BAB 17 : Menggigit. RAWR!!

699 69 9
                                    

Pagi. Pukul jam 06:39...

Untuk menghabiskan waktu kosongnya di pagi hari yang cerah ini, Katya memutuskan untuk berjoging pagi. Sendirian.

Sebenarnya Katya masih cukup lelah karena dia tidak cukup tidur semalam, padahal habis menjalani hari sibuk kemarin.

Katya juga masih merasakan pusing di kepala karena mengingat semalam dia habis berbuat apa.

Tapi Katya tidak bisa terus diam dirumah. Belakangan ini pikiran yang sama terus saja mengganggu Katya sehingga membuat Katya tidak suka sendirian.

Padahal tidak seharusnya seperti ini. Katya sadar dia bukanlah orang baik, jadi buat apa merasa bersalah pada seseorang?

Tapi sialnya, perasaan seperti itu tetap Katya rasakan. Menyebalkan sekali! Uughh!

Lain dari itu, Katya juga sedang diam-diam memikirkan kejadian buruk yang tiba-tiba menimpanya kemarin di hari Festival Tahunan yang diselenggarakan di SMA Wismaraja.

Kira-kira siapa ya orang yang mencoba mencelakainya kemarin? Punya dendam apa tuh orang sama Katya?

Uuhh! Sekarang Katya jadi berpikiran buruk deh, sebab apa? Sebab dia memikirkan satu nama seseorang, orang yang bahkan kehadirannya sama sekali tidak pernah Katya harapkan.

Jadi gini, guys. Di kampung halamannya, Yogyakarta. Sebenarnya Katya pernah mengalami situasi rumit karena seseorang. Katya di kejar-kejar oleh seorang pemuda yang terobsesi ingin memilikinya.

Tidak akan jadi masalah jika orang itu main lembut dan jujur tentang perasaannya kepada Katya, karena jika benar begitu Katya akan coba pikirkan dengan baik-baik.

Tapi kalau dia memintanya dengan cara yang kasar, pemaksaan, ditambah dia yang ingin langsung bersetubuh dengan Katya... Bagaimana mungkin Katya mau menerimanya? Gila.

Memang sih dia teman SMP Katya dulu. Ya tapi kan status itu tidak memungkinkan Katya harus percaya padanya. Ditambah waktu itu mereka masih terlalu kecil untuk berpacaran.

Masa masih cinta monyet sudah minta main kuda-kudaan diatas kasur? Nggak banget, iiw!

Katya yang ingin melanjutkan sekolahnya hingga ke pendidikan tingkat tinggi, sangat tidak ingin melakukannya. Katya masih ingin menjaga keperawanannya, setidaknya sampai Katya menikah dengan lelaki yang Katya cintai.

Pemuda itu sempat menyimpan dendam pada Katya. Dia terus mengganggu Katya, bahkan pernah hampir memperkosa Katya secara paksa. Tapi untungnya Katya masih bisa menyelamatkan diri ketika di culik olehnya.

Karena Katya yang tidak melaporkannya ke pihak berwajib ataupun ke orangtua, alhasil tuh bocah terus mengganggu Katya deh. Iya. Dari SMP kelas 3 sampai SMA kelas 1.

Hehe. Iya. Ini juga salah satu alasan Katya tidak ingin sekolah di kampung halamannya. Katya sedang diam-diam mencoba menghindarinya. Katya tidak suka di ganggu terus-menerus. Jelas.

Tapi... Tidak mungkin kan tuh bocah mengikuti Katya hingga sampai kesini? Karena kalau benar begitu, berarti Katya tidak benar-benar aman.

Semoga tidak benar deh. Semoga Katya salah menduga. Mencoba berpikir positif saja, jangan sampai hal ini juga mengganggu pikirannya. Katya tidak mau depresi mendadak.

Katya melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Eumm... Baru jam tujuh tepat. Sekitar dua jam lagi, Katya ada janji bertemu dengan Edgar.

Kira-kira, dua jam sebelum itu Katya harus kemana, ya? Harus ngelakuin apa, ya? Katya malas pulang, karena itu pasti akan membuatnya lama berdiam diri didalam rumah.

Disaat sedang berpikir sambil berlari, tiba-tiba Katya mendapat panggilan telepon dari seseorang, membuatnya berhenti berlari dengan deru nafasnya yang agak memburu.

WAR OF LOVE!!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang