Part 3

2.8K 187 7
                                    

Beatrice menangkap badan Gaege yang jatuh, Kanya pun menghampiri ikut membantu mengangkat, sementara Brendon yang melihatnya memandang kesal seraya mengangkat kedua tangan. Kedua wanita itu kini membawa tubuh Gaege sementara si anak laki-laki mereka yang kecil memegangi infusnya, kini ia terbaring lagi di kasur.

"Papa ...." Anak kecil itu terisak sementara anak perempuan bingung, ia menatap Brendon yang terlihat berkecak pinggang kemudian Gaege yang terbaring lemah.

"Mama, aku bingung ...."

Dan tak lama kemudian, dua orang dokter dengan masker di wajah masuk, salah satunya menutup pintu di belakang mereka. Kehadirannya membuat semua yang ada di sana menoleh.

"Mama, takut!" Anak laki-laki yang melihat mereka langsung memeluk ibunya, hal yang membuat mereka bingung.

"Heh, dia bisa melihat wujud asli kita?" kata salah seorang dokter.

"Ia anak istimewa! Ck, lanjutkan saja bekerja, ini benar ruangannya, kan?" tanya dokter lain.

Brendon melipat tangan di depan dada. "Apa maksudnya percakapan kalian?" tanyanya, menatap tajam mereka.

Mereka berdua menatap mereka bingung bergantian, sebelum akhirnya menghela napas.

"Kami ingin menjelaskan sesuatu pada kalian, jadi mohon dengarkan dengan saksama!" katanya, pun wujud pakaian dokternya secepat kilat berubah menjadi dua orang pria berjubah dengan mata merah menyala. Semuanya kaget. Sang anak perempuan ikut memeluk ibunya.

"Siapa kalian!" tanya Brendon.

"Kami adalah pencabut nyawa, dan hari ini ... anak baru kami melakukan dua kesalahan yang membuat ... dua nyawa Brendon Xanders dan Gaege Jaxson tertukar." Mendengarnya, semuanya semakin kaget.

"A-apaan maksudnya?!" Kanya bertanya.

"Elo! Kalian ternyata yang—" Namun, belum Brendon mendekat, sebuah asap kehitaman dikeluarkan pria itu hingga Brendon terjatuh tak sadarkan diri.

"Menyelalah jika kalian ingin kami buat pingsan," katanya tegas. "Kesalahan ini amat fatal, kami benar-benar memohon maaf. Pertama, karena bocah ini, mencabut nyawa yang sebenarnya tak perlu dicabut. Kemudian, saat kami menyuruhnya mengembalikan, ia malah memasukkannya tertukar."

"Jadi ... kalian ke sini akan mengembalikan nyawa suami kami, kan?" tanya Beatrice, bertukar pandang dengan Kanya.

"Ya, dan setelah itu semuanya akan kembali normal, kalian akan melupakan ini semua ...."

Mendengarnya, ia tersenyum, kemudian Beatrice terus berusaha menenangkan kedua anaknya yang masih bingung termasuk Kanya. Salah seorang dari mereka pun mengangkat Brendon bersama infusnya, dan membaringkannya di samping Gaege. Lalu yang lain mulai mengangkat tangannya di atas dua badan tak sadarkan diri tersebut.

"Mbak, Mbak ... bisa percaya dengan hal begini?" tanya Kanya yang masih begitu bingung.

"Hal seperti ini ... memang nyata. Di dunia bukan hanya ada manusia yang tinggal," katanya, tersenyum hangat ke wanita muda itu. "Maaf atas apa yang barusan terjadi ...."

Kanya tersenyum hangat. "Ah, iya ...." Kemudian, matanya berkaca-kaca. "Bukan salah, Mbak. Ini takdir Tuhan. Omong-omong, nama Mbak siapa?"

"Beatrice ...."

"Saya Kanya." Keduanya bersalaman hangat, dan Kanya kemudian menatap dua anak Beatrice. "Ini anak-anak Mbak, ya? Lucu, ya ... saya gak sabar punya anak nanti. Kalau iya, Mbak mau jadi temen saya, gak? Kita sharing banyak hal soal keibuan."

"Tentu aja, Kanya."

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MY HUSBAND, YOUR HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang