Nine

19K 439 10
                                    

>>><<<

Harry tak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok manis di hadapannya tersebut. Semalam gadis itu terlihat sangat ketakutan Dan memeluknya erat tapi pagi ini ia bangun dengan senyum ceria seperti biasa. Hebat. Ia bahkan bisa pulih semalam.

"Dad?"

"Yes honey?"

"Berhenti melihatku,, please? "

Harry terkekeh. Lalu menuruti permintaan gadis kecilnya. Kini ia beralih pada Koran paginya. Zayn Dan Vio sudah pulang sebelum sarapan. Zee sudah memaksa Vio Dan pacarnya itu untuk sarapan bersama tapi Vio harus pulang Karena ia juga harus pergi sekolah. Zee mengakhiri sarapannya dengan tegukan terakhir dari gelas susunya. Ia bergeser sedikit Dari kursinya lalu mengambil sepatunya.

Namun tiba-tiba Harry sudah berjongkok tepat di hadapannya. Zee menatap Harry bingung. Ia bahkan tak mendengar suara derit kursi bergeser ataupun langkah kaki. Apa daddy nya ini bisa berpindah tepat seperti di film film sihir yang ia tonton?

"Dad? Apa yang..."

Zee mendadak terdiam saat Harry meraih satu kakinya lalu membersihkan telapak kakinya dengan sebuah handuk.

"Dad kaki ku Kotor,, aku bisa sendiri. Sungguh"

"No honey, seorang putri layak di perlakukan seperti ini bukan ?"

Zee tertawa kecil lalu membiarkan daddy nya ini mengurus kakinya. Setelah selesai Zee berlari kecil ke ruang tengah untuk mengambil tas rillakumanya. Di belakangnya Harry sudah mengikuti nya sambil tertawa kecil melihat gadisnya sangat lucu ketika ia berlari kecil Dan mereka segera berangkat ke sekolah Zee.

>>><<<

"Zee!!!! "

Gadis itu memutar kepalanya Dan menatap Vio di samping nya yang entah kapan sudah menganga. Zee menautkan alisnya bingung lalu melambaikan tangannya di hadapan wajah Vio.

"Lihat dirimu astaga kau Kotor sekali sebenarnya kau menggambar Apa ? Jika miss Maria tau kau bisa di marahi" pekik Vio.

Zee menggembungkan pipinya. Melihat itu Vio tertawa kecil lalu mencubit pipi kanan Zee. Gadis itu melepaskan semua kuas di tangannya. Ah benar dia sangat Kotor. Ada cat warna merah di pipi kirinya,  warna abu-abu di pipi kanan jangan lupa warna jingga di seragamnya dan warna hijau yang tak sengaja tumpah ke roknya. Zee mengangkat sedikit kedua tangannya yang sudah belepotan warna. Ia harus segera membersihkannya sebelum mengering.

"Vio bisaa antar aku ke kamar Mandi ?" Tanya Zee.

"Ya tentu aku akan menyusul" jawab Vio tanpa beralih Dari lukisannya.

Zee mengangguk lalu berlari kecil keluar ruang kesenian ini. Toilet lumayan jauh dari ruang kesenian dan ia merasa risih dengan tatapan mereka yang seolah-olah bertanya Apa dirinya melukis di tubuhnya sendiri?

"Hei hei kemarikan aku disini"

Suara itu, entah kenapa Zee malah refleks berhenti. Ia menengok ke samping dan pandangannya langsung di sambut pemandangan lapangan basket di siang hari. Well hari ini berawan namun tak hujan. Tatapan matanya berhenti pada satu sosok lelaki berambut pirang yang tengah asyik berebut bola oranye dengan beberapa orang. Dia Luke.

"Ah senior yang aneh,," gumamnya.

Ia berniat melanjutkan perjalanan nya ke toilet Dan membersihkan dirinya tapi sebuah suara memanggil namanya Dan memaksa nya untuk kembali berbalik. Sosok yang tadi ia lihat kini berlari kecil kearahnya.

"Kelas seni hm?" Tanya Luke.

"Hum,, senior uh I mean Luke kau tak Ada kelas ?"

"Aku sudah selesai, ayo kubantu kau membersihkannya"

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang