0.7 Murid Baru

15 2 8
                                    

"Eve! Lo harus jelasin siapa dia?" dengan nada yang buru-buru keempat puteri masuk dan langsung mengajukan pertanyaan.

"Lihat jam," Evelyn menunjuk jam dengan dagu nya.

Para Puteri melihat jam, lalu sadar hari ini mereka harus mengikuti pelajaran berenang dan sihir. Tapi karena kejadian tadi Mr. Jeongkook meliburkan dulu pelajaran sihir mereka.

"Berarti pelajaran Mr. Jeongkook dua-dua nya libur?" ucap Stevani.

"Iya, kejadian tadi nggak di sangka," jawab Arletta.

"Padahal gue mau diajarin Mr. Jeongkook. Huuuu.... Nggak bisa lihat guru gans," sahut Illona.

"Ssst, udah ngerumpi nya.... Ayok kita ke kolam sekarang,"

Setelah memakai baju renang mereka menuju kolam. Disana sudah ada Seokjin dan juga kakak Stevani.

"Lho kak? Kok disini?" ucap Stevani terkejut melihat kakak nya duduk manis sambil minum teh.

"Cuman mau ngawasin kalian. Kata nya kemarin bikin masalah?" ucap Myung-Jun.

"Guru nya yang bikin masalah duluan," jawab Stevani melirik Seokjin.

"Masa sih? Kok kakak nggak Percaya ya,"

"Terserah sih kalau enggak percaya,"

"Para Puteri silahkan kalian mengambil ancang-ancang, kita akan mengadakan tes kecepatan," ucap Seokjin membalik sebuah buku.

"Maaf sir, Eve nggak bisa berenang.... Dia bisa nggak melewatkan pelajaran ini?" ucap Hyena.

"Kalian para puteri harus bisa pelajaran semacam ini, untuk Eve mulai dari pelajaran dasar.... Di sebelah sana dengan guru pembimbing lain,"

Evelyn tanpa berbicara langsung meninggalkan tempat tersebut.

"Kok gitu sih?" protes Illona.

"Ingat kalian para puteri di persiapkan menjadi sempurna. Semua pelajaran harus bisa kalian kuasai, jadi jika tidak bisa maka mengulang dari awal," bukan Seokjin yang menjawab melainkan Myung-Jun.

"Nggak bisa gitu dong kak, semua manusia pasti punya bakat dan kekurangan masing-masing. Eve bakat nya di panahan, Arletta nyanyi , Illona melukis, Hyena bela diri sedangkan gue nari. Kami juga punya sesuatu yang nggak kami kuasai," ucap Stevani.

"Sudah kalian mulai saja pelajaran nya, kakak males debat,"

"Ck tapi kak kami selalu bersama, kalau Eve ngulang kami pun juga harus nya ngulang,"

"Kalau begitu kalian ikutin Eve untuk mengulang dari awal," sahut Seokjin.

Keempat puteri tersebut mengangguk dan menyusul Evelyn kesisi kolam yang air nya lebih rendah. Jeongkook lewat dan menyaksikan kejadian tersebut.

"Jin," panggil nya menghampiri Seokjin.

"Tumben lo nggak nentang mereka? Bukannya selalu harus murid ya yang nurutin lo, atau karena mereka seorang puteri?" tanya Jeongkook.

"Bukan, lo nggak lihat nih? Ini tuh hasil kerjaan mereka kemarin gegara gue paksa nurutin keinginan gue,padahal itu memang peraturan nya, " Seokjin menunjuk kepala nya yang di perban akibat kejedot meja kemarin.

"Gue kira lo jatuh pas tidur, ternyata gegara mereka... Ha ha ha," Jeongkook malah mentertawakan teman seprofesi nya itu.

"Seneng lo ya. Udahlah males ngladenin lo, gue masih ada kerja," Seokjin menyusul para puteri meninggalkan Jeongkook.

"Lho pangeran? Bukankah ada rapat dengan kepala sekolah?" ucap Jeongkook saat mengetahui Myung-Jun yang tetap di posisi nya.

"Udah ada pangeran yang lain, saya disini mau mengawasi adik saya juga para puteri,"

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang