15. Melepas Sihir Besar

6 0 0
                                    

Hari ini adalah ujian terakhir mereka berlima. Yaitu menguji sihir mereka. Walaupun setelah itu mereka harus melanjutkan latihan bertingkah laku mereka yang masih saja terbilang buruk.

"Huwaaa! Akhir nya ujian terakhir datang juga!!! Habis ini pulang, yeyyyyy!" pekik Illona sambil joget - joget nggak jelas.

"Fiks, kemarin kayak nya kerasukan jin," sahut Stevani.

"Mr. Jin ngerasukin Illona gitu? Jadi gila?" tanya Arletta.

"Bisa jadi," jawab Hyena. Sedangkan Evelyn cuman ngangguk - ngangguk.

"Kalian berdosa banget ngomongin guru di belakang, pakai acara ngina gila lagi," ucap Illona, sambil menatap teman - teman nya tidak percaya.

"Siapa juga yang menghina Mr. Jin?"

"Lah itu tadi?"

"ITU YANG DIMAKSUD LO ILLONA!!!" ucap teman nya serempak kecuali Evelyn.

"Ihhh jahat, giliran ngebully aja kompak. Giliran di mintai tolong cuman satu dua yang mau," sungut Illona.

"Ya, itu kan tergantung lo minta tolong nya apa. Kadang lo minta tolong nya aneh-aneh," balas Stevani.

"Aneh - aneh gimana? Enggak kok,"

"Hei! Apa nya yang enggak? Minggu lalu lo minta kita buat ngambil sarang burung di atas pohon, padahal lo bisa gunain sihir lo! Terus minta kita buat cabut uban nya kepsek, kata lo buat ujian biar dapet nilai bagus! Ternyata itu cuman buat koleksi rambut aneh lo! Kesellllllllllllll...... Gue! " sahut Hyena dengan nada ingin memusnahkan Illona.

"Satu lagi, lo nyuruh kita nyari cincin lo di kolam yang banyak ikannya, padahal tuh cincin ada di samping vas bunga. Inget! Kita nyari nya sejam, basah semua lagi, bau amis juga!" tambah Arletta.

"He.... He.... He.... Ya, maaf... Kan emang waktu itu gue lagi khilaf,"

"Khilaf kok sering, awas aja lo sekali lagi minta tolong yang aneh - aneh. Gue tenggelemin lo ke laut biar di makan piranha," ucap Stevani sambil nunjuk-nunjuk Illona.

"Hiu kali, mana ada piranha di laut?" sahut Arletta.

"Oh ya itu maksud nya, sejenis sih,"

"Bukan sejenis Vani! Tapi lo nya aja yang kebangetan pinter nya,"

"Iyalah jelas, gue yang paling pinter diantara kalian,"

Arletta memutar bola mata nya jengah dengan Ke-Pedean sahabat nya ini.

"Udah - udah, debut aja terus!"

"DEBAT HYENA!!!"

"Etdah iya, salah dikit juga. Noh kayak Evelyn diem aja dari mulu, tenang gitu nggak debat mulu,"

"Ya, itu lain lagi cerita nya. Udah ah, jangan di lanjutin ayok ke kelas sebentar lagi ujian terakhir di mulai," jawab Stevani.

Mereka pun berjalan menuju kelas, saat sampai para siswa yang lain sudah memenuhi ruangan dan bersiap untuk memulai ujian. Mr. Jeongkook menghampiri mereka berlima.

"Kalian sudah siap?"

Para puteri serempak memgangguk.

"Baiklah, kalian akan di uji terakhir karena keterlambatan kalian. Silahkan duduk di tempat yang telah di sediakan,"

"Maaf Master, apakah ujian ini akan menentukan seberapa kuat kami?" tanya Illona.

"Tentu, kalian lihat alat disana?" Mr. Jeongkook menunjuk sebuah alat berbentuk helm dengan kacamata dan kabel yang merakit helm tersebut. Kelima puteri mengalihkan pandangan ke arah yang di tunjuk oleh Mr. Jeongkook.

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang