13. Ramalan

6 1 0
                                    

6 bulan kemudian.....

Hari ini adalah hari ujian kenaikan kelas, para puteri sudah berada di sekolah selama 6 bulan lebih. Setelah ujian kenaikan kelas, mereka akan libur selama 1 bulan, untuk itu semua mempersiapkan agar mendapat nilai terbaik, ya walaupun nggak dapat seenggak nya bisa naik kelas.

Kelima puteri sekarang sedang berkumpul di taman, mereka melakukan aktivitas masing - masing. Hyena dan Evelyn sibuk membolak balik buku, Hyene buku pelajaran biologi dan Evelyn buku novel. Stevani dan Arletta sibuk dengan ponsel mereka, lalu Illona fokus menggambar.

"Hey, nanti ada ujian ipa biologi ya?" tanya Illona setelah menuangkan secoret warna pada kanvas putih nya.

"Iya, tuh Hyena udah siap," jawab Stevani tanpa mengalihkan pandangan.

"Uhhhh... Gue benci ipa, nanti ada unsur - unsur apalah, bahasa latin bakteri lah.... Nggak hafal gue. Na, bagi contekan ya," ucap Illona.

"Ya, kalau bisa. Kata nya kalau yang nunggu Mr. Suga, mampus lo nggak bisa gerak," jawab Hyena.

"Aish, doain jangan Mr. Suga deh, biar gue bisa naik kelas,"

"Mau naik kelas itu belajar, bukan menggambar pemandangan," sentak Stevani.

"Lah lo juga lihat ponsel mulu,"

"Kata siapa, nih lihat!" Stevani menunjukkan ponsel nya yang berisi nama latin bakteri dan juga beberapa hasil percobaan.

"Lah, tuh Evelyn juga nggak belajar," Illona mengalihkan pembicaraan.

"Dia itu pintar, kalau tipe kayak Hyena dan Evelyn meskipun nggak belajar, tetep aja bisa ngerjain. Beda nya Hyena nggak mau kalah sama yang kata nya no satu di kelas yaitu Hyunsuk," terang Stevani.

"Iya juga ya, audah.... Pokok nya kalian harus bagi contekan nya," paksa Illona.

"Kok maksa?" sahut Arletta. Memandang Illona sebentar, lalu kembali fokus ke ponsel nya.

"Biarin, kalian kan tahu gue yang paling lemah pelajaran ipa sama matematika, kalian sebagai sahabat yang baik harus membantu sahabat nya yang butuh pertolongan," jelas Illona dengan sedikit dramatis.

"Itu dalam hal baik, bukan dalam hal contekan. Dengerin nih! Gue yakin seratus persen kalau Hyena bakal fokus sama ulangan nya, diakan ngejar no satu jadi nggak bakal memperdulikan sekitar, nunggu dia selesai baru mau jawab, kalau kayak gitu sih.... Pas lo tanya, akhir waktu baru dapat jawaban. Kalau Evelyn, dipanggil aja diem.... Jangan harap ngasih contekan, dia pintar tapi nggak peduli tempat, tetep aja nilai nya sempurna paling juga di bawah Hyena. Terus gue sama Arletta? Jangan harapkan kita deh, percuma.... Kan beda kelas," jawab Stevani.

"Terus?! Nasib gue gimana???!!!!" pekik Illona.

"Yak! Nggak usah teriak juga, ada yang lagi belajar di sekitar kita," seru Hyena memperingatkan bahwa di sekitar mereka banyak sekali murid yang sedang belajar juga. Semua menatap Illona, tak terkecuali Evelyn yang juga menatap nya. Yang di tatap senyum dua jari, lalu mengucap 'maaf' tanpa suara berkali - kali sambil melihat semua yang menatap nya.

"Gue lupa kalau kita nggak sendiri, yaudah deh gue mau balik ke kamar. Mau belajar," ucap finish Illona sambil mengemas barang - barang nya. Kemudian ia beranjak menuju kamar, meninggalkan keempat puteri lainnya.

"Ta, gue mau beli makan di luar. Mau ikut?" tanya Stevani yang juga beranjak dari duduk nya dan memasukan hp nya ke dalam saku.

"Boleh, bentar gue mau balikin ini dulu," jawab Arletta sambil menunjukkan headphone yang tadi sempat ia pakai.

"Iya, gue tunggu di depan. Kalian mau ikut nggak?" tanya Stevani beralih ke Hyena dan Evelyn.

"Enggak," jawab Hyena sedangkan Evelyn hanya menggeleng.

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang