Villa

177 9 3
                                    

Okayy next parttttt, part 26 .
Jangan lupa vote dan komen yah, stay terus cerita ini sampai end...

Jeng jeng jengg...
Gak lama lagi kok end nya hehe

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.

Datanglah membawa pembuktian dan kepastian. Jika kamu hanya datang dengan angan-angan. Maka pergilah !aku tidak butuh angan-angan darimu.
_Caren Adela Aloysius

________

Axel dan Laura sudah tiba di villa yang ingin mereka lihat dan kunjungi. Dan sialnya Axel tidak tahu jika Aren juga berada disana.

"sayang... Ayolahh! Lama banget sih," kata laura pada axel yang masih malas-malasan turun dari mobil.

"duluan aja." suruh Axel.

"ihhh...gak mau lah, aku maunya bareng sama kamu," kata laura lagi.

"Ck!" dengan berdecak sebal Axel pun turun dari mobil dan mengikuti laura yang berada di depannya.

Mereka berjalan beriringan layaknya seorang pasutri dengan laura yang terus menempel di lengan Axel. Terlihat dari wajahnya axel meresa tidak nyaman dengan posisi ini.

Tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah terjerat dalam kata-kata manis laura.

......

Sementara Aren, lula dan deva mereka juga berada di villa yang sama dengan villa yang akan di kunjungi oleh Axel dan laura. Tapi, mereka tidak tau kebenaran itu bahwa mereka berada di tempat yang sama.

"yang ini bagus nih kamarnya," kata laura. Dan kebetulan kamar tempat laura bersebelahan dengan kamar milik Aren.

"gimana sayang? Bagus gak?" tanya laura pada axel. Axel hanya menganggukan kepalanya saja.

"yaudah aku pilih kamar ini aja," kata laura tersenyum senang. "mau pulang atau makan dulu?" tanya laura.

"pulang aja," jawab axel, ia berjalan mendahului laura, gadis itu terlihat menghentakan kakinya sebal pada axel tapi axel tidak peduli akan hal itu.

......

"Axel tadi sekolah? Dia baik-baik aja kan? Dia gak macam-macam kan?" tanya Aren pada lula dan deva.

"iya sekolah, baik² aja kok, iya dia macam-macam di sekolah tadi." jawab lula.

"macam-macam ke siapa?" tanya aren.

"ke siapa lagi kalo bukan nyai loreng! " kata deva.

"hmmm.... Gitu yah," jawab aren. Ia terlihat lemas mendengarnya.

"udahlah yen, dia aja gak mikirin lo dan elo masih aja mikirin dia," kata deva.

"emm.... Mikirin aja gakpapa kali ya," jawab aren pelan.

Drttt drttt drttt

Bunyi hp bergetar dikasur. Benda itu milik aren.

"siapa yang telefon lo?" tanya lula.

"ini, bangg Acel la," panik Aren.

"angkat aja gakpapa," kata deva.

"yaudah, gue angkat dulu yah." Aren mengangkat telefon dari bang Acel.

Bang Acell calling

Acel
Halo dek? Lo dimana?

Aren
D-di.. Villa bang

Lah kok divilla? Ini axel laki lo nanya terus ke gue, lo emang gak balik kerumah lo ha?

I-iya bang, aren lagi nginep bareng sama lula sama deva.

Kenapa gak bilang sama Axel?
Dia nyariin lo terus.

Em maaf bang

Yakin? Lagi nginep bareng lula dan deva? Bukan karena lagi berantem sama axel.

Iya bang! (lula yang menyahut)
Husttt... Diem aja tolol! (kata aren)

Aren! Jujur sama abang?!

A-aren jujur bang, kita gak berantem.

Hm, abang gak percaya. Bisa kasih bukti?

Emm.. Coba aja abang tanya Axel nya

Oke!.

Tuttt tuttt...

Panggilan dimatikan sepihak oleh Acel.

"Aduhh lula! Ini gimana, nanti bang Acel marah gimana?" panik Aren.

"lo terima aja kalo bang Acel marah," jawab deva santuy.

"gila! Lo pikir marah nya Bang Acel itu main-main, lo pikir dia marahnya cuma sebatas bentak?" Aren menaikan suaranya.

"santai aja kali! Tinggal terima aja, toh paling si Axel yang dimarahin" jawab Deva lagi.

"Aghhh"
Aren menarik rambutnya kesal, ia langsung memikirkan axel, apa yang terjadi pada axel jika sampai bang Acel marah nanti.

"udah gak usah mikirin Axel, belum tentu juga dia mikirin lo, mungkin aja dia lagi seneng-seneng sama laura," kata lula.

"tumben bijak lo," sindir Deva. "udah dari lama, tapi selama ini terpendam, hehe" jawab Lula.

"udah diam!" kesal Aren.

"Dihhh" kompak Deva dan Lula .

.......

Malam telah menyambut, dan dalam seharian aren masih memikirkan Axel. Apa yang terjadi pada cowok itu nanti.

"dah ren, lo mending tidur deh," kata deva.

"gak!" bantah aren.

"gak nurut?!" Deva langsung membentak aren.

"yaelah ibu kos ngamuk, anak kos nya gak bayar cicilan kos," goda lula.

"diam lo!" bentak deva pada lula.

/////

"Ahahah, kamu bisa aja deh sayang"

"gak, aku jujur kamu cantik banget malam ini, bikin aku gak sabar buat mangsa kamu"

"ahhh aku udah gak tahan.. "

////

"buset! Siapa tu?" tanya lula. "kuat banget suaranya, serasa villa milik berdua," sambungnya lagi.

"gak tau juga, gue merinding dengar nya" kata deva.

"coba kalian intip dari sana," tunjuk Aren pada bingkai foto di tengah sisi dinding. "ngapain intip disana? Mana bisa ada bingkai foto?" tanya lula.

"lepas dulu bingkainya tolol!" suruh Aren. "emang ada apa?" tanya lula lagi.

"banyak tanya lagi! Lakuin aja" suruh Aren.

"gak bakal bintitan?" tanya Deva.

"yang bintitan lo berdua lah," ucap Aren.


MY DILAPIDATED WIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang