0.4 Kedatangan Pangeran

18 1 5
                                    

Kelima puteri bungsu sekarang sudah ada di lapangan. Pelajaran mereka selanjut nya ialah memanah, tapi mereka tidak tahu dimana yang mengajar mereka.

"Dimana guru kita? Terus ini mereka semua seangkatan sama kita?" tanya Illona.

"Kayak nya iya, lihat mereka semua bangsawan Treasure, lalu masyarakat treasure, dan beberapa dari bangsawan lain yang satu kelas dengan kita," jawab Hyena.

"Ingatan lo tajam banget ya, gue aja kagak ingat siapa aja yang sekelas sama kita," ucap Stevani.

"Emmm... Permisi para puteri," seorang pemuda datang menghampiri mereka.

"Lho kak Mark? Sekolah disini juga?" ucap Arletta saat mengetahui siapa yang memanggil ia dan teman - teman nya.

"Iya yang mulia, saya ada di kelas dua,"

"Lama nggak ketemu, ternyata sekolah disini, betul-betul takdir," ucap Hyena.

"Mungkin memang ini semua takdir," lirih Mark.

"Apa kak? Kak Mark tadi bilang apa?" ucap Illona.

"Emmm... Itu kalian sudah di tunggu sama Mr. Jungkook disana, saya tadi mau menjemput kalian,"

"Oh gitu, oke... Ayok kesana,"

Mark pun menuntun mereka menuju tempat yang ia maksud. Masih di area lapangan hanya saja ada sebuah bangku dan beberapa kursi lalu seorang laki-laki yang sedang duduk di temani beberapa omega.

"Makasih kak, ngrepotin deh," ucap Arletta.

"Sama sekali nggak ngrepotin, malah saya senang bertemu dengan kalian,"

"Kak kalau ngomong sama kita jangan terlalu formal. Disini kan kita yang junior, udah biasa aja...."

"Tapi sangat tidak sopan bilah saya berbicara seperti itu,"

"Gak papa, anggap aja perintah dari kita,"

"Baik yang mulia. Kalau begitu say- aku permisi dulu," Mark begitu kaku saat berpamitan.

"Besok - besok kak Mark bisa nggak ngajak kita keliling? Kami masih belum tahu tempat ini," ucap Stevani.

"Sebenar nya bisa, jika tidak ada yang keberatan," Mark melihat ke arah Evelyn yang daritadi masih menatap nya datar. Walaupun dia tahu tersirat kebencian di mata nya.

"Tentu saja enggak, yakan Eve?" Illona menyenggol bahu Evelyn.

Evelyn cuman diam, lalu berjalan meninggalkan Mark dan yang lainnya. Menuju laki - laki yang sedang duduk.

"Maaf kak.... Kita bakal berusaha buat kalian kembali kayak dulu, kami rindu kebersamaan kita...." ucap Arletta.

"Kalian tidak usah khawatir, aku benar - benar berterima kasih. Kalian semua mau membantu ku, tapi biarkan saja... Jangan paksakan Eve, dia hanya tidak bisa menerima nya," ucap Mark sendu.

"Jangan menyerah kak! Apapun yang terjadi kita harus balik kayak dulu," ucap Hyena semangat.

"Semangat sekali kalian, kalau begitu aku permisi dulu mau ngikutin kelas...." ucap Mark.

"Silahkan senior,"

"Oh ya kak, Arletta nitip salam ke kak Jaemin... Salamin ya!" Stevani berteriak dengan kencang. Mark cuman mengangguk sambil sedikit tertawa.

"Apaan sih lo! Kak jangan di dengerin itu hoax! Bilangin ke dia nggak usah ganggu ketenangan gue!!" Arletta juga ikut berteriak sambil membungkam mulut Stevani.

"WOYY ayok, di tunggu tuh..."

Mereka semua berjalan kearah Evelyn yang sedang duduk, dengan laki - laki yang tentu sudah mereka ketahui siapa dia.

pelajaran untuk para putri (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang