2

1.2K 141 3
                                    

"K-kau...",ucap Sasuke terlalu ragu.

"Terima kasih pelanggan telah membiarkan saya masuk. Demi kenyamanan anda, saya akan segera keluar dari sini",ucap Naruto sembari tersenyum halus dan berbalik.

"Hn?",gumam Naruto merasa ada yang menarik baju belakangnya dan benar saja, Sasuke memegang bajunya sedikit dan terlihat ingin mengatakan sesuatu.

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi tuan?",tanya Naruto pelan dan ramah.

"A-a..."

"Hm?",gumam Naruto pelan.

"Aku... tidak memiliki ponsel, ja-jadi... menghubungimu adalah hal yang tidak mungkin terjadi. N-nomormu ku kembalikan",ucap Sasuke terbata-bata.

"Apa yang membuat anda takut pelanggan? Selama itu masih dalam kewenangan saya, akan saya bantu seoptimal mungkin",tanya Naruto akhirnya.

"...",masih terdiam tak mendapat balasan, Naruto kini menatap tangan Sasuke yang masih memegang bajunya dengan gemetar.

Naruto menarik nafas perlahan, sebelum berucap,"wahai pelanggan yang terhormat, anda adalah yang otoritas pertama kami. Maka demi kenyamanan anda, jangan sungkan-sungkan memberitahukan masalah atau kendala apa saja yang mengganggu anda."

"Makanan yang dibawa kesini tiap hari, bisakah dihentikan saja?",tanya Sasuke bersuara.

"Hm... Apa pelayanan masakan kami bermasalah?",tanya Naruto lagi.

"Pelayanan masakan kalian sangat baik, hanya saja...",ucap Sasuke nampak ragu.

"Apa anda ada permintaan lain, selain penghentian pelayanan makanan?"

"Makanan yang diantarkan, bisa tidak, tanpa penggunaan yang berhubungan dengan besi?"

"Besi? Ah? Apa anda juga ketakutan terhadap suara petir? Biasanya sesuatu yang berbahan besi atau benda-benda elektronik bisa menghantarkan sengatan listrik. Apa anda punya ketakutan terhadap sesuatu seperti itu?",tanya Naruto panjang lebar.

'Hn? Mengapa dia berpikiran sampai kesana? Yah, kurasa ini bagus karena tidak tahu rahasiaku',pikir Sasuke dalam hati. Ia hanya tidak terbiasa berbicara dengan orang luar.

"Sesuatu seperti itu... tidak pernah terjadi",balas Sasuke. Saking tidak terbiasanya berbicara, Sasuke sampai kebingungan harus berucap seperti apa.

"Hm... Baiklah, saya mengerti. Biarkan saya yang mengurus secara langsung masalah anda. Saya akan datang kesini setiap dua hari sekali, apa anda berkenan dengan itu pelanggan?",tanya Naruto dengan hati-hati.

"...",dalam diam Sasuke hanya bisa mengangguk.

Berkat pelayanan Naruto yang ramah dan tidak terlalu menyinggungnya seperti kebanyakan orang yang dikenalnya sejauh ini, Sasuke mengira jika tidak akan ada masalah apapun jika mengizinkan sang pemilik apartemen untuk menemuinya secara langsung. Begitulah kira-kira isi pemikiran Sasuke, tidak tahu apakah ini pertanda baik atau buruk, nyatanya Sasuke akhirnya bisa berbicara cukup tenang dengan orang lain.

"Lalu untuk kendala ponsel. Anda bisa menggunakan ponsel lama saya, untuk menghubungi saya jika ada keperluan",ucap Naruto segera mengeluarkan sebuah ponsel dari sakunya, kemudian menunjukkannya langsung pada Sasuke.

"..??",Sasuke buru-buru menutup kedua matanya.

"Pelanggan? Apa yang anda lakukan?",tanya Naruto heran melihat Sasuke yang seperti menyembunyikan dirinya secara tiba-tiba karena sebuah ponsel.

"Ah, ya, tidak",balas Sasuke kaku.

Sasuke kemudian melirik ponsel yang dipegang Naruto, menatap dengan serius, lalu mengulurkan tangannya secara perlahan.

"Ah...",kaget Sasuke ketika ponsel itu sudah ada di tangannya.

"Hn? Maafkan saya bertanya dengan lancang pelanggan. Apa anda tidak pernah menggunakan ponsel?",tanya Naruto melihat Sasuke yang nampak sangat senang.

"Itu...", tiba-tiba Sasuke teringat saat dirinya memegang ponsel saat pertama kali.

Ponsel yang Sasuke pegang, menempel sangat rapat padanya bagaikan lem perekat. Selama sebulan penuh, keluarganya harus melakukan berbagai macam cara untuk melepaskan sebuah ponsel dari tangan Sasuke. Lalu Sasuke hanya bisa merasa histeris dan ketakutan karenanya. Sangat banyak sekali hal yang Sasuke takuti selama hidupnya.

"A-aku baik-baik saja",balas Sasuke pelan.

Mendengar itu, Naruto langsung memasang senyuman, membungkuk hormat kemudian berpamitan karena ada hal lain yang perlu dia lakukan.

"Haa... Ponselnya baik-baik saja, syukurlah",ucap Sasuke menghela nafas lega kemudian jatuh terduduk di atas lantai karena kehilangan tenaga untuk berdiri.








Senin, 22 Maret 2021
21:42

To Touch YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang