Eighteen

2.9K 104 16
                                    

Alohaaaaa~ part ini akan sangat membosankan maafkan /cry cry but hope you like it ❤️

>>><<<

"Dimana gadisku Harry?"

Harry rasanya ingin merobek mulut laki-laki didepannya jika saja lelaki itu bukan keponakannya. Ia sudah cukup pusing dengan pekerjaan dan hilangnya Zee. Sekarang Nathan entah tahu dari mana tiba-tiba mengunjungi kantornya dengan raut penuh amarah dan menanyakan dimana Zee. Ia masih memantau kemana Luke akan membawa Zee pergi. Pagi ini ia mendapat kabar dari mata-matanya jika Luke hendak pergi lagi membawa Zee. Kenapa Harry masih diam ? ia sejujurnya ingin langsung membawa Zee tapi ia tak bisa gegabah. Luke tak waras dan Harry tak ingin apapun terjadi pada Zee. ia hanya sedang menunggu rencananya berjalan sempurna.

Sebuah obsesi tak sama dengan perasaan suci seperti cinta. Obsesi memilikimu dengan cara terkotor sedangkan cinta berkorban dengan cara yang paling indah. Walaupun ciri-cirinya sama tapi mereka berbeda. Obsesi bisa saja menyakiti tak hanya mental namun fisik. Hasrat kepemilikan yang mencekik. Walaupun kau merasa seseorang menjadi tergantung akan kehadiranmu tapi kau akan merasa obsesinya merenggut kebebasanmu. Tak ada yang lebih indah selain kebebasan, mencintai dan dicintai dengan tulus.

"Jangan berfikir jika aku tak tahu apa-apa Harry. Aku menitipkannya padamu agar kau menjaganya sialan!"

"kau sendiri jika kau tahu apa yang terjadi kenapa kau diam hah?!"

Nathan terdiam. Merasa tertohok karena ia baru saja mendengar kabar Zee diculik. Ia mengatur nafasnya dan kembali duduk di kursi putar didepan Harry.

"Luke. Kau tahu jelas siapa dia?"

Nathan menoleh padanya. Oh sial jangan lelaki itu, batinnya tiba-tiba berdoa akan keselamatan Zee. Harry yang melihat perubahan raut wajah Nathan kini menautkan alisnya bingung.

"apa lelaki itu yang menculiknya?"

Harry mengangguk.

"sial. Harusnya aku membawa Zee semakin jauh" gumam Nathan dan kini Harry sangat penasaran.

"apa yang terjadi antara Luke dan Zee? "

Pertanyaan itu sukses membuat Nathan mengenang masa kecil mereka yang indah. Saat si kecil Zee masih setinggi pinggangnya sekarang, berlari-lari mengelilingi taman belakang mereka yang di tumbuhi rumput-rumput pendek yang akan menggelitik ketika kulitmu menyentuhnya. Zee suka bermain ayunan dan Bibi Marie juga dirinya membuat ayunan kayu panjang di sana. Suatu hari mereka kedatangan tetangga baru yang cukup misterius. Mereka terdiri dari seorang Ibu dan anak lelaki. Mereka memang cukup ramah tapi terkadang para tetangga membicarakan bagaimana misteriusnya mereka.

Quinzee. Hanya seorang gadis kecil yang senang memiliki banyak teman. Ia berbaur dengan siapa saja termasuk dengan si kecil berambut pirang di sebelah rumah mereka. Luke. Bocah kecil itu awalnya hanya diam dan memperhatikan bagaimana Nathan dan Zee bermain. Hingga entah ada apa beberapa hari kemudian Luke sudah duduk di halaman belakang mereka dengan Zee yang sibuk berceloteh tentang bagaimana ia menyukai makanan manis di depannya. Nathan saat itu tak merasa aneh. Ia sedikit bersyukur kalau Zee punya teman main lagi. Gadis kecil itu seringkali mengganggunya saat ia sedang mengerjakan pr nya. Mereka semakin dekat dan Nathan perhatikan Luke kecil semakin sering tertawa dan tersenyum ketika bersama Zee.

Ibu Luke juga sangat senang mendapati putranya mempunyai teman seperti Zee. Nathan pernah mendengar Ibunya dan Ibu Luke berbicara jika Luke adalah anak yang pemurung dan seringkali kelewatan emosi. Pada awalnya Ibu Luke khawatir saat Luke bermain dengan Zee. Namun bukannya emosi yang berlebihan, Luke malah terlihat seperti bocah normal pada umumnya. Saat dirumah pun Luke tak berhenti menceritakan apa yang ia dan Zee lakukan hari ini dengan sangat ceria. Tak jarang ia menyiapkan banyak mainan dan membawanya ke halaman belakang rumah Zee hanya untuk bermain dengan gadis itu.

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang