entah mengapa Nayra belum pulang juga padahal ini sudah waktunya pulang. Dia mencoba menelpon tetapi tidak diangkat oleh Nayra.

"Yaampun Nay, kamu kemana aja. Kenapa gak angkat telpon dari saya," gumam Rangga dengan raut cemas.

Rangga mencoba menelpon kembali tetapi tidak diangkat juga, dia juga sudah bertanya kepada guru yang lain. Barangkali mereka mengetahui Nayra keluar dengan siapa tetapi mereka juga tidak tahu.

"Saya harus cari Nay," Rangga menyaut kunci mobil dan mobil itu melesat dengan kecepatan rata-rata.
.
.
.

Nayra sangat kehausan, dia tetap berusaha melepaskan tali itu. Dova pin sudah sadar dari pingsan nya, dia juga berusaha melepaskan tali itu dan kaki nya menendang-nendang kecil.

Brak!

Pintu rumah itu didobrak dan ada 4 laki-laki memakai masker hitam serta baju hitam menghampiri Nayra dan Diva. Mereka berdua sangat ketakutan.

"Hahaha... Akhirnya gue bisa tangkap lo berdua!" laki-laki itu tertawa.

"Apalagi lo Diva yang udah bental gue tadi pagi."

Ya dia adalah Alex, dia sengaja menyekap keduanya tetapi entah apa tujuan dia menyekap mereka berdua.

"A-Alex?!" batin Nayra.

Diva melotot dan menelan salivanya, "Gue gak nyangka dia bisa senekat itu."

"Gue lupa, ternyata kalian berdua belum dilepas lakbannya. Pantesan kayak orang bisu!" Alex melepas lakban itu dengaj kasat.

Srekk...

"Aww... Lo gila ya Lex, lo gak punya hati nyekap gue sama Nayra! Lo an-" belum selesai Diva berbicara, Alex langsung mengangkat dagu Diva.

"Apa lo bilang? Gue gak punya hati? Bodo amat!"

Kini giliran lakban Nayra yang dilepas.

Srekk...

"L-LO JAHAT LEX!" teriak Nayra dengan isakannya.

"Gue.gak.peduli." ucap Alex dan menekankan setiap kata.

"Mau lo apa hah? Lo gak puas ganggu kita?!" Diva sudah sangat emosi.

"Mau gue? Mau gue, lo berdua harus layanin gue sepuasnya," ucapnya dan tersenyum miring.

"ANJING LO!" umpat Diva.

"LO BERDUA DIEM, ATAU LO BERDUA GUE BUNUH!" Alex sudah menodongkan pisau kearah wajah mereka berdua.

Mereka berudia diam dan tidak berkutik karena takut pisau itu melukai mereka berdua.

"Bawa ke kamar!" titah Alex kepada anak buahnya.

"Woy! Lepasain gue! Gue gak mau!" Nayra terus berontak tetapi dia pingsan kembali karena kena obat bius.

"NAY PLIS JANGAN PIN-"

Mereka berdua diseret kr dalam kamar.

***

Jihan dan Keyra sedang berada di cafe tempat langganan mereka nongkrong.

"Han... Perasaan gue gak enak, kenapa ya?" tanya Keyra dengan wajah cemas.

"Mungkin lo lagi gak fot kali, makanya gak enak perasaan," sahut Jihan.

"Serius Han, gue gak enak perasaan. Dan gue malah kepikiran sama Nayra dan Diva."

Mendengar itu, Jihan langsung menghentikan mengscroll instagramnya lalu menoleh ke arah Keyra.

"K-kok bisa sama sih, gue juga kepikiran sama Nayra dan Diva," ujar Jihan.

"Coba lo telpon Diva atau Nayra," Jihan mengangguk dan langsung memencet kontak bernama 'Divaa'

Jihan langsung menelpon Diva tetapi tidak diangkat, dia juga menelpon Nayra tetap juga tak diangkat.

"Gimana? diangkat gak?" tanya Keyra dan dibalas gelengan oleh Jihan.

"Aduh gimana dong, gue takut mereka berdua kenapa-kenapa," Keyra menggigit jarinya karena cemas.
"Gimana kalo kita tanya aja sama pak Rangga,"

"Tapi kita gak punya nomornya."

Benar juga kata Keyra, mereka berdua sekarang bingung harus bagaimana dan mereka harus mencari kedua sahabatnya itu.

Maafin aku baru bias update hari ini:)

See you next part❤