Part 26

642 69 0
                                    

Truk tak berhenti, kali ini Gaege yang tengah menyetir di mobil sisi kiri ikut tersenggol, ia sama parahnya, banyak korban di sana ....

Brendon, terjepit, matanya menatap ke arah tas di sampingnya yang kemudian dicomot seseorang, ia berusaha mengambilnya tetapi sesosok pria berjubah hitam menghalangi pandangannya yang memburam, semakin berat dan menghilang ....

Melayang ....

Semuanya pun ringan dan kini ia berada di suasana serba putih.

"Kau salah cabut, kau salah mengambilnya, Bodoh! Mereka masih bisa bertahan! Kembalikan mereka!" Dan kemudian, ia jatuh lagi.

Sadarkan diri di tubuh yang berbeda, dan tas itu ... mata Brendon terbuka dan Beatrice menangis bahagia memeluk suaminya. Tak lama kemudian, malaikat maut datang lagi, menuju ke mereka seraya memperlihatkan angka enam di tangannya dan menghilang.

"Mas, Mas tadi sebenernya kenapa?" tanya Beatrice, mengusap puncak kepala suaminya, sedang Gaege langsung merasa gugup.

"A-aku keluar sebentar, ya." Dan ia kabur, takut dimarahi karena hal tadi adalah ulahnya.

"Ke mana?" tanya Kanya.

"Laper, kamu nitip?" Kanya menggeleng, Gaege bersyukur sebelum akhirnya kabur.

"Aku enggak papa, cuman ingatan ... yang terlalu bahagia aja." Gaege tersenyum hangat ke mereka, sebelum akhirnya tersenyum ke istrinya.

Tentu saja, ia berbohong.

Yang ia ingat adalah kasus yang harus ia tangani, kasus yang benar-benar mengganjal di dadanya karena begitu berbahaya sampai ke keluarganya. Ia harus menyelesaikan ini, dan ia harus mendapatkan ketujuh ingatannya demi bisa menyelesaikannya dengan tuntas.

"Ayo ... kita pulang ... aku udah gak papa."

"Nanti, ya, Mas. Mas harus istirahat dulu." Brendon sadari dirinya diinfus, huh ....

Dan tak lama kemudian, orang tua Gaege datang bersama anak-anak, melihat dengan begitu khawatir dan Tama menangis karenanya.

Sementara itu di luar, Brendon menuju ke belakang rumah sakit yang sepi, sore hari yang terik setelah hampir satu malam Brendon tak sadarkan diri hingga ini hari besoknya. Entah kenapa hari ini ia merasa ingin merokok, hal yang tak pernah ia lakukan lagi lama di masa lalu, dan kini ia melakukannya diam-diam.

Ia duduk di sana, menikmati langit yang mulai menyenja, merasakan embusan angin menerpa kulitnya sebelum akhirnya pandangan teralih ke semak yang berbunyi. Matanya menatap sekitaran yang sepi, tetapi ia rasa ada yang mengawasi ....

Hal itu membuatnya mengerutkan kening, ke arah semak belukar lagi, ada sesuatu warna hitam di sana.

Pun, mulai ia melangkah menuju ke benda yang baru hadir di sana itu, memungutnya dan menemukan tas usang. Kemudian, ia buka, dan di dalamnya banyak kertas kosong di sana. "Hm? Apa ini?" Ia tak tahu, jika itu tas yang sama yang ada di mobil bersama Brendon.

"Tampaknya dia masih lupa ingatan dan mulai mengingat," kata seseorang di balik semak belukar lain.

"Kalau begitu tangkap dirinya!" Dan dari belakang, Gaege disekap, mulutnya direndam dengan sapu tangan berbius tetapi pria itu berhasil meronta membebaskan diri.

Dengan keahlian bela dirinya, ia mulai memukuli mereka, pria berjas aneh yang nyatanya lebih dari satu orang hingga Gaege dibuat kewalahan, terlebih kemudian reaksi obat bius mengambil alih kesadarannya.

Dan malam itu juga para pria itu menyeretnya pergi dengan dimasukkan ke van.

Membawanya menjauh dari rumah sakit ....

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MY HUSBAND, YOUR HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang