kak Shandy

174 12 1
                                    


Karena hari sudah semakin sore Aren memutuskan untuk pulang kerumah takut jika Axel akan marah padanya.

"Guys gue pulang duluan ya, nanti kapan-kapan main lagi ke sini" kata Aren dengan sendu.

"gak usah sedih kali, rumah kak Shandy gak akan pindah lo tenang aja, hehe" kata Lula menyengir.

"Deva belum pulang?" tanya Aren sambil beralih menatap Deva.

"belum kan rumah gue dekat dari sini jadi sans aja" ujar Deva.

"hm oke, kak Shandy Aren balik dulu ya" pamit Aren lalu keluar dari rumah Shandy.

"Hati-hati" kata Shandy memperingati Aren. Aren mengakat satu tangannya membentuk hormat.

"siap bosque"

....

Di perjalanan pulang Aren melajukan mobil nya dengan santai sambil bersenandung pelan mengikuti lagu yang ia nyalakan.

Tak sengaja mata Aren menangkap sosok laki-laki yang ia kenal bersama seorang cewek yang juga ia kenali. Mata Aren memanas dadanya sedikit sesak tapi ia tidak menangis. Ia hanya tersenyum getir, lalu Aren menepikan mobilnya di dekat taman itu. Ia mengintip dari mobil, di sana Axel dan Laura sedang tertawa riang sambil memakan es krim.

Aren turun dari mobil dan beranjak ke penjual es krim yang letaknya di dekat Axel dan Laura, ia melangkah pasti ke penjual es tanpa menghiraukan Axel dan Laura, ia pura-pura tak melihatnya.

"Bang es krim nya satu yang spesial ya" kata Aren berbinar melihat es krim itu.

"oke neng,tunggu sebentar" ujar abang penjual.

Aren menunggu sambil memainkan ponsel nya, ia masih tidak menghiraukan Axel dan Laura, dan sebenarnya Axel tahu jika itu adalah Aren.
Axel gelagapan sendiri di tempatnya dengan rasa bersalah.

"ngapai xel lo sama cewek jalang itu" batin Aren menghujat.

"ini neng es krim nya,silahkan di nikmati" abang penjual es memberikan nya pada Aren.

Aren menyodorkan selembar uang berwarna hijau" kebaliannya buat abang,saya permisi" Aren berbali dan matanya bertemu dengan mata Axel dengan cepat Aren memutuskan kontak mata itu lalu pergi menuju mobilnya.

Laura juga menyadari sikap Axel yang tiba-tiba berubah saat melihat Aren, dan menjadi tanda tanya besar dalam hati Laura.

...

"Jahat banget!awas aja! Gue bakalan diemin elo!" dumel Aren sambil memakan es krim nya dengan lahap.

Aren suda tiba di rumah ia langsung memasuki kamarnya dan mulai melakukan ritual mandinya dengan damai sambil mengingat kejadian tadi siang, di satu sis Aren senang dan di sisi lain hatinya kalut seperti di remas.

Aren keluar kamar mandi dengan di baluti jubah mandi berwana putih dan handuk kecil melilit di kepalanya. Aren kaget melihat Axel yang berada di ranjangnya sambil bersender di kepala ranjang memainkan ponsel.

Aren tidak peduli ia memasuki walk in closet untuk memakai piyama tidurnya, malam ini ia menggunakan piyam pendek berwarna silver. Aren duduk di depan meja rias ia mengeringkan rambutnya dan meyisirnya dengan pelan tak lupa poni yang ia sayangi. Ia mengacangi Axel yang sedari tadi menatapnya.

Aren beranjak dari kamar dan menuju dapur untuk memasak.
Ia benar-benar tidak mempedulikan Axel sedikit pun.

Ia menggunakan celemek untuk memasak, ia memotong wortel dan kentang dengan telaten, lanjut membersihkan brokoli dan Ayam, juga telur puyuh secukupnya. Ia akan memasak sup malam ini,karena ia sangat merindukan sup buatan mamanya dan ia juga merindukan mama, papa juga abangnya di rumah.

MY DILAPIDATED WIFE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang