Part 19

661 75 3
                                    

Kanya mungkin merindukan sentuhan suaminya, ia juga mendapatkan izin oleh empunya tubuh serta istri empunya tubuh, tetapi ... Gaege ....

"Maaf, aku harap jangan, karena sekali melakukan aktivitas seksual biasanya Gaege gak bakal tahan buat nerusin sampe ke jenjang terjauh." Mendengarnya, Gaege terdiam kecewa. "Aku ingin menghormati tubuh Mas Brendon, dan Mbak Beatrice, yang juga menghormati tubuh Gaege."

"Ah, kalau begitu maaf sudah membuat kamu mendapatkan pilihan buruk," kata Beatrice, terlihat menyesal.

Kanya menggeleng. "Enggak, Mbak. Aku justru berterima kasih soalnya Mbak benar-benar baik."

Gaege, masih kecewa, ia memutar bola mata sebelum akhirnya menuju ke kamar mandi.

"Ah, iya, mertuaku keknya datengnya kepagian ampe bikin kita semua belum pada mandi," kata Kanya, menyesal. Namun, mereka menanggapinya dengan tertawa.

"Kamu mandi aja Kanya, Mas istirahat aja."

"Enggak, aku mandi aja bareng anak-anak, aku udah sehatan. Liat?" Dan ya, kala Beatrice mengecek suhu badannya, pria itu tampak lebih baik.

"Pake air hangat aja, ya."

Brendon mengangguk.

"Ya udah, aku ke dapur dulu buat masak."

"Mbak, aku ikut, aku belakangan aja nanti mandinya!" Setelahnya pun, kedua wanita tersebut memasak, Brendon mandi bersama Tama kemudian Gaege bersolo karier seperti biasa. Brendon tampak dengan santai memandikan Tama di bak mandinya.

"Tama, kamu tahu tempat yang pernah kita kunjungi dua tahun lalu, Sayang?"

Tama terlihat menatap ayahnya bingung, pun berpikir sejenak. "Yang mana, Pa?"

"Yang mana aja."

"Yang paling sering kita kunjungi ya desa orang tua Mama, kan?"

"Itu di mana, Sayang?"

"Di ...."

Selesai mandi pun, para pria dan anak-anak menuju ke dapur bersama, kemudian mereka menunggu para wanita menyelesaikan mandinya sebelum akhirnya mereka makan bersama. Setelah itu pun, para pria bersantai bersama anak-anak di ruang keluarga sementara para wanita asyik berbincang di dapur.

"Papa, Kak Thea, main monopoli, yuk!" ajak Tama.

"Ayo! Ayo ambil mainannya!" jawab Brendon tersenyum, Gaege yang awalnya bosan menonton televisi acara anak-anak menoleh ke arah mereka yang kini Tama datang bersama kotak berisi permainan tersebut. Spontan, ia bangkit dari duduknya.

"Om ikut, dong!"

Tama menoleh, tersenyum lebar. "Ayo, Om, main bareng! Monopoli emang kudu berempat!" Gaege tertawa dan ikut turun dan duduk di salah satu sisi monopoli yang diduduki peserta lain.

Mereka berempat kelihatan bahagia.

Permainan pun dimulai, dan mereka begitu senang serta bersemangat bermain satu sama lain.

"Lah, masa masuk penjara, sih?" tanya Gaege bingung, padahal ia selalu jalan dengan angka kembar enam yang membolehkannya jalan lagi, hingga tiga kali.

"Iya, tanya aja Papa! Tiga kali angka kembar enam, masuk penjara!" ujar Tama yakin, ia kemudian menatap Thea. "Ya, kan, Kak Thea?"

"Iya, bener!" Thea meyakinkan.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

MY HUSBAND, YOUR HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang