Seventeen

2.5K 95 10
                                    

_ Warning_

this Chapter is only Luke and Zee

hope you like it <3

Zee bergerak tak nyaman dalam tidurnya ketika sesuatu dalam perutnya terasa berputar dan membuatnya mual. Gadis itu terbangun dan langsung memuntahkan isi perutnya kelantai. Zee batuk beberapa kali dan pusing kembali melanda kepalanya. Tak lama suara langkah kaki terdengar terburu-buru dan selanjutnya pintu dihadapannya terbuka. Luke masuk dengan wajah panik dan langsung mendekati Zee yang masih mematung. Luke memnaggil para pelayan dan beberapa orang membersihkan bekas muntahnya sementara beberapa orang mengambil air hangat.

"hei sayang, kau baik-baik saja?" Luke mengelus kepalanya lalu membersihkan mulutnya.

"Luke di-dimana ini?" gadis itu terbata-bata.

"di istana kecil kita sayang, kau ingat impianmu dulu saat kita masih kecil sayang? Aku bisa mewujudkannya untukmu. Tapi sayangnya kita akan pergi siang nanti tak apa-apa kan?"

Bola mata Zee bergerak panik. Ia mengedakan pandangannya kesegala arah dan ia masih berada di kamar kemarin.

"aku ingin pulang, aku ingin pulang." Zee terus menggumamkan kata itu sambil bergerak turun.

Melihat itu Luke segera menahan tubuh gadis itu agar tetap berada di tempat tidur. Zee terus menepis tangan Luke, mencoba turun dan menggumamkan hal yang sama berkali-kali. Sementara Luke berkali-kali pula memberitahu gadis itu agar tenang dan diam di tempat tidur. Namun Bee memilih menulikan telinganya. Ia tak mau disini. Ia ingin pulang. Harry pasti sangat mengkhawatirkannya.

"Quinzee! Dengarkan aku!" Luke membentaknya dan mencengkram bahunya erat.

Zee langsung terdiam. Matanya membulat terkejut dengan tubuh kaku menghadap Luke. Nafasnya memburu. Bahunya yang di cengkram erat oleh Luke bergerak naik turun. Luke sendiri langsung melembutkan tatapannya. Melihat Zee syok akan bentakannya membuat ulu hatinya sedikit ngilu.

"kau harus tenang sayang hm? Kau sudah dirumah. Aku tempatmu pulang Luke menangkup pipi kiri Zee. tenanglah sayang oke ? kumohon tenangkan dirimu." Luke berusaha selembut mungkin. Ia tak mau melihat Zee memberontak seperti tadi dan berakibat pada Bayi mereka yang Luke tebak sudah mulai tumbuh.

Zee masih saja menatapnya syok. Namun selanjutnya bola mata jernih milik gadis itu berkaca-kaca dan bibirnya bergetar. Zee kembali memberontak kali ini dengan kekuatan yang lebih.

"Aku ingin pulang! Hiks lepaskan aku!" gadis itu berteriak dan menangis histeris.

Luke di buat kewalahan dengan gerakan random Zee. sebisa mungkin ia tak mau bertindak kasar. Semua yang ia lakukan akan berpengaruh pada Zee dan calon bayinya. Luke tak mau menyakiti keduanya.

"Tidak!!!! Hiks aaaaarhh! Lepaskan aku! Aku ingin pulang hiks! Biarkan aku pulang!"

Zee semakin tak bisa mengontrol dirinya. Ia terus mendorong, menendang, berteriak dan menangis histeris. Pelayan yang berada di luar kamar itu tak berani masuk. Mereka ikut merasa sakit mendengar teriakan dan tangisan putus asa dari gadis di dalam kamar tuannya tersebut. Luke menggeram kesal. Ia tak tahan lagi melihat Zee terus memberontak. Dengan sekali gerakan Luke mendorong Zee ketempat tidur. Tubuh Zee memantul beberapa kali diatas tempat tidur itu. Tapi ia langsung bangun. Namun sebelum ia benar-benar bangkit, Luke memeluk tubuhnya erat. Mengunci segala pergerakannya dan membuat Zee semakin tak terkendali.

"Quinzee demi tuhan berhenti! Kau bisa mencelakai Bayi kita!"

Zee berhenti. Tubuhnya langsung mematung dalam pelukan Luke. Lelaki itu perlahan melonggarkan pelukannya. Kedua tangannya masih melingkar di pinggang Zee. sementara gadis itu meremat baju depan Luke dengan erat.

"ba-bayi?" Zee menggumam.

"kau tengah mengandung anakku sayang, jadi berhenti kau bisa menyakitinya."

Bola mata Zee kembali bergerak panik. Rematan tangannya mengerat dan air mata semakin mengalir membasahi pipinya.

"Tidak mungkin, kita tak pernah me-melakukannya, aku tak mungkin-"

"Semuanya bisa kulakukan agar kau tetap disampingku Zee. apapun itu termasuk membuatmu mengandung anakku hanya dalam beberapa hari"

"uhh, tidak..tidak.. kau.. uh Aaaarh! Aku membencimu! Lepaskan aku!"

Zee kembali memberontak. Bahkan ia mendorong dada Luke sekuat tenaga. Tangisan putus asa dan teriakan gadisnya memenuhi kamarnya tersebut. Saat Zee berhasil lepas dari rengkuhan Luke, lelaki itu memeluk tubuh Zee dari belakang dan Zee meraih apapun yang bisa ia raih agar ia bisa lepas dari pelukan Zee. Tiba-tiba Calum muncul dari balik pintu disusul oleh dua perawat lelaki dan seorang dokter.

"lakukan sesuatu sialan!" Calum mendorong dua perawat tersebut dan kedua perawat tersebut langsung menahan kedua tangan Zee.

"sayang hei sst dengarkan aku." Luke berusaha menangkup wajah gadis itu tapi Zee semakin memberontak random bahkan menendang perawat yang menahannya.

Dokter tersebut langsung menyuntikan sesuatu melalui bahu Zee dan perlahan gerakan gadis itu melemah dengan isakan yang masih keluar dari mulutnya. Luke merengkuhnya masuk kedalam pelukannya dan kedua perawat tersebut melepaskan cengkaraman mereka. Luke menahan pinggang Zee. ia mencium puncak kepala gadis itu dan merasakan Zee semakin kehilangan kesadarannya.

"kau boleh membenciku. Tapi kau tak bisa pergi dariku. Jangan sekalipun pergi Zee dan jangan melakukan hal bodoh pada bayi kita atau membencinya. Ia darah dagingku, ia tumbuh di dalam tubuhmu Zee. Kumohon"

Dan setelah itu Zee benar-benar tak sadarkan diri dalam pelukan Luke. Lelaki itu segera menggendong gadisnya dan kembali menidurkannya di tempat tidur.

"periksa dia dan Calum aku ingin bicara denganmu." setelah mengatakan itu Luke berjalan keluar diikuti Luke di belakangnya. Luke tak benar-benar meninggalkan Zee. keduanya hanya bicara diluar dengan pintu kamar yang sengaja di buka lebar.

"Zee langsung muntah saat ia sadar" ujar Luke.

"Benarkah? Woah bereaksi secepat itu ya" Calum berujar senang.

"apa efek sampingnya?" tanya Luke.

"sejauh aku mencobanya pada simpanse, mereka memang langsung mengandung setelah kusuntikan cairan dan sperma setelah 24 jam. Efek selama mengandung hanya sering merasa lelah dan akan hilang kalau ia beristirahat total. Namun cairan ini hanya mempercepat proses pembentukan janin di awal saja. Setelah janin seperti berusia 4 bulan maka bayinya akan tumbuh normal seperti kehamilan pada umumnya."

"tuan"

Kedua lelaki itu menoleh dan mendapati dokter yang tengah memeriksa Zee sudah berdiri tak jauh dari mereka.

"bagaimana keadaannya?" tanya Luke.

"nona Zee hamil tuan selamat" sang dokter tersenyum tipis. "tapi saya sedikit khawatir akan mental nona Zee melihat bagaimana ia berteriak dan memberontak tadi. saya sarankan untuk tetap menjaga emosinya atau itu akan berbahaya bagi janinnya."

Luke tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Lelaki itu buru-buru masuk kedalam diikuti Calum. sang dokter yang melihat itu hanya diam dengan wajah datar sebelum pergi sambil menghubungi seseorang.



P.s
Ini imajinasi ajaa gaa ada kok obat mempercepat janin :'
Btw maaf telat update karna author telat bangun telat masuk kerja telat semuanya :'

[REVISI] Barbie Girl [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang