BAB 25 : Gerak lincah

639 61 9
                                    

Malam harinya...

Setelah memastikan Katya aman, Edgar langsung datang menemui teman-temannya di Markas Araster, hendak membicarakan hal yang belum sempat dibicarakan waktu itu.

"Langsung bilang aja apa yang mau lu bilang." Titah Edgar kepada Devano yang telah menciptakan pertemuan ini.

Devano mengangguk setuju. "Sebelum itu, satu pertanyaan gue buat kalian... Terlepas dari Valuenz yang berhasil jebak kita, apa di malam itu kalian gak merasa ada hal lain yang aneh?"

"Hal aneh yang lain?" Jay mengulangi pertanyaan, Devano menimpali dengan anggukan kepala. "Nggak sih kalo gue mah." Jawaban Jay.

"Coba Bang Devano bilang aja, hal aneh apa yang dimaksud? Kita semua kayaknya gak tau. Tapi mungkin setelah Bang Devano bilang kita bisa tau dan inget karena mungkin juga sempet kepikiran tapi lupa." Sean berkata.

Oke. Sean benar. Sepertinya Devano harus mengatakannya langsung.

"Gini... Gue-"

"Bentar." Edgar tiba-tiba menahan Devano untuk bicara. Karena apa? Karena dia melihat ada hal aneh yang terjadi pada Laptop Devano yang menyala yang tergeletak diatas meja, meja di belakang sofa bukannya meja didepan mereka.

Edgar hampiri Laptop itu dan memerhatikannya dengan teliti. Soalnya tadi Edgar lihat, ada sebuah pergerakan di layar Laptop ini padahal tidak ada yang mengutak-atik nya.

Devano yang penasaran ikut mendekati dan melihat serta memerhatikan apa yang Edgar lakukan dengan Laptopnya.

"Tch!" Edgar berdecih lucu usai dia berhasil mencari tahu apa yang telah terjadi dengan Laptop milik Devano ini.

Rupanya, ada yang tengah diam-diam mencoba menguping pembicaraan Araster.

"Wahh." Devano berseru takjub setelah sempat terkejut. "Bisa-bisanya mereka berhasil pasang aplikasi mata-mata di Laptop gue."

"Hah?!" Ya. Ucapan Devano membuat Jay, Havid, Sean, Fadel dan Aiden terkejut. Rupanya hal semacam itu yang baru saja terjadi.

"Entah sejak kapan itu." Lanjut Devano.

Devano pun mengambil alih Laptopnya dari Edgar. Dia menghapus aplikasi mata-mata tersebut dan lalu mematikan Laptopnya.

"Nonaktifkan HP kalian juga." Permintaan Edgar untuk ke-enam rekannya. Mereka yang mengerti apa maksudnya pun mau melakukannya, termasuk Edgar juga mematikan ponselnya.

"Sial banget. Sehebat itu rupanya mereka sampe bisa diem-diem pantau kita cuma modal dari ngehack Laptop gue, dan kemungkinan besar juga pasti bisa ngehack HP kita semua." Kata Devano, dibenarkan mereka yang mendengar.

"Itu juga pasti alesan yang bikin mereka tau apa aja tindakan yang mau kita ambil belakangan ini. Mereka tau karena mereka berhasil nguping pembicaraan kita." Aiden dengan jalan pikirnya.

"Berarti udah cukup lama juga dong aplikasi mata-mata itu terpasang di Laptopnya Bang Devano." Fadel melanjutkan.

"Lalai amat lu sampe nggak engah ada aplikasi mata-mata terpasang di Laptop lu."

Benarkah? Apakah Havid baru saja menyalahkan Devano?

"Haha! Jadi sekarang kalian salahin gue dan bilang gue gak becus gitu buat jadi rekan yang selalu diandelin dan dipercaya?"

Wahh. Sepertinya Devano sangat tidak menyukai atas hal apa yang baru saja Havid katakan tadi. Dia merasa sangat tersinggung.

"Masih ada gue disini." Edgar kembali duduk di tempatnya semula. "Kalo mau berantem, nanti aja kalo gue udah gak ada diantara kalian. Gue gak mau denger keributan. Lebih baik lanjut pembicaraan yang tadi. Jangan ditunda lagi."

WAR OF LOVE!!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang