Eight

18.9K 461 2
                                    

~

"Apa dress mu sobek? " tanya Zee.

"Tidak,, kalo saja sampai sobek aku akan mencekikmu Zee ini hadiah dari Zayn,," gerutu Vio.

"Zayn kan bisa membelikanmu yang lebih cantik,," gumam Zee.

Vio mengerlingkan matanya. Walaupun benar Zayn akan memberinya yang lebih cantik dari ini, tapi ia tak mau merusak semua pemberian berharga dari Zayn. Setiap benda dari Zayn punya kenangan sendiri baginya.

"Ayo aku sudah selesai,,"

Keduanya berjalan sejajar dan keluar dari mini market tersebut dengan menenteng dua kantung plastik berisi ice cream ukuran besar dengan berbagai rasa. Zee memang terlalu fanatik soal makanan manis dan merusak gigi. Tak bisa di pungkiri saat kecil gadis itu sering cabut gigi dan takut pada dokter gigi. Ia bertekad untuk tak lagi masuk kedalam ruangan berbau obat itu. Ia merawat giginya dan sekarang giginya sudah bagus.

"Apa kita pesan taksi saja? " tanya Vio saat melihat jalanan begitu sepi dan membuatnya merinding.

"Kenapa kita harus menghabiskan uang untuk membayar taksi sementara rumahku berada di ujung sana. Itu bahkan dekat,," ucap Zee.
"Jalanan tampak sepi dan aku takut sesuatu terjadi pada kita,,"

"Ayolah Vio,, kita kan akan saling menjaga,," gadis itu menggenggam tangan Vio.

Akhirnya mereka berdua memilih berjalan. Vio tak mau melepas tangan Zee mengingat ia merasa tengah berjalan di rumah hantu taman hiburan yang ia kunjungi bersama Zayn minggu lalu dan ia menangis dan meminta keluar padahal mereka baru masuk beberapa detik.

Namun berbeda dengan Vio. Zee bahkan terlihat seperti berjalan di taman penuh bunga. Gadis itu memang tak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya selama ia masih bersama seseorang untuk menemaninya. Namun jika ia sendiri, gadis itu bisa saja menjerit ketakutan.

Tiba-tiba Zee merasa sesuatu menepuk bahunya dan memaksanya untuk berbalik. Tapi bukannya berbalik, ia malah berjongkok diiringi pekikkan terkejutnya. Begitu juga Vio.

"Hei ini aku Luke,, ada apa dengan kalian,,"

Kedua gadis itu terdiam lalu mendongkak menatap wajah Luke yang masih saja terlihat tampan walaupun cahaya di lampu jalan ini remang-remang.

"Astaga!!! Kau mengagetkanku,," Vio mulai menggerutu lalu berdiri begitu pun Zee.

"Sen,, mm,, maksudku Luke,,, sedang apa kau disini?" Tanya Zee.

"Aku baru saja membeli cemilan, tadi aku memanggil kalian tapi kalian tak mendengarnya,,"

Kedua gadis itu mengangguk mengerti lalu menenteng kembali kantong plastik mereka.

" hei,, apa kalian ada pesta? Kau terlihat manis Zee,,"

Zee membulatkan matanya lalu saling berpandangan dengan Vio. Gadis itu meremas ujung roknya dengan sebelah tangannya lalu menunduk. Pasti wajahnya memerah.

" kami harus pergi Luke,,sampai jumpa,,"

Vio segera menarik tangan Zee lalu meninggalkan Luke begitu saja. Zee sempat menengok kebelakang dan Luke tengah tersenyum ke arah nya. Gadis itu membalas dengan lambaian tangan ringan lalu kembali menatap lurus.

Luke membalas lambaian itu walaupun Zee tak sempat melihatnya. Ia tersenyum saat bayangan Zee memakai kostum beruang itu terlintas di pikirannya. Ia sangat manis. Fantasinya bergerak liar dan kembali membayangkan bagaimana jika Zee memakai kostum kelinci dengan stocking jaring dan telinga kelinci. Wow, he's turn on.

-

"I'm home" ucap Zee sedikit berteriak. Ia berlari kecil ke arah dapur lalu meletakan satu box ice cream besar itu ke dalam pendingin sementara Vio membawa satu box lagi ke ruang tengah. Di sana Zayn dan Harry sudah duduk bersantai dengan segelas teh mereka masing-masing.

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang