Mereka sampai di sebuah ruangan yang terdapat banyak buku, juga sebuah meja panjang yang berisi makanan dan teh serta beberapa kursi yang memutari meja tersebut.
"Fiks! Gue masuk negeri dongeng, ini bukan kenyataan....." ucap Stevani.
"Untuk pertama kalinya gue setuju sama khalayan lo. Dari kemarin ruangan nya nggak ada yang masuk diakal. Ini sih bukan buat belajar, tapi buat pesta atau dinner," tambah Arletta.
Lalu seorang perempuan dengan riasan tipis terkesan natural, datang. Dia memakai gaun yang simpel tapi elegan, berbalut hiasan mewah dengan tema bunga mawar, sepatu hak tinggi yang senada dengan gaunnya, juga sebuah kipas diayunkan anggun oleh tangan kanan nya. Tak lupa cara berjalannya yang juga sangat anggun. Para Puteri hampir menjatuhkan rahang mereka, kecuali Evelyn yang hanya memandang dengan pandangan biasa. Walaupun tadi sempat tertegun sebentar.
"Siang ladys... Saya Mrs. Vannya, saya yang akan membimbing cara bertingkah laku seperti seorang puteri sejati," ucap perempuan cantik tersebut saat sampai di depan para puteri.
Kelima puteri masih terdiam, keempat puteri lainnya juga masih tidak berkedip.
"Siang juga miss. Ekhm!" terpaksa Evelyn yang menjawab sekalian memberikan sentakan kepada teman-teman nya.
"Eh-oh, iya miss selamat siang juga...." sadar Stevani.
Vannya tersenyum.
"Mari kita mulai pelajaran nya,"
Vannya mempersilahkan kelima puteri untuk duduk di meja, yang mereka yakini adalah meja makan. Karena mirip sekali dengan yang ada di istana mereka. Juga di tambah hidangan dan juga beberapa makanan lain di meja. Lalu kemudian ia juga duduk di kursi utama.
"Pertama, kita akan mulai dengan sopan santun di meja makan," Vannya melipat kipas nya lalu menaruh nya di samping kiri dekat dengan piring dan garpu yang ada di depannya.
"Tolong siapkan makanan nya," ucap Vannya memerintah para omega yang entah darimana tiba-tiba ada disana.
"Lah kok ada omega? Sejak kapan?" bisik Hyena kepada Evelyn. Karena ketiga temannya duduk di seberang jadi tidak bisa berbicara dengan yang lain.
"Ekhm! Saat sedang berada di meja makan, dilarang berbicara atau berbisik," tegur Vannya.
"Maaf miss," ucap Hyena.
"Pelajaran pertama, jika kalian ada di meja makan. Kalian harus fokus kesatu tujuan, yaitu makanan kalian,"
Semua puteri menghadap salad dan juga sup yang ada didepan mereka. Seperti tidak tertarik.
"Silahkan dinikmati," Vannya mengambil garpu di sebelah kiri dan juga sendok di sebelah kanan untuk memakan salad nya. Dengan badan tetap tegak, rahang yang tetap tinggi, tetapi bola mata nya menghadap kearah makanan. Para Puteri mengikuti nya.
"Ladys, pastikan badan kalian tetap tegak saat makan, karena itu adalah martabat kalian," ucap Vannya mengelap mulut nya dengan sebuah sapu tangan putih.
"Baik miss,"
"Setelah itu kita belajar meminum teh dengan menjaga keseimbangan," Vannya menyuruh para omega membersihkan semua yang ada di depan mereka. Lalu mengganti nya dengan cangkir teh. Para omega menuangkan teh ke masing-masing cangkir, lalu Vannya berdiri dan mengambil buku dari rak. Tiga buku ditaruh di kepala mereka.
"Buku ini tidak boleh jatuh saat kalian meminum teh," ucap Vaannya. Kepala semua puteri kecuali Hyena dan Evelyn berusaha menyeimbangkan buku yang ada di kepala mereka.
Buk!
Buk!
Buku yang ada di kepala Illona terjatuh. Ia mengambil buku tersebut lagi, lalu menaruh nya di kepala. Kejadian tersebut silih berganti, dari Illona, lalu buku Stevani, dan buku Arletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
pelajaran untuk para putri (Tamat)
FantasyDi dunia ini pemerintahan dibagi menjadi 5 kerajaan dan wilayah nya di bagi menjadi beberapa pulau yang di jalankan oleh para Bangsawan. Kelima kerajaan masing - masing memiliki seorang putri yang usia nya sama, begitupun dengan sifat mereka yang se...