BAB 14 : Kejutan menggigit

678 78 7
                                    

"Haha." Tawa singkat Maureen melihat Katya berjalan cepat keluar dari kerumunan penonton dengan wajahnya yang dia sembunyikan dengan rambut hitam panjangnya yang terurai.

Meski tidak bisa melihat dengan jelas, tapi Maureen, Felly dan Salsabilla yakin, kini Katya pasti sedeng menangis sehabis dia melihat adegan manis antara Edgar dan Cheryl.

"Cheryl berhasil menang dong. Hahaha!" Felly ikut tertawa.

"Tch!" Salsabilla berdecih lucu. "Udah pasti kemenangan bakal selalu ada di tangan Cheryl lah. Cheryl kan pacar resminya Edgar, dan semua orang juga udah tau itu. Jadi Cheryl bebas ngelakuin hal apapun sama Edgar...

... Sementara Katya, tindakan apa yang bisa dia ambil buat menang dari Cheryl? Gak ada sih. Ada palingan cuma hal-hal kecil yang gak berguna. Karena untuk hal ini, derajat Cheryl lebih tinggi dari Katya. Katya bukan apa-apa kalo Cheryl udah bertindak serius." Katanya.

"Betul." Maureen merangkul Salsabilla karena dia sangat membenarkan ucapan wanita itu. "Tapi jangan seneng dulu sih. Katya gak mungkin menyerah sampe disini. Setelah ini, mungkin dia bakal lebih menggila lagi deketin Edgar...

... Inget tentang kehadiran tiga temennya. Mereka gak mungkin main santai setelah tau Cheryl udah bertindak kayak gini. Mereka kan jauh lebih licik dari dugaan kita."

"Justru itu,..." Felly menyeringai jail. "Kita seharusnya juga harus lebih licik lagi, 'kan?"

"Hahaha!" Maureen kembali tertawa. "Of course, Girl's. Kenapa masih tanya? Cheryl juga kan udah bilang kalo dia udah gak mau main-main lagi."

"Hhm. Bener juga sih."

Sementara itu Katya...

"Katya!" Teriakan Devira memanggil Katya di depannya yang terus berjalan cepat. Dia mengejar Katya bersama Clara dan Eliza.

Mereka mengejar Katya hingga sampai ke belakang sekolah yang sepi. Katya jongkok bersandar di tembok dan benar-benar menangis bersedih disana.

Katya bahkan sampai menutup telinganya karena dia tidak mau mendengar suara Edgar dan Cheryl yang masih terdengar.

"Katya." Clara mendekati Katya lebih dulu. Dia berjongkok memegang kedua sisi pundak wanita itu.

"Tinggalin gue sendiri disini. Hiks! Gue-"

Clara membekap mulut Katya yang dia ketahui wanita itu pasti hendak mengatakan kalimat yang tidak seharusnya dia katakan.

"Nggak, Katya. Lu belum kalah... Oke. Untuk sekarang Cheryl emang berhasil menang dari lu. Tindakan dia udah keliatan sekarang. Tapi gue tegesin lagi sama lu, lu jangan coba-coba mau menyerah hanya karena hal ini...

... Seharusnya lu udah siapin diri buat hari ini karena yakin hari ini pasti bakal dateng juga. Sadar, kalo disini Cheryl bisa bertindak bebas dan bisa lakuin hal apapun sama Edgar."

Devira mengangguk membenarkan. "Sebagai kekasih gelap, lu seharusnya tau gimana bentuk serangan musuh, termasuk harus tau juga tentang gimana bentuk serangan sendiri."

"Betul." Eliza ikut membenarkan. "Lu jangan kehilangan semangat gini, Katya. Seharusnya setiap serangan yang Cheryl lempar, itu bikin lu semakin semangat lagi buat bertindak. Setiap sakit hati yang lu dapet, seharusnya itu bisa bikin perasaan dendam lu bangun."

Katya terdiam mencoba mencerna semua hal apa yang baru saja ketiga sahabatnya katakan.

Clara menghapus air mata Katya yang berlinang. Sebab air mata itu juga Make-up Katya jadi berantakan, luntur tidak karuan. Hadeuuhh!

WAR OF LOVE!!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang