BAB 15 : Mencoba menepis

670 78 3
                                    

Jay, Havid, Sean, Fadel dan Aiden berlari cepat mencoba mengejar orang yang telah membuat kekacauan di SMA Wismaraja.

Orang-orang yang panik, membuat Araster bisa bergerak bebas disini. Karena jika memakai identitas sebagai Phoenix Band, mereka tidak akan bisa mengejar si Penguntit itu.

"Semuanya berpencar! Sean Fadel ambil sayap kanan. Aiden sayap kiri. Biar gue sama Havid yang jaga bagian belakang." Jay membagi tugas tanpa berhenti berlari.

"SIAP!"

"Jangan sampe dia lolos! Sebisa mungkin kita harus berhasil tangkep dia malem ini juga. Ngerti?!"

"NGERTI!!"

Kelimanya pun berpencar, mengambil tugas yang telah Jay tentukan.

Sementara si Penguntit, dia terus berlari fokus tanpa mau melihat ke belakang. Meski begitu, dia tahu kalau dia sedang di kejar.

Seringaian tipis terukir di bibirnya. Benarkah? Mereka mau menangkapnya? Hahaha! Lakukan saja jika mereka bisa. Menangkapnya tidak akan semudah itu.

Sementara itu di bagian dalam...

"Jangan, Edgar!" Devano menahan Edgar untuk tidak mendekati Katya. "Keadaan bakal sulit terkendali kalo lu nekat hampirin Katya."

Edgar terdiam, arah matanya tertuju kepada Katya yang sedang ditangani oleh pihak acara. Edgar juga bisa melihat jelas Jayden ikut bergerak membantu Katya.

"Kita bakal pastiin keadaan Katya nanti. Sekarang kita harus kejar si Penguntit itu sebelum kita kehilangan jejak. Ini momen langka karena kita susah cari keberadaannya."

"Ck!" Edgar berdecak kesal, sebelum dia berlari cepat hendak menyusul kelima anggota Araster yang sudah lebih dulu mengejar si Penguntit. Devano mengikutinya dibelakang.

Edgar akan pastikan. Jika si Penguntit itu tertangkap malam ini juga, Edgar tidak akan segan untuk membunuhnya, membunuhnya setelah Edgar menyiksanya tanpa ampun.

"Cheryl." Maureen mendekati Cheryl yang dia perhatikan sedari tadi terus terdiam membisu ditempatnya semula. "Lu gapapa, 'kan?"

Cheryl menggeleng sambil tersenyum tipis. "Gapapa. Cuma Katya yang kena serangan itu."

"Maksud gue, lu gapapa setelah denger Edgar teriak nyebut nama Katya?"

Jika seperti itu pertanyaan Maureen... Eumm... Cheryl tidak bisa langsung menyahut.

Tanpa Cheryl jawab, agaknya Maureen juga paham bagaimana perasaan Cheryl sekarang.

"Salsa sama Felly kemana?" Pertanyaan Cheryl untuk Maureen, tiba-tiba mengubah topik.

Maureen menghela nafas pasrah. Baiklah. Terserah Cheryl saja. Jika dia tidak mau membahasnya, ya sudah.

"Mereka kabur. Takut. Ikut panik."

"Yaudah. Kita cari mereka aja. Habis itu pulang. Udah cape bgt gue mau langsung tidur."

Maureen mengangguk setuju. "Oke deh."

Kita kembali ke Araster yang masih mengejar si Penguntit. Mereka sudah keluar dari area sekitar sekolah, masuk ke area perkomplekan.

WAR OF LOVE!!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang