fifteen

2.6K 105 1
                                    


~

Harry tak tahu jika pengaruh seorang gadis kecil bisa sehebat ini mempengaruhi hidupnya. Quenzee. Ia hanya seorang gadis polos yang begitu menyukai semua hal manis. Gadis kecil yang ia klaim menjadi miliknya. Harry tak pernah suka hal manis seperti parfait chocolate. Tapi saat Zee menyukainya,ia juga suka. Harry selalu suka ketenangan namun ia membencinya saat Zee ada. Apapun yang gadis itu lakukan akan berpengaruh padanya. Saat airmata nya menjadi amarahnya atau tawanya menjadi sumber kebahagiaannya. Harry jatuh hati. Tanpa sadar dan dengan cara yang sangat sederhana. Terlalu sederhana hingga ia tak menyadarinya.

Sekarang ia merasa sangat kosong,marah dan resah ketika anak buahnya melaporkan jika mereka kehilangan jejak Zee. Beberapa jam lalu ruang kerja nya menjadi sasaran amarahnya. Tak ada yang bisa membawa Zee pergi darinya. Tidak selama ia masih hidup. Disaat yang sama Liam,Louis,Niall dan Zayn datang setelah mendapat kabar hilangnya Zee.

"just calm down Harry. I got it" Louis tak tahan melihat ekspresi tak tenang sahabatnya tersebut.

"kapan terakhir kau melihatnya ?" Tanya Zayn.

Harry menghela nafas lalu menyugar rambutnya. "she's mad. I lost my control"

"What the-Harry!" Niall tiba-tiba memekik.

"woo woo apa maksudmu ?" Tanya Liam.

"I kiss her. Really deep. Aku bersumpah aku kehilangan akal sehatku. Aku- aku merasa sangat-aku tak bisa kehilangannya, ingin memilikinya sendiri. Perasaan aneh seperti obsesi namun hangat"

Ruangan itu mendadak hening. Namun tiba-tiba Louis tertawa kecil dan membuat semua orang menatapnya.

"kau mencintainya Harry" Ujar Louis.

Harry mendecak. "no way, i-" kata-katanya menggantung. Tiba-tiba saja wajah cantik Zee melintas di kepalanya. Bagaimana cara gadis itu tersenyum, tertawa, marah, merajuk. Harry menyukai hal itu. Ia menegak air liurnya kasar ketika jantungnya mendadak berdetak tak normal.

"ow shit, kau mencintai putrimu tuan pedofil?" Niall menggodanya dan Harry langsung menatapnya tajam.

"Lou temukan gadisku. Kau bisa melacaknya karena aku menempelkan alat pelacak di giginya. Niall siapkan helicopter aku membutuhkannya sekarang. Liam aku perlu beberapa orangmu untuk mencari Zee dan Zayn kau akan ikut denganku menghajar siapapun yang membawa gadisku"

>>><<<

"bagaimana?"

"sejauh ini ia masih belum sadar jika kita yang membawa Zee pergi."

Luke tertawa kecil lalu membawa gadis dalam rengkuhannya untuk masuk ke sebuah pesawat pribadi yang sudah ia siapkan. Ia meletakan gadis itu di sebuah kamar pribadinya. Pesawat segera terbang dan membawa pergi Zee bersama Luke. Lelaki berambut pirang itu terlihat snagat senang. Senyum tampan nya tak pernah luntur dari tadi. ia menatap wajah tenang Zee sebelum mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.

"Luke aku ingin bicara." suara Calum tiba-tiba terdengar dari balik pintu.

Luke menjauhkan wajahnya. Membenarkan letak posisi selimut Zee lalu melangkah keluar menemui sahabatnya tersebut.

"aku sudah membantumu sejauh ini dan kau sudah berjanji akan membantuku dalam usaha penelitianku." ujar Calum to the point.

"kau menciptakan cairan aneh yang bisa mempercepat kehamilan seseorang iyakan ? kau butuh seseorang untuk bahan percobaan"

Calum mendecih." bukan seseorang sialan aku tak sejahat itu."lelaki berkulit tan itu tertawa kecil.

"aku butuh dana dan tempat. Ini salah satu penelitian Ibuku yang tak pernah berhasil mendapatkan seorang anak untuk kakak perempuanku yang keguguran. Aku rasa aku sudah menyempurnakannya dan aku butuh dana Luke. Aku tak bisa membiarkan mendiang ibuku kecewa dan kakak perempuanku semakin gila"

Luke tersenyum miris. Ia jelas mengerti keadaan kakak Calum yang mendadak keguguran dan menjadi gila. Ia tak menginginkan seorang anak lansung. Ia juga menginginkan proses kehamilan. Ibunya juga sama gilanya karena membuat cairan aneh agar mempercepat kehamilan walaupun dengan cara bayi tabung. Tiba-tiba sebuah ide kotor terlintas di pikirannya.

"lakukan hal itu pada Zee dengan spermaku. Buat ia mengandung anakku dan aku akan memberikanmu segalanya, bagaimana ?"

Calum membulatkan matanya." kau gila?! Aku sudah bilang aku tak-"

"lakukan Calum. aku tak bisa kehilangan Zee dan Harry pasti masih mengejarnya. Aku setidaknya punya alasan agar gadis itu terus di sampingku."

"kau gila Luke, resikonya cukup besar walaupun aku punya penetralnya"

"karena itu lakukan"

Calum terdiam. Ia tak punya pilihan lagi. Ia ingin segera menuntaskan impian ibu dan kakaknya. Impian gila mereka. Luke yang melihat itu menyeringai penuh kemenangan. Ia lalu bangkit berdiri dan hendak masuk kembali kedalam kamar untuk menemani Zee. Namun tiba-tiba ia berbalik dan menatap Calum.

"lakukan dengan benar. Kau bisa melakukannya saat kita sampai di istana kecilku. Persiapkan semuanya dan jangan sampai ada kesalahan." blam. Pintu itu tertutup rapat.

Calum tertawa kecil. Istana kecil katanya? Menggelikan. Calum ingat jika Luke membeli sebuah rumah megah di dekat hutan hujan Forks. Sangat indah seperti istana kecil. Luke bilang saat mereka masih kecil Zee sangat mengidamkan menjadi seorang putri dan tinggal di sebuah istana. Siapa yang menyangka semua itu akan di wujudkan oleh Luke. Zee menjadi seorang putri.

Seorang putri yang terjebak dengan monster bernama obsesi disebuah istana kecil.







sedikit ya ? Diusahakan sering update kok :'

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang