Twenty One

349 19 5
                                    


Harry melihatnya. Seorang gadis berambut coklat dengan wajah yang ia kenal. Ah itu gadisnya. Quenzee. Ia tampak cantik dengan setelan putih tanpa lengan. Ia berlari kesana-kesini dan terus tertawa riang. Harry tak bisa menahan senyumnya. Tanpa sadar ia memanggil gadis itu dan seketika ia menoleh.

“daddy~”

Harry berlari mendekat dan segera membawa tubuh mungil itu masuk kedalam dekapannya. Rasanya sudah lama ia tak mendengar nada riang nan manis dari gadisnya ini. rasanya sudah lama tidak mendekap tubuh mungil itu dalam dekapannya.

“I miss u.”Quenzee dalam pelukannya tertawa kecil.

“I miss u too daddy. A lot.” Ujarnya.

“jangan pergi lagi oke?”

Hening. Tak ada jawaban. Mendadak tubuh mungil itu terasa sangat dingin. Terasa lemah seprti cangkang tanpa isi. Perlahan Harry melonggarkan pelukan mereka dan menatap Quenzee yang sudah menutup matanya rapat. Keduanya luruh ketanah dengan Quenzee yang didekap erat Harry yang bingung dengan sistuasinya.

“baby? Jangan membuatku takut. Buka matamu dear”

Tak ada respon. Harry mulai panik dan menepuk pelan pipi gadis itu.

“Quinzee demi tuhan buka matamu!”

Sekali lagi Harry tak mendapat balasan apa-apa selain ketenangan dari si gadis dalam dekapannya.

“no,no, no. baby please. You scare me”

Harry mencoba mendekapnya lagi dan menyalurkan kehangatan yang ia punya untuk gadisnya yang tak merespon apa-apa.

Dadanya sesak dan nafasnya memburu diikuti air mata yang berdesakan keluar dari matanya. ia terus menggumamkan nama Quinzee disetiap tarikan nafasnya dan berharap tubuh kecil dalam dekapannya merespon dan membuka matanya. namun sekeras apapun ia menangis, berteriak dan memeluknya erat.

Ia tak mendapat apa-apa selain tubuh tanpa jiwa.

>>><<<

“kau sudah bangun?”

Harry mengerejapkan matanya mencoba membiasakan matanya dengan cahaya yang tiba-tiba masuk ke matanya dan membuat semuanya terlihat buram. Tak lama ia melihat Liam, Niall dan Zayn bersamanya. Ia berada di sebuah ruangan vvip rumah sakit dengan keadaan kaki dan lengannya terbalut perban. Mimpi. Rasanya ia memeluk Zee dengan nyata. Tapi ia bersyukur jika perasaan kehilangan itu hanya mimpi.

“what happened ?” tanyanya dengan suara serak.

Zayn memberinya minum dan Harry langsung menegaknya.

“di mana aku? Where’s my baby?”

Pertanyaan itu sukses membuat ketiga kawannya saling berpandangan. Harry bisa melihat raut wajah bingung dan sesuatu yang janggal di wajah mereka.

“Zayn. Where’s my Baby?” sekali lagi Harry bertanya dengan penuh penekanan ketika sesuatu dalam dirinya mendadak resah karena tak melihat sosok yang ia inginkan.

“you don’t remember?” tanya Zayn.
Harry mengerenyit bingung.

“this is not good buddy” gumam Niall namun semuanya mendengar hal itu.

“sorry Harry we lose Quinzee. Rencana kita hampir berhasil namun aku terlalu meremehkan Luke. Ia berhasil membawa Zee pergi.”

Penjelasan Liam seperti membawa semua ingatan terakhirnya. Sesuatu tentang penculikan Quinzee, rencana mengambilnya, baku hantam, tembakan dan bayangan bagaimana Quinzee menangis meneriakan namanya. Harry memijat pelipisnya ketika kepalanya berdenyut saat ingatan itu membanjiri kepalanya tanpa jeda.

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang