3

1.2K 128 6
                                    

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, terlihat Sasuke sedang duduk di atas sofa sembari menekuk lutut.

'Tamu pertama setelah sekian lama, mereka pasti akan shock',pikir Sasuke teringat akan rupa keluarga yang sudah lama tak ditemuinya.

"Haa.. apa yang harus kulakukan? Apa aku bodoh mengizinkannya masuk kesini setiap dua hari sekali? Jika dia membawa barang-barang itu.. jam tangan? Ponsel? Jika orang lain berkunjung ke tempat orang lainnya pasti membawa buah tangan, jika dia membawa sesuatu yang tiba-tiba langsung melekat ke arahku dan tidak bisa lepas, bagaimana?",tanya Sasuke pada dirinya sendiri sembari menggenggam keduanya tangannya yang tiba-tiba bergetar.

Karena berbagai pikiran buruk tiba-tiba teringat di otaknya, Sasuke menjadi pusing sendiri.

"Ding... Dong... Ding... Dong..."

"Mungkinkah itu dia? Ah? Aku lupa namanya",gumam Sasuke sembari berjalan menuju pintu depan dan seperti biasa, mengintip dari balik lubang pintu.

Sasuke mengambil nafas dan cepat-cepat menghembuskannya kembali, barulah Sasuke membuka pintu untuk sang tamu yang sudah dia tunggu sejak tadi.

"Halo pelanggan, bagaimana kabar anda pagi ini?",tanya Naruto dengan sapaan ringan.

"Baik",ucap Sasuke.

"Pelanggan? Apakah anda punya waktu pagi ini?",tanya Naruto.

"Ya",balas Sasuke ambigu.

"Bagaimana jika kita keluar untuk sarapan? Karena masih terlalu pagi, pasti orang-orang masih di dalam rumahnya masing-masing atau pergi bekerja..."

"Kemana?",balas Sasuke meski sangat ragu.

Naruto tersenyum menanggapi kemudian berucap,"ada di dekat sini, sebuah paviliun yang tepat untuk bersantai."

"...",Sasuke nampak berpikir keras, padahal biasanya Sasuke paling mudah mengucapkan tidak untuk saat-saat seperti ini.

"Apa aman?",tanya Sasuke setelah cukup lama terdiam.

"Cukup aman, aku sudah memesan paviliun itu hari ini untuk kita",balas Naruto ramah.

"...aku akan bersiap-siap",ucap Sasuke pelan.

Naruto pun dibuat menunggu,'kerja keras selalu membuahkan hasil, meski nampaknya kali ini aku harus bergelut dengan urusan pribadi pelangganku' pikir Naruto dalam diam.

Disaat Naruto berpikir, terdengar suara pintu terbuka dan Naruto cukup kebingungan dengan gaya pakaian Sasuke yang serba hitam dan sangat tertutup dari ujung rambut sampai ujung kaki. Naruto sangat yakin jika ia akan mengira Sasuke sebagai seorang penculik atau pengedar obat-obat terlarang jika tidak tahu bahwa Sasuke adalah pelanggannya selama bertahun-tahun.

"Ah? Maafkan saya pelanggan. Izinkan saya sedikit merapikan gaya berpakaian anda",ucap Naruto berjalan mendekati Sasuke kemudian mulai mengambil topi yang Sasuke kenakan, merapikan rambut Sasuke dan memposisikan topi yang Sasuke kenakan secara terbalik, kemudian Naruto sedikit membuka resleting jaket Sasuke,

"Hm... Hm... Ini lebih baik. Sekarang anda terlihat lebih bersinar, pelanggan",ucap Naruto sembari tersenyum puas.

Sasuke mengangguk lesu kemudian melihat penampilannya sendiri yang kini berbanding terbalik dengan yang sebelumnya.

"Maafkan saya pelanggan. Untuk hari ini saya akan memperlakukan anda layaknya tuan yang memperlakukan pelayannya",ucap Naruto sedikit membungkuk dan mengulurkan tangan kanannya, menunggu disambut.

"Untuk apa kau sampai repot-repot melakukan ini?",tanya Sasuke heran.

"Tentu saja untuk kepuasan anda, pelanggan",ucap Naruto sembari tersenyum ramah.

Selama perjalanan, Sasuke tak diberikan waktu untuk memperhatikan sekelilingnya dan tentu saja, Naruto masih menggenggam tangan Sasuke. Yang sebenarnya, jika dilihat oleh orang luar, akan terlihat seperti Naruto sedang memperlakukan Sasuke layaknya pasangannya sendiri dengan pose yang tak kalah ambigunya, ditambah Naruto yang berjalan mundur.





Selasa, 23 Maret 2021
14:45

To Touch YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang