Nineteen

2K 92 11
                                    

Zee tak tahu dirinya dibawa kemana sekarang. Rasanya tubuhnya terlalu lemas hanya untuk sekedar memberontak bahkan menanyakan kemana ia akan dibawa. Luke tak banyak bicara ia hanya mendorong kursi roda Zee dan berjalan dalam diam. Ia hanya tau dirinya terbangun dengan selang infus di tangannya dan ia juga harus meminum beberapa vitamin juga susu ibu hamil. Ia benci Luke, benci dirinya yang tiba-tiba saja mengandung, ia juga benci karena ia tak bisa apa-apa karena kondisi tubuhnya tak memungkinkan dirinya untuk segera kabur. Tapi jika memikirkan calon jabang bayi di dalam tubuhnya tengah tumbuh, hatinya menghangat. Tak bisa di pungkiri jika sedikitnya ia merasa senang. Ia suka anak-anak. Hanya saja keadaan yang kurang tepat membuatnya malah stress dan memperburuk keadaannya.

"kita akan ke itali. Kau dari dulu suka laut benar kan sayang? Kita akan mengunjungi rumah kita di sana" Luke mengelus pundaknya dan mencium puncak kepalanya.

Mereka tiba di bandara dan Luke menyuruh anak buahnya untuk menjaga Zee sementara dirinya tengah mengurus sesuatu. Ashton menyimpan pesawat pribadinya di bandara terdekat mengingat istana kecil milik Luke tak bisa dijangkau oleh pesawat. Zee terdiam bersama beberapa bodyguard Luke di belakang kursi rodaanya. Sisanya membaur bersama pengunjung bandara dan sebisa mungkin tak terlihat mencurigakan.

"Nona apa anda kurang sehat ?"

Zee agak tersentak dan bertanya-tanya bagaimana bisa seorang bocah kecil sudah berada disampingnya tanpa ia sadari? Zee terdiam dan mengamati bocah tersebut. Bocah itu kira-kira berusia 5 tahun. Memakai baju babyblue dengan overall. Tangannya memeluk sebuah teddy bear coklat yang berukuran hampir sebadannya. Zee merasa hatinya menghangat dan mengulurkan tangannya untuk mengusap surai coklat bocah tersebut.

"hum, aku sedang tidak sehat. Siapa namamu?" tanya Zee.

"Kris. Nona cantik sekali" bocah bernama Kris itu tertawa memperlihatkan giginya yang rapi.

Zee ikut tertawa dan mengelus pipi bocah itu. "dimana orangtuamu?"

"ayahku sedang memesan tiket dan aku disuruh menunggu disini. Nona sakit apa?"

Zee tersenyum pahit lalu mengelus perutnya. "aku akan memiliki peri kecil Kris"

Kris mengedipkan matanya lucu. Namun selanjutnya lelaki kecil itu tertawa senang lalu meletakan boneka Teddy bearnya di pangkuan Zee.

"ini untuk peri kecilmu. Aku harap dia cantik sepertimu hihi"

Zee tertegun namun kedua tangannya mendekap erat boneka tersebut. Sedetik kemudian matanya berkaca-kaca dan ia menangis. Saat ia menoleh Kris sudah tak ada lagi di hadapannya. Zee menghapus air matanya entah kenapa hatinya terasa sangat sakit sekarang. Dari kejauhan ia melihat Luke berjalan mendekatinya. Lelaki bersurai blonde itu berjongkok di depan kursi roda Zee dan tersenyum sangat tampan. Jika Zee dalam posisi mencintai Luke ia pasti akan sangat bahagia sekarang. Tapi nyatanya hatinya bukan untuk lelaki ini.

"hei kenapa kau menangis sayang?" senyum diwajah Luke luntur seketika ketika melihat jejak air mata di pipi Zee. Tangan kanannya bergerak menghapus sisa air mata Zee sementara tangan kirinya menggenggam sebelah tangan Zee.

"aku baik-baik saja Luke" lirih Zee.

Luke tersenyum kecil lalu mengecup telapak tangan kiri Zee lalu meletakan tangan gadis itu di pipinya. Luke sangat bahagia. Tinggal beberapa langkah lagi dan ia akan resmi memiliki seorang Zee hanya untuk dirinya sendiri. Setelah kandungan Zee kuat, Luke ingin segera menikahinya dan hidup bahagia hanya dengan nya. Zee sendiri mulai terbiasa dengan skinship yang Luke berikan. Gadis itu perlahan mulai berfikir jika disisi lain Luke orang baik. Buktinya ia tak menyentuhnya, memukul, atau marah padanya. Sejauh ini jika dirinya menjadi penurut Luke akan memperlakukannya dengan lembut seolah-olah ia barang yang mudah pecah. Namun Zee juga tak melupakan cara salah yang di lakukan lelaki itu untuk memilikinya.

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang