0.1 Keputusan Raja

72 3 7
                                    

Suasana serius dan tegang menyelimuti sebuah pulau yang bernama Ikon. Karena para raja sedang mengadakan rapat untuk membahas masa depan kerajaan dan sekaligus rencana mereka kepada putri mereka.

"Bagaimana menurut kalian? Haruskah kita mengirim mereka kesana?" tanya Raja Yuta.

"Sebenarnya itu pilihan yang sangat sulit, sudah lama keturunan kita tidak menjalani pendidikan disana. Karena seharus nya, kerajaan bisa mendidik putra-putri mereka sendiri," Ucap Raja Taeyong.

"Tapi kali ini berbeda, keteguhan hati mereka sulit untuk dicairkan," sahut Raja Renjun.

"Mau bagaimanapun cara kita mendidik selama ini, mereka tetap menentang aturan dari kerajaan. Kita semua juga tahu, beberapa tahun lagi kita harus menikahkan mereka," ucap Raja Chenle sambil menatap semua raja yang ada disana.

"Jika mereka menentang, maka generasi kerajaan akan tercampur dengan rakyat biasa. Dan keturunan kerajaan akan berkurang, juga adat yang selama ini dipertahankan akan hilang. Jadi cara satu - satu nya hanyalah mengirim mereka ke pulau Treasure," Raja Jeno berusaha meyakinkan. Semua raja akhir nya mengangguk dan menyetujui hal tersebut.

"Baiklah keputusan sudah bulat, sekarang panggil mereka berlima kesini," titah Renjun kepada pengawal nya.

"Baik yang mulia," pengawal itu pergi meninggalkan ruang rapat.

Lima orang puteri sedang menunggu rapat para raja di aula khusus untuk para keturunan raja. Mereka melakukan aktivitas mereka masing - masing, seperti bermain ponsel, mendengar musik, bernyanyi, bahkan ada juga yang melukis.

Di dunia kerajaan yang modern ini, tentu saja sudah banyak tercipta alat canggih. Salah satu nya ponsel dan kereta, juga mobil untuk para Bangsawan dan kerajaan, serta sepeda untuk masyarakat termasuk beberapa dari teknologi yang ada pada zaman ini.

"Yang mulia puteri, dipinta untuk menghadap sang raja," ucap pengawal utusan raja tersebut.

"Baiklah, kami akan segera kesana," ucap salah satu dari kelima puteri.

Pengawal itu membungkuk sedikit lalu mengundurkan diri dari sana.

"Mari menghadap raja, gue penasaran apa yang mereka rencanakan," ucap seorang puteri dengan santai nya berjalan keluar.

Keempat puteri lainnya pun juga beranjak dan ikut serta menuju ruang rapat. Saat sampai, para pengawal yang berjaga membukakan pintu, terlihatlah ruang aula rapat yang megah dan juga indah, serta seluruh anggota rapat. Yaitu para menteri, penasehat, juga kelima raja.

"Yang mulia, kami mohon undur diri. Karena rapat telah usai," ucap salah satu menteri sambil memberi hormat dan diikuti yang lain.

"Iya silahkan, terima kasih atas saran dan juga kehadiran nya," ucap Chenle mewakili semua raja.

Para menteri dan juga yang lainnya pun keluar. Sekarang tinggal para raja beserta puteri mereka.

"Hormat kami yang mulia," ucap salah satu puteri dengan sedikit mengangkat gaun mereka , lalu membungkuk memberi salam dan langsung diikuti yang lainnya.

Setelah itu mereka menegakkan kembali badannya. Lalu memandang para raja.

"Kalian tahu kenapa kami memanggil kalian kesini?" tanya Renjun.

"Tentu kami belum tahu, apa kehendak yang mulia memanggil kami. Karena yang mulia sekalian belum mengutarakan nya,"

"Kami memanggil kalian untuk membahas pendidikan kalian di pulau Treasure," jawab Jeno.

"Apakah kami akan dikirim kesana?"

"Iya, kalian harus menimba ilmu disana. Setidaknya tiga tahun," terang Taeyong

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang