Part 30 (TAMAT)

1.8K 102 9
                                    

Ya, beruntung, ia bisa mengingat lebih lama sebelum ia kehilangannya, lagi.

Dor!

Dan siapa tertembak, Brendon tak peduli, yang terpenting dirinya bisa terus mengingat. Ia mengerang karena listrik dan panas, tetapi tak masalah, ia masih jelas mengingat mereka semua, dan kini si pria mengisi peluru lagi.

Tak masalah jika ia mati di sini.

Ia bisa merasakan ujung dingin pistol menyentuh keningnya.

Sama sekali tidak masalah.

Dor!

Klek!

"Mas Brendon!" Suara itu, Brendon masih bisa mendengarnya, dan merasakan pelukannya, tak ada rasa sakit dan kala ia membuka mata, ia bersyukur wajah istrinya yang dirinya lihat sebelum akhirnya semuanya gelap.

Dan berita penangkapan dalang korupsi setelah dua tahun berlalu akhirnya tertangkap, semua orang bisa bernapas lega dengan hukuman berat sekaligus berlapis yang ditekankan serta jaminan keamanan yang diterima.

"Mas, buka mulutnya," kata Beatrice, mulai menyuapi suaminya yang dipenuhi perban akibat luka bakar di beberapa bagian tubuhnya, Brendon menerimanya dengan senang hati.

Ini sudah lebih dari dua minggu berlalu dari peristiwa besar itu, Brendon bahkan sempat koma beberapa hari karena trauma parah yang dideritanya ....

"Papa! Mama!" Dan anak-anak datang, bersama Gaege dan Kanya yang kemudian melangkah masuk, disertai orang tua Gaege.

Brendon tersenyum hangat, keluarganya lengkap ....

Ia bersyukur bisa selamat, dan terus mengingat momen bahagia ini hingga akhir hayat, lebih lama lagi.

Kemudian, dari balik jendela, dua pria berjubah hitam yang terbang pun memantau mereka dari kejauhan.

"Bagus, bagus, semuanya berjalan dengan beres." Kemudian, dengan nyalang pria tua itu menatap anak buahnya. "Tapi, aku merasakan kau ada campur tangan sesuatu ...."

Dan wajahnya menciut.

"Ck, terserahlah, apa boleh buat!" Dan ia menyengir karena maaf itu. "Sekarang, hapus ingatan mereka, ubah!"

"Siap, Tuan!"

Dan kemudian, waktu seakan berhenti, ia mengeluarkan kekuatannya kemudian mengarahkannya ke keluarga di balik ruangan tersebut. Tak ada lagi yang ingat soal pertukaran raga itu, tetapi ingatan akan diubah agar keduanya tetap berteman bersama.

Hanya saja, ada hal aneh yang terjadi.

"Hm, kenapa itu?"

"Dia ... tampaknya terlalu kuat."

Tama menoleh keluar jendela kala semuanya berhenti di tempat termasuk keluarganya, ia menatap ke arah dua pria berjubah itu kemudian tersenyum seraya melambaikan tangan ke arah mereka.

"Dia bukan anak biasa, tapi ya sudahlah, dia anak yang baik." Kemudian, ia tersenyum ke arahnya. "Kau bisa mendengar kami, kan, Nak?"

Tama mengangguk. "Kuharap, kau merahasiakan ini, oke?" Tama mengangguk lagi. "Semuanya sudah kembali seperti semula."

Dan kala mereka menghilang, waktu kembali berjalan, Tama menuju ke ayahnya dan memeluk pria itu lembut.

"Oh, ya, omong-omong, kami punya kabar baik," kata Kanya, Gaege memeluknya dari samping, mereka menatap sekitaran yang terlihat menatap dengan tunggu. "Gaege, kamu bilang, yah."

"Aku hamil."

Semuanya kaget. "Lho, Gaege hamil?" tanya ibunya bingung.

"Eh, eh, maksudnya Kanya yang hamil! Aku yang kang hamilin," ralat Gaege segera, dan mereka hanya tertawa. "Nambah family, adik buat Tama sama Thea, jadi makin seru kita mainnya, kan kan kan?"

Gaege dan Kanya berpelukan semakin erat.

Saat hari di mana misi berhasil, malam itu Gaege bermimpi buruk yang membuatnya bahkan menunjukkan sisi terlemahnya, menangis di hadapan istrinya sejadi-jadinya karena trauma mendalam yang ia derita. Kanya pun memberikan hal yang disukai Gaege, hal yang dirindukan Gaege selama menjadi Brendon, ia membantunya dengan melakukan sentuhan suami istrinya.

Yang membuat Gaege ketagihan bahkan berhasil terobati sakitnya, dan membuahkan hasil, akhirnya.

"Yeay!" Tama dan Thea memekik bahagia.

"Kalau anaknya cowok, kita jodohin sama Thea. Kalau cewek, kita jodohin ke Tama!" ujar Gaege penuh keyakinan.

"Aduh, langsung lompat sejauh itu, kasih nama dulu kek atau apa kek. Oh, mending kamu lebih belajar lagi jadi calon ayah yang baik, jadi suami yang baik ngurus istri yang hamil!" tegur sang ibu.

Gaege mendengkus. "Iya, Ma, iya ...."

Mereka hanya tertawa.

Ikatan kekeluargaan yang menyenangkan ini, baik Gaege sekeluarga dan Brendon sekeluarga, sangat menikmatinya. Walau pria itu bingung, hanya karena tertukar sempak di rumah sakit saat siuman, keduanya bisa sedekat ini?

"Belgedes!" kata pria tua sang malaikat maut pada anak buahnya yang lagi-lagi tak becus mengurus, masa ingatan jiwa yang tertukar tergantikan sempak yang tertukar.

"Ampun, Pak! HUAA!!!"

Tama tertawa melihat mereka di balik jendela, kemudian melihat ke arah perut Kanya. Ia melihat sesuatu di balik itu, bercahaya merah muda ....

"Anak Tante ... cewek," gumamnya pelan. Setelahnya, ia tersenyum kecil.

THE END

MY HUSBAND, YOUR HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang